"Aku tak akan bisa memaafkan diriku sendiri,jika Mikha diambil alih oleh makhluk importal itu."carlot memukul lantai kayu seraya bersimpuh,raut kesedihan tampak begitu jelas,ditambah dengan wajahnya yang menampilkan garis garis keriput,rambutnya awut awutan,sudah hampir seminggu lamanya Mikha belum juga dapat ditemukan,hanya satu keyakinan tetua desa ini yaitu di dalam hutan rimbun Alaska ini,dipercaya makhluk yang berperawakan seperti manusia nyaris sempurna,namun mereka merupakan sekelompok makhluk predator peminum darah,walaupun hanya terdapat dalam sejarah kuno maupun fiksi semata,namun sudah turunan bagi warga desa ini mempercayai kisah yang terdahulu,dan wajib meyakininya,walaupun kabarnya sudah musnah,dikalangan para makluk mitologi tersebut.
"Sudahlah bibi,kau harus sabar semua ini pasti ada jalan keluarnya,kau harus makan,Mikha tidak akan suka jika bibinya seperti ini."Asya terus mengusap punggung bibi carlot seraya bersimpuh disamping bi carlot.
"Aku tidak bisa seperti ini,tugas ku adalah menjaganya,dia pasti lemah diluar sana,aku tidak bisa membiarkan hidupnya berada ditangan para makhluk itu."bibi carlot terus saja menangis,semua tim kepolisian sudah mencari Mikha dimana pun,bahkan hingga masuk ke dalam hutan Alaska ini,namun hasilnya tetap nihil.
"Bibi,,boleh aku bertanya sesuatu makhluk apa yang bibi maksud,dari tadi bibi hanya membicarakan makhluk itu makhluk itu,sebenarnya siapa?."Asya semakin bingung oleh bi carlot,saketika ekspresi bi carlot berubah ia baru menyadari hal yang hampir ia katakan sebenarnya.
💕💕💕💕💕
Lagi lagi tempat ini asing,dekorasinya masih sama,sangat nyaman namun siapa pemilik kastil bak istana mewah ini,Mikha mengernyitkan matanya perlahan mencari sosok orang yang mungkin berada disini.
"Sudah bangun rupanya,tidurmu lama juga."suara bariton itu milik pria tampan bernama Samuel yang kini tengah duduk di pinggiran kasur.
"Sedang apa?,,kau sedang apa disini?."
Mata Mikha menelisik perlahan pergerakan dari Samuel,seolah berjaga jaga dari serangan yang mematikan seperti sebelumnya.Samuel hanya memaparkan seberit garis senyum melengkung di bibirnya tanpa menjawab pertanyaan Mikha.
"Sebenarnya kau itu siapa?."
Mikha kembali bertanya matanya menatap tajam iris mata milik samuel seolah mencari jawaban disana,sebelah tangannya meraba lehernya yang terasa begitu perih."Jawabannya tidak sulit,kau pikir siapa lagi kalau bukan_"
"Vampir!kau vampir?"
Mikha memotong pembicaraan samuel lalu tertawa,
"rasanya ini lucu sekali,aku seperti sedang bermimpi,pergi ke dunia lain,kau itu hanya mitos,legenda "
lagi lagi Mikha tertawa keras,seraya tersenyum remeh."Terserah kau saja,aku merupakan keturanan terkuat yang masih tersisa hidup berdampingan dengan manusia modern."samuel melangkahkan kakinya menuju jendela besar memaparkan hutan luas alaska.
"Makhluk aneh,,kenapa kau membawa ku ke sini."
"Makhluk?kau kira kau adalah manusia biasa?ada percampuran darah dalam tubuhmu sadarlah mikha,,itulah kenapa iris matamu berbeda."samuel menatap lurus menghadap jendela lalu berbalik menuju pintu tanpa menoleh ke arah Mikha yang hanya mematung.
"Apa yang dibicarakan pria itu,aku semakin tidak mengerti".batin mikha lalu ia menurunkan kaki jenjangnya dari ranjang menuju kamar mandi.
Suara gemericik air terdengar,di kamar mandi bernuansa klasik,Mikha memutuskan berendam air panas untuk menjernihkan pikirannya,ia masih bingung dengan pernyataan yang samuel utarakan tadi,sungguh ini benar benar membuatnya bingung.
"Sudah selesai nona?Tuan dan nyonya besar sudah menunggumu dibawah,saya akan meletakkan gaunnya disini nona."seorang wanita paruh baya yang berprofesi sebagai pelayan itu,menyambut mikha yang baru saja keluar dari kamar mandi,seraya menyodorkan gaun berwarna hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated
Fantasy"Datang."siapa yang datang? kata kata itu begitu jelas namun serak entah laki laki atau perempuan yang mengatakannya,suaranya seperti bisikan seperti hanya aku yang mendengarnya disetiap sepertiga malam mimpi itu datang lagi dan lagi memanggil nama...