Kepingan Masalalu_13

38 3 0
                                    


Happy Reading

Setelah Alea pulang dari kediaman ayahnya, gadis itu nampak terlihat murung bahkan saat di jalan pulang dia hanya diam. Tadi Dama mengantar Alea pergi ke rumah ayahnya namun gadis itu menolak saat ia menawarkan diri untuk ikut masuk. Alhasil sekarang Dama hanya bisa diam ia tidak tahu harus bersikap apa, sebenarnya ia ingin sekali menghibur kekasihnya itu namun Dama mengurungkan niatnya sebab ia tidak tahu apa permasalahan yang tadi sempat kekasihnya alami itu.

"Sayang, kamu gapapa?" Dama bertanya saat mereka telah sampai di parkiran apartemen milik Alea. Cowok berwajah bayi itu menangkup wajah Alea dengan tanganya.

"Aku gapapa kok" Ucap Alea. Namun Dama tidak percaya dengan pengakuan kekasihnya itu.

Dama tersenyum ia mencium pelan kening Alea "Kamu gak pandai berbohong Lea"

Alea pun melepaskan tangan Dama yang ada diwajahnya, ia justru langsung memeluk tubuh kekasihnya itu "Aku butuh kamu"  lirih Alea pelan.

"Kita masuk dulu nanti kamu boleh bicara sepuas kamu, di sini ga enak" ucap Dama sambil megelus punggung Alea pelan.

Alea mengangkat wajahnya dari dada Dama "Di dalem ada mama, nanti mama sedih"  Dama terkekeh melihat ekspresi wajah Alea, ia gemas sendiri sampai ia tidak tahan untuk tidak mencium pipi Alea.

Alea memukul Dama pelan sambil mengerucutkan bibirnya "Ish kamu mah, aku lagi sedih tau. Aku mau bicara bukan minta cium"

"Salah sendiri kamu gemasin jadi kan aku ga nahan" Ucap Dama.

"Damaaa" Jika sudah begini nampaknya Dama harus menyudahi sesi menjaili kekasihnya itu.

"Iya sayang kita bicara, di rumah aku aja ya? Sekalian aku mau ngenalin kamu sama mama papaku" Alea melepaskan pelukanya ia menatap Dama tidak percaya.

"Kamu becanda? Aku belum siap ketemu orang tua kamu, nanti kalo mereka ga suka sama aku gimana? Aku belum ganti chat warna hitam buat rambut aku Dama" Alea terkejut mendengar pernyataan Dama.

"Kamu santai aja, orang tua ku ga nilai dari penampilan aja. Aku yakin mereka bakal suka sama kamu, kamu cantik banget hari ini pasti mereka langsung jatuh hati" Dama menggenggam tangan Alea sambil berusaha meyakinkan kekasihnya itu.

"Hmm iya deh" Akhirnya Alea memutuskan untuk mengiyakan permintaan Dama, lagi pula apa salahnya ia juga ingin mengenal orang tua kekasihnya itu yang selama ini selalu menjadi tempat ia untuk berkeluh kesah.

***

Bella melangkahkan kakinya menuju kulkas yang ada di dapur apartemen yang saat ini ia tinggali. Setelah membuka kulkas ternyata tidak ada bahan makanan yang bisa ia masak, semuanya hanya makanan instan. Ia berkeinginan ingin memasakan makanan kesukaan putrinya. Setelah berpikir akhirnya Bella memilih untuk pergi ke bawah, ia akan ke mini market untuk membeli bahan makanan.

Setelah sampai di mini market Bella langsung memilih bahan bahan yang akan ia gunakan dan juga untuk stok satu minggu ke depan. Saat ia mendorong trolinya Bella tidak sengaja menabrak seorang anak kecil. Bella menghampiri anak itu karena sepertinya ia sedang kebingungan.

"Hai, maafin tante ya sayang, tadi tante ga sengaja nabrak kamu. Ada yang sakit gak?" Anak kecil itu menatap Bella dengan tatapan yang sulit di artikan namun setelah ia tersenyum lebar ke arah Bella.

"Aidan gpp kok tante, hmm Aidan boleh minta tolong gak?" Bella mengernyit bingung.

"Minta tolong apa sayang?" Tanya Bella sambil menjajarkan tubuhnya dengan anak kecil itu.

"Aidan mau coklat itu, hari ini papa Aidan ulang tahun jadi Aidan mau beli itu tapi tinggi banget tante Aidan ga nyampe" Ucap Aidan sambil mengembungkan pipinya.

Bella tersenyum ia mengelus puncak kepala Aidan, wajahnya yang sedang merajuk nampak terlihat menggemaskan di mata Bella. Namun Bella sepertinya ingat sesuatu, ia mengingat jika ia pernah mengandung, namun ingatan itu nampak masih semu di pikiran Bella.

"Jadi anak ganteng ini mau ngambil coklat ya, yaudah tante ambilin ya" Setelah Bella mengambil coklat dari salah satu rak ia memberikan coklat itu kepada anak laki-laki itu.

Aidan tersenyum senang, ia menatap Bella dengan wajah berbinar bahagia "Makasih tante, yaudah Aidan pergi dulu ya"  Belum sempat Bella mencegah anak itu tiba-tiba saja kepalanya merasa pusing ingatan-ingatan baru mulai muncul di pikiran Bella, wanita itu menggelangkan kepalanya pelan berusaha menghalau rasa pusing yang tiba-tiba menyerang nya.

"Hey,  anak papa kamu kemana aja? Papa khawatir nyariin kamu nak" Bella mengedarkan pandangannya saat ia mendengar percakapan seseorang yang berdiri tak jauh di depannya namun sayang penglihatanya masih belum jelas ia masih sedikit pusing.

Sampai akhirnya kesadarannya kembali pulih, ia dapat melihat pria yang tadi berbicara dengan anak kecil yang ia temui tadi.

"Mas Sayendra" Tubuh Bella tiba-tiba menegang melihat suaminya itu, untung saja Sayendra sudah melangkah keluar dari mini market itu. Dari lubuk hati yang paling dalam ia sangat merindukan suaminya itu. Namun untuk saat ini ini Bella belum siap untuk bertemu lagi dengan suaminya itu.

"Kamu apa kabar mas?" lirih Bella pelan.

Disisi lain Sayendra tengah menuju ke kantor nya setelah menjemput Aidan dari sekolahnya. Namun putranya itu mengajaknya untuk mampir dulu ke mini market. Entah apa yang mau dibeli oleh anak itu, Sayendra hanya bisa tersenyum saat melihat putranya itu langsung berlari ke dalam tanpa menunggu dirinya terlebih dahulu.

Sampai pada akhirnya tiba-tiba ia di kejutkan dengan pelukan putranya saat ia tengah mencari keberadaan anaknya itu.

"Selamat ulang tahun papa" Ucap Aidan sambil memeluk ayahnya. Ia menyerahkan cokelat yang tadi ia beli.

Sayendra tersenyum ia mengambil cokelat itu dan memeluk tubuh putranya "Terima kasih sayang"  Sayendra membelai lembut rambut putranya bagaimana bisa putranya itu tau jika hari ini hari ulang tahunnya bahkan dirinya saja tidak ingat.

"Hey,  anak papa kamu kemana aja? Papa khawatir nyariin kamu nak" Ucap Sayendra sambil meraih tubuh Aidan ke gendongannya.

"Pa, tadi Aidan ketemu sama tante cantik, dia tadi ya nolongin Aidan ngambilin cokelat nya" Sayendra mengernyit mendengar penuturan Aidan.

"Tante siapa nak?" Sayendra bertanya kepada putranya pasalnya putranya itu biasanya tidak akan mengingat orang asing.

"Aidan ndak tau pa, tapi tante itu cantik, matanya mirip mata kak Alea" Ucap Aidan.

"Oh ya? Tadi Aidan bilang makasih tidak?" Sayendra bertanya sambil menghapus sisa makanan yang ada dimulut putranya itu.

"Aidan tadi bilang makasih kok pa, umm pa kakak ga kangen ya sama Aidan? Aidan kangen banget sama kakak pa, kak Lea ga pernah pulang kerumah" Ucap Aidan dan langsung saja raut wajah nya berubah, tampak sekali jika anak itu sedih dan begitu merindukan kakaknya.

Sayendra hanya bisa tersenyum singkat ia tidak bisa berkata-kata untuk mengalihkan perhatian putranya di saat dirinya jauh merindukan putrinya itu. Selama ini hubungan mereka tidak sehat bahkan Sayendra lupa kapan terakhir putrinya mengucapkan dan merajuk ingin papanya segera pulang kerja atau menyuruh dia untuk membelikan sate kesukaanya.

Tbc.

Jangan lupa vote dan komen ya...
Berikan semangat untuk para penulis dengan meramaikan ceritanya..

Tertanda
@popy_mlr

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DAMALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang