Biola_7

82 4 0
                                    


Saat ini Alea tengah berada disalah satu cafe. Bukan karena untuk makan tapi untuk bekerja. Selain ia ikut balapan ia juga bekerja di cafe sebagai pengisi acara. Dengan mengandalkan kemampuan bermain biolanya Alea setiap malam selalu tampil di cafe itu.

"Lea, lo udah ditungguin noh sama penggemar lo" Ujar salah satu teman Alea yang juga bekerja di cafe tersebut.

"Bilangin sama bos, gue mau ketemu dia" Sahut Alea sambil berlalu meninggalkan Mika temannya itu.

Alea menaiki panggung yang biasa ia gunakan untuk tampil, nampak beberapa orang sudah menunggu kedatangannya dilihat dari sebagian orang itu langsung terfokus ke Alea. Malam ini Alea nampak begitu cantik dengan menggunakan dress berwarna peace dan juga sepatu heels 5 cm berwarna senada. Rambutnya ia kepang dibagikan sisi dan ia ikat kebelakang. Alea merubah penampilan saat berkerja di cafe karena tuntutan pekerjaannya itu.

Alea sudah memetikan tongkat biola, suara merdu yang berasal dari biola nampak terdengar. Hati Alea sedikit nyeri saat memainkan biola kenangan bersama Bella mamanya, nampak mengalun indah layaknya sebuah film. Setelah selesai membawakan lagu Alea segera mengakhiri permainannya.

Prok..prok..

Semua pengunjung mengalihkan pandangannya kepada pemuda yang duduk dipojok tengah berdiri dan bertepuk tangan. Alea yang melihat Dama sempat terkejut namun ia segera menetralkan wajahnya sehingga ia nampak biasa saja.

****

"Eits...lo mau kemana?" Tanya Dama sambil menarik tangan Alea.

Setelah selesai makan Dama memutuskan untuk menunggu Alea terlebih dulu. Entahlah Dama merasa sangat penasaran dengan kehidupan cewek yang memiliki rambut kecoklatan itu.

"CK, bisa gak sih lo gak usah kepo sama hidup gue" Jawab Alea sambil melepaskan cekalan Dama.

"Idih, pd banget lo, siapa juga yang mau kepo sama lo. Gue cuma mau ngajak lo jalan aja hari ini. Pas banget hari ini kan malming" Ujar Dama menyandarkan badanya di pintu cafe sambil memandang menggoda ke arah Alea.

"Gue sibuk" Sahut Alea.

"Tapi sayangnya gue gak nerima penolakan tuh. Gue tau lo jomblo gak ada yang ngapelin"

Alea memandang sinis ke arah Dama sedangkan yang dipandang hanya menunjukkan wajah tak berdosanya itu.

*****

"Lo ngapain ngajak gue ke pasar malem, lo pikir gue bocah?" Tanya Alea saat mereka sudah sampai di mana Dama mengajaknya pergi.

"Gini nih hidup lo suram  jadi gak tau serunya main kesini" Sahut Dama.

"Bangsat" maki Alea pelan namun masih bisa didengar oleh Dama.

"Gue gak suka lo ngomong kasar kayak gitu" Dama yang mendengar perkataan Alea Langsung menyentil pelan bibir Alea.

"Ish, tangan lo bau tau"

"Udah ya gak usah banyak omong, mending sekarang masuk"

Dama dengan santainya melangkah ke dalam area pasar malam dengan menggandeng tangan Alea yang ia masukan ke dalam saku Hoodie miliknya.

"Gue gandeng biar kayak orang pacaran beneran" ucap Dama.

Tanpa Dama sadari jantung Alea berdetak lebih kencang dari pada sebelumnya saat Dama menggenggam tangannya.

"Nih gue beliin gulali buat lo, biar tambah manis" Ujar Dama sambil memberikan gulali kepada Alea.

Setelah selesai berjalan-jalan mengelilingi pasar malam Alea langsung mengajak Dama untuk langsung pulang pasalnya ia merasa tubuhnya sedikit panas dan merasa gatal di bagian tubuhnya.

"Ngapain kesini, bukanya lo tinggal di gedung tua yang waktu itu kan" Ucap Dama yang menyadari jika dirinya mengantar Alea ke sebuah apartemen bukan gedung tua yang waktu itu.

"Gak, gue udah pindah" Ucap Alea seadanya.

"Lo disini sendirian?"

"Ya"

"Eh tunggu kok leher sama muka Lo merah-merah si"

Alea yang mendengar penuturan Dama pun langsung memegang leher dan pipinya. Ia teringat tadi siang jika ia makan udang tanpa disengaja, Alea kira tidak akan berpengaruh karena ia hanya memakannya sedikit.

"Gue beli salep dulu buat lo ya, kayaknya udah parah banget" Dama yang melihat wajah Lea semakin merah pun langsung berlari menuju lantai bawah guna membeli obat buat Alea.

###

"Obatin dulu gih, nih gue udah beli salepnya" Kata Dama saat mereka sudah diapartemen milik Alea.

Alea pun mengambil salep yang dibelikan Dama, namun saat ingin mengoleskan ke leher bagian belakang ia nampak kesusahan. Dama yang melihatnya langsung mengambil salep yang ada ditangan Alea dan mengoleskan dibagian leher dengan cara menyibak rambut Alea. Entah dorongan dari mana Dama dengan berani mengecup leher Alea, sedangkan Alea yang merasakan lehernya dicium oleh Dama matanya terbelalak bahkan ia meremas bantal sofa yang ada digenggamanya saat ciuman basah dari Dama merambat sampai dibelakang telinganya.

"Ssstt" desis Alea saat merasakan tubuhnya memanas akibat ulah Dama. Sedangkan Dama yang mendengar desisan Alea pun langsung menghentikan aksinya sebelum ia bertindak lebih jauh.

Dama dapat mendengar deru nafas Alea yang terlihat memburu. Dama tidak menyangka hasrat gilanya bisa meledak dengan melihat leher Alea saat pertama ia menyibak rambut Alea pandangan Dama langsung tertuju kepada leher putih milik Alea yang sekarang sudah dipenuhi tanda merah akibat ulahnya.

"Maaf, gue gak sengaja" Lirih Dama.

Alea pun membalikan badannya menghadap Dama, ia dapat melihat tatapan bersalah dari sorot mata Dama. Belum sempat ia membalas perkataan Dama, namun Dama terlebih dulu melanjutkan perkataannya.

"Gue gak tau kenapa gue bisa segila ini ke lo, percaya atau enggak gue ngerasa gue tertarik sama lo jauh dari rasa penasaran. Intinya gue pengen masuk ke kehidupan lo bahkan jika lo nolak gue akan tetap berusaha masuk"

"Lo sendiri yang udah mutusin buat masuk ke kehidupan gue tapi lo harus tau gue gak akan ngebiarin lo pergi setelah lo bisa masuk ke kehidupan gue" setelah mengatakan itu Alea berdiri dari duduknya menuju balkon yang ada tepat disamping sofa yang mereka duduki.

Dama menghampiri Alea yang saat ini berdiri dengan tangan yang berpegangan pada pembatas besi. Ia menempatkan diri di samping Alea.

"Apa dengan perkataan lo barusan, lo udah ngebolehin gue masuk ke kehidupan lo?" Tanya Dama.

"Lo harus tau, gue punya banyak masalah yang bahkan gue sendiri pun gak tau ngehadapin nya gimana" ujar Alea dengan tatapan yang masih mengarah ke depan.

"Lo gak perlu takut lagi tentang itu, lo udah jadi bagian dari hidup gue maka tanpa diminta pun masalah lo akan jadi masalah gue" Dama memegang bahu Alea agar bisa menghadap kearahnya dengan satu tarikan Alea sudah berada didalam dekapan seorang Dama cowok dengan wajah bayi yang ia miliki.

"Gue akan selalu ada buat lo" bisik Dama tepat disamping telinga Alea.

Tbc

Hayyyy...Dama is back😘
Gimana kangen gak??
Ayo jangan lupa vote dan komen ya.

DAMALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang