Eigth

31 11 0
                                    

Neza melewati koridor dengan menundukan kepalanya. Tidak seperti biasanya yang menampilkan senyum cerianya.

Neza yakin, hari ini ia akan mendapatkan surat yang berisi pen DO-an, atau paling tidak ia akan mendapatkan sp. Ia yakin berita kemarin sudah menyebar seantero sekolah, atau bahkan luar sekolah. Karna memang ada admin lambe turah khusus murid Geminusa.

Ia bukannya takut, tidak, tidak sama sekali. Bahkan sekarang ia tak memiliki malu untuk berjalan ditengah perbincangan dirinya. Neza sudah kebal dengan semua itu.

Neza bukannya sombong, tapi memang seperti itulah kenyataannya. Ia selalu menatap kedepan, dan memikirkan resiko-resiko yang akan terjadi ketika ia mengambil tindakan, dan hasilnya tidak ada yang meleset. Semua hanya mengetahuinya tanpa mempedulikannya, semua mengetahuinya tanpa memperhatikannya, dan ia benci ketika 'semua' itu memperkenalkan pada dunia bahwa mereka adalah seorang teman.

"Kak Neezz,"

Neza menoleh pada sumber suara ketika panggilan melengking ditujukan padanya.

Hosh.. Hosh

Nafas seseorang terdengar memilukan ditelinga Neza. Neza mengernyit.

"Dafi, kok lari-larian?" tanya Neza kepada Dafi yang tengah mengatur nafasnya.

"Hehe.. Gak sengaja kak. Oh iya, btw kak Abel berangkat nggak kak?" Dafi menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. Neza menggeleng mendengar penuturan Dafi.

"Berangkat maybe? Gimana kalo kita cek ke kelas?" Dafi mengangguk antusias. Neza tersenyum tipis dan melanjutkan langkahnya diikuti Dafi.

Lantai dasar memang diperuntukan kelas X yang langsung menghadap kepada lapangan outdoor, sedangkan kelas XI dan XII berada dilantai 2 dan 3 semuanya terbagi agar tidak membingungkan.

Dan ketika akan naik undakan tangga yang pertama. Neza yang memang sedari tadi menunduk melihat lantai seraya berjalan dan tak melihat sesiapa pun yang berjalan didepannya merasakan senggolan yang cukup keras pada bagian bahu kirinya, hingga menimbulkan suara.

brakk

"Aww.. sshh"

Neza sampai terhuyung kebelakang. Untungnya ada Dafi yang sigap menahan tubuh goals Neza.

Yang menyenggol hanya memandang keduanya dengan datar dan bergantian, kemudian berlalu dengan perasaan yang bergejolak.

"Kak Neza gak papa?"

Suara Dafi menyadarkan Neza yang sedari tadi memperhatikan punggung penabraknya hingga berbelok. Neza kembali keposisi awal, sedikit merapikan seragam yang meskipun sudah rapih.

"Gak papa kok Daf, makasi yaa." ucap Neza sedikit salah tingkah dengan kejadian tadi. Dafi tersenyum simpul.

"Yuk," Neza berlalu melewati undakan tangga satu persatu, dengan Dafi yang kini disampingnya.

-

"Argghhh..."

"Kenapa harus ada yang nolong coba,"

"Cowok lagi yang nolong,"

"Cupu,"

"Pake pegang-pegang segala,"

"Tatap-tatapan lagi, argghhh."

"Gak rela pokoknya gue mah, gue aja belum pernah,'

Karrel sampe menggeleng melihat Nuran yang sedari tadi tak hentinya mengomel. Entah ia pun tak tau apa yang sedang terjadi pada Nuran.

Partner BaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang