"Kamu ada di apartemen?" Tanya Dama ketika Alea sudah menjawab telepon darinya.
"Iya, kenapa?" ucap Alea diseberang sana.
"Aku kesana tunggu 5 menit"
"Iya"
Klik
Telepon Dama pun terputus, Dama dengan segera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menuju ke apartemen Alea. Melihat langit yang sebentar lagi akan turun hujan membuat Dama kepikiran tentang Alea. Fakta tentang Alea tang takut dengan hujan tentu saja membuat Dama khawatir jika akan turun hujan.
Dama menekan bel apartemen Alea setelah ia sampai disana dan tak lupa ia membawa beberapa makanan instan juga cemilan untuk Alea. Saat pintu apartemennya terbuka Dama dapat melihat Alea yang tengah menggunakan celana pemdek dan juga kaos yang membungkus tubuhnya.
"Cepet banget datengnya" ujar Alea sambil melangkah menuju Dama yang tengah duduk di sofa.
"Kamu udah makan belum?" tanya Dama saat Alea sudah duduk disampinya.
"Belum, ini lagi mau pesen makan" Jawab Alea.
"Aku bikinin makanan mau?" Tanya Dama yang melihat beberapa makanan instan yang tadi ia bawa.
"Boleh" mendengar jawaban Alea, Dama langsung melangkah menuju dapur cewek itu ia mengeluarkan semua belanjaan yang tadi ia beli sebelum datang ke apartemen Alea.
"Emangnya kamu bisa masak?" Tanya Alea yang tengah duduk dimeja bar sambil memperhatikan Dama yang sedang berkutat dengan kegiatan memasaknya.
"Bisa dikit-dikit" Alea melangkah pelan menuju Dama dan setelah sampai dibelakang cowok itu Alea melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Dama memeluknya sambil menempelkan pipinya ke punggung cowok dengan wajah bayi itu.
"Ternyata aku ga salah pilih cowok" Ucap Alea pelan.
"Udah pake aku-kamuan nih sekarang" Dama terkekeh saat tangan Alea mencubit pelan perutnya.
"Ngerusak suasana" cibir Alea yang hendak melepaskan tangannya dari pinggang Dama namun tertahan oleh Dama.
"Ngapain dilepas kalo lebih nyaman kek gini" Sambil mengeratkan pelukan tangannya dan Alea yang mendengar ucapan langsung menerbitkan senyum diwajah cantik miliknya."Kamu itu cowok ternyebelin yang udah aku kenal"
"Tapi sayang kan?"
"Banget"
Dama membalikan tubuhnya sehingga saat ini mereka tengah berhadapan dengan tangan Alea yang masih setia bertengger manis dipinggang Dama. Tangan Dama terangkat membelai pelan wajah Alea, tatapanya terhenti saat ia melihat bibir merah muda Alea, tangannya ia selipkan dibalik rambut dengan ibu jari yang mengusap pelan bibir ranum milik Alea. Tatapan Dama teralih ke arah mata Alea yang tengah menatapnya sebelum ia kembali mengusap pelan bibir Alea kembali.
"Boleh?" Dama tidak bisa menahan lagi gejolak yang ada didirinya untuk tidak mencicipi bibir manis itu dengan ragu Alea menganggukan kepalanya pertanda ia mengizinkan Dama menciumnya.
Mata Alea terpejam saat merasakan bibir Dama yang menempel dibibirnya, awalnya haya menempel namun setelahnya Dama mulai menghisap bibir bawah Alea, Dama melangkah membawa Alea duduk dimeja bar. Dama melepas sebentar sebelum bibirnya kembali bertautan dengan bibir Alea bahkan Dama mulai mendesak bibirnya untuk masuk kedalam mulut Alea. Alea pun reflek membuka mulutnya saat Dama menggigit pelan bibirnya, ciuman mereka membuat tubuh Alea memanas ia bahkan mengalungkan tangannya ke leher Dama. Saat Dama merasakan Alea yang kesusahan bernfas Dama langsung melepaskan ciuman mereka, dapat Dama lihat nafas Alea terngengah dan juga bibirnya yang sedikit membengkak. Dama tersenyum dan mengusap pelan bibir Alea pelan.
"your mine babe" bisik Dama pelan sambil menyibak rambut Ale kebelakang, sebelum menyudahi aksinya Dama menunduk dan mengecup pelan leher Alea.
Setelahnya Dama kembali melanjutkan kegiatan memasaknya dan meninggalkan Alea yang tengah menatapnya bingung. Alea meraba bibirnya dan tersenyum tipis mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.
***
"Kamu kenapa liatin aku kayak gitu" Alea yang merasa diperhatikan insten oleh Dama merasa sedikit malu. Sedangkan Dama yang mendengar pertanyaan Alea tersenyum tipis sambil menyelipkan anak rambut yang menghalangi wajah cantiknya.
"Ihhh Dama udah, jangan liatin aku terus" Dama terkekeh melihat Alea yang merengek di depannya, manis sekali jarang-jarang Alea merengek seperti ini biasanya dia akan kelihatan tegas dan pemberani.
"Pelan- pelan makanya Ale, aku gak minta kok" Alea meringis mendengar perkataan Dama sambil tersenyum melihatkan deretan gigi putihnya. "Aku laper banget tau" Alea kembali memasukan garpu yang sudah penuh gulungan mie yang membuat pipinya penuh dan semakin terlihat menggemaskan.
"Makasih ya, kamu udah ada buat aku. Ternyata kamu yang selama ini disembunyiin dari tuhan buat jaga aku" Alea menghentikan kegiatan makannya dan beralih menatap Dama. "Kamu tahu, hidup aku selama ini jauh dari kata baik, aku gak tau ini terjadi dengan sendirinya kehidupan aku berputar 360° dari yang dulu aku jalani. Saat aku kecil aku gak pernah nakal aku selalu dengerin omongan papa mama, tapi semua itu berubah sejak mama aku sakit dan papa ku yang ketahuan selingkuh di belakang mama ku" Dama memeluk Alea saat melihat Alea menangis dan tangisnya pecah saat berada dipelukan Dama. Tangisan yang begitu pilu, tangisan yang selama ini ia tahan sendiri.
"Husstt, kamu gak perlu khawatir saat ini, aku janji bakal ada disamping kamu" Dama mengurai pelukan mereka dan memegang bahu Alea yang terlihat rapuh pada malam itu.
"Kamu liat aku, sekarang kamu nggak sendiri ada aku yang bakal jadi tempat bersandar buat kamu" Alea kembali memeluk Dama dan menenggelamkan kepalanya pada caruk leher Dama, sedangkan cowok berwajah bayi itu juga memeluk Alea tak kalah erat. Biarlah malam ini Alea sedikit meringankan beban dengan Dama yang disampingnya semuanya terasa ringan."Kamu tidur ya, besok harus sekolah" Alea menggeleng dibalik leher Dama ia justru semakin mengeratkan pelukannya. " Mau nonton" Dama menaikkan alisnya bingung sebelum Alea melanjutkan perkataannya "nonton sama kamu, tapi disini aja".
Setelah Alea mengatakan keinginannya sampailah mereka saat ini tengah duduk didepan layar tipis berwarna hitam yang menampilkan film horor. Posisi mereka yang saat ini Alea tengah tiduran dengan menjadikan paha Dama seabagi bantalan kepalanya dengan selimut yang menutupi tubuhnya yang Dama siapkan untuknya. Tak jauh dari Alea Dama mengusap pelan rambut Alea dan sesekali menutup mulut Alea saat gadis itu menguap.
Sudah tiga puluh menit mereka menonton dan Dama dapat merasakan hembusan nafas Alea yang sudah teratur lalu dengan pelan ia mengangkat kepala Alea dan menggendong gadis itu dengan gaya bridal style lalu membawanya ke kamar. Cowok dengan baju bergambar centang putih itu merebahkan Alea ke kasurnya dan menyelimuti tubuhnya sampai sebatas dagu.
"Tidur yang nyenyak" bisik Dama pelan dan setelahnya ia meninggalkan kamar Alea setelah mencium keningnya lembut.
Tbc.
Hay..hayyy Alea comback nih
Pendapat kalian tentang cerita DAMALEA, ayo coret" dibawah ya say..Thank you
@popy_mlr
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMALEA
Teen FictionAlea Perveen Sayendra gadis penuh misteri yang membuat seorang Dama Allarick Rivano penasaran akan kehidupannya.Kehidupan Alea tidak seperti kehidupan seorang gadis pada umumnya,hidupnya penuh dengan ancaman yang kapan saja bisa menghampirinya tanpa...