Nine

35 9 0
                                    

Neza melenggang memasuki kelasnya. Saat memasuki kelas tiba-tiba kelas yang tadinya ribut menjadi hening.

Neza menghela nafas, dan berusaha tak menghiraukannya.

"Za," panggilan dari Rama sang ketua kelas, menghentikan langkah Neza.

Neza memandang Rama, sembari mengangkat salah satu alisnya, bermaksud menanyakan 'ada apa?'

"M-mm lo dipanggil bu Weni." Rama berbicara dengan sangat hati-hati. Ia cukup merasa kasihan pada salah satu teman dekatnya ini.

Neza mengangguk singkat dan melanjutkan langkahnya. Ia sudah menduga ini sebelumnya.
Pasalnya bu Weni itu guru bk yang terkenal killer, karna ia pun juga menyamar menjadi guru biologi.

"Nezaaa," Abel menghampiri Neza dan segera memeluknya. Hampir saja Neza terjengkang kebelakang.

Neza diam, tak membalas ataupun melepaskan. Tatapan pasang mata dikelas tertuju pada mereka berdua.

"Maafin gue.. hiks," Abel sangat merasa bersalah, saat tadi pagi Rama menginfo kan bahwa Neza dipanggil oleh bu Weni untuk menghadapnya. Sudah pasti dan sudah jelas apa yang menjadi masalah kali ini.

Siapa yang berani mengusik akan segera terdepak dari sekolah ini. Keadilan berada ditangan yang berkuasa.

Neza menggeleng.
"Bukan salah lo, Bel."

"Maafin gue, maafin gue, gak seharusnya lo nerima ini." Abel terus saja meminta maaf pada Neza. Neza jadi tak enak hati, ia melepaskan pelukan Abel.

"Gak papa Bel, itu lo ditungguin sama Dafi didepan." Neza berusaha tersenyum. Meski semua pun tak memungkiri apa yang Neza rasakan sekarang.

Neza berjalan kearah bangkunya dan menaruh tasnya diatas meja.

"Lo yang sabar, semua bakalan selesai pada waktunya." kata Nicko yang duduk tepat dibelakang Neza. Neza tersenyum tipis.

"Ayok gue temenin," suara dibelakang Neza membuat keduanya menoleh, Neza dan Nicko. Terdapat Farga yang menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"Gak usah Far, gue kesana sendiri aja." lagi lagi Neza tersenyum menutupinya. Perasaan Neza mulai tak tenang, melihat semua respon teman kelasnya.

"Lo yang sabar Nez,"

"Kalo pun lo di DO, gue bakalan nuntut sekolah ini."

"Enggak enggak, Neza paling cuma kena sp,"

"Perlu gue samperin tuh cowok kagak?"

"Tambah gedek deh gue sama kelakuannya."

"Lo jangan sedih, lo yang kuat."

"Iya Nez, gue yakin gak bakal terjadi apa-apa."

Neza tersenyum lebar menanggapi opini teman-temannya, cukup menghibur untuknya.

"Makasi ya temen-temen. Gue seneng banget, gue kira kalian bakalan ikut ngacuhin gue. Tapi tolong, kalian jangan mandang gue kasian, gue mohon banget. Karna kalian temen gue, dan gue yakin gak akan berpisah sama kalian." Jelas Neza panjang lebar. Neza cukup bersyukur dikelilingi teman-teman yang baik, yang mendukungnya tanpa pamrih.

Partner BaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang