Pertemuan_1

159 8 0
                                    

Aku adalah aku
Tak berhak orang  lain mengetahui kehidupan ku.

***

Setelah dari sekolahnya Alea bergegas pergi dengan menaiki motornya. Di tengah perjalanan Alea melihat seorang pria sedang dikeroyok oleh para preman, Alea yang melihatnya langsung mengarahkan motornya menuju para preman tersebut Alea langsung saja memberi bogeman kepada ke empat preman tersebut dengan lincahnya Alea menghajar ke empat preman dengan tangan kosong dengan gerakan kakinya Alea menendang ke empat preman sekaligus. Namun tanpa Alea ketahui di belakangnya ada seorang preman yang membawa balok ingin mengarahkan ke arah Alea.

"Awas!" Terdengar teriakan dari seorang pemuda yang ditolongnya, Alea dengan cepat menghindar sehingga balok itu tidak mengenai dirinya.

"Bangsat." Maki Alea yang langsung membabi buta memukuli ke empat preman tersebut.

"Kabur woi kabur!!!" Seru salah satu preman karena sudah tidak kuat lagi melawan Alea.

"Woi, jangan kabur lo semua!" Alea mengalihkan pandangannya ke arah pemuda yang tergeletak di aspal sambil memegangi perutnya.

"Lo gak papa?" Tanya Alea sambil mengulurkan tangannya kepada pemuda  tersebut. Pemuda itu pun meraih uluran tangan Alea, Alea membawa pemuda itu ke trotoar dan ia membuka tasnya untuk mencari kotak obat yang selalu dia bawa.

"Obatin luka lo" Ujar Alea menyerahkan kotak obat kepada pemuda itu.

Belum sempat pemuda tersebut mengucapkan terima kasih, Alea langsung pergi begitu saja berlari ke arah motornya yang terpakir di seberang jalan.

                              ******

Author POV

"Dam, nanti sore jangan lupa latihan koreo buat pensi sekolah. Soalnya lo yang ditunjuk buat nyiapin koreonya," Cowok yang bernama lengkap Dama Allarick Rivano tengah berkumpul bersama teman-temanya dikantin sambil membahas soal pensi yang bakal diadakan olehkatalah.

"Iya, gue udah siapin koreonya tinggal dilaksanakan doang," Jawab Dama.

"Nanti sore lo langsung kasih tau yang lain aja," kata salah satu teman Dama.

Dama harus pulang terlebih dahulu dikarenakan ia harus menemui salah satu temannya untuk membantu melatih grup dance yang akan tampil dalam pensi sekolahnya. Saat di perjalanan Dama tiba-tiba dihadang oleh preman-preman, Dama pun menghentikan motornya.

"Ada apa ya, bang ?" Tanya Dama was-was.

"Serahin semua apa yang lo punya, cepet!"

"Maaf anda siapa, yang saya lihat anda bukan pengemis lalu kenapa minta-minta?"

"Berani lo ngelawan kita?!" Preman teesebut memberi kode kepada teman-temannya untuk menyerang Dama.

Dengan cepat Dama menghindar dan langsung turun dari motornya ia berlari ke tempat yang lebih luas dan membiarkan motornya ditepi jalan.

Dama melawan ke empat preman tersebut ia mengerahkan semua tenaga yang ia punya untuk meninju para para preman tersebut, namun salah satu dari mereka menendang kaki Dama sehingga Dama tersungkur ke aspal saat ia mencoba beranjak bangun namun belum sempat ia bangun, perutnya sudah di injak oleh salah satu preman. Dama sampai terbatuk-batuk menahan perutnya yang terasa nyeri wajahnya sudah banyak lebam di tambah perutnya yang terasa sakit bahkan pandangannya pun mulai buram, samar-samar ia mendengarkan terikan seorang perempuan.

DAMALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang