Saat Dama terbangun ia sudah tidak menemukan Alea berada di sampingnya. Bahkan ia sudah mencari di seluruh kamar namun nihil Alea tetap tidak ada. Langkahnya terhenti saat matanya tak sengaja melihat selembar kertas yang berada di atas nakas.Terimakasih sudah membantu hari ini. Jangan khawatir gue baik-baik saja.
Alea.
Kira-kira seperti itulah isi not yang ditinggalkan Alea. Dama menghembuskan nafasnya pelan setidaknya Alea baik-baik saja. Pikirnya.
*****
Alea sudah berada di gedung tua tempat ia tinggal. Ia perlu mengambil barangnya, maka dari itu Alea memutuskan untuk kembali sebentar sebelum ia menemui seseorang yang sangat ia rindukan.
"Alea" Panggil Mis. Miranda.
Alea yang mendengar suara Mis.Miranda pun menolehkan kepalanya kebelakang. Ia dapat melihat Mis. Miranda tengah berdiri diambang pintu.
"Kamu tidak kenapa-kenapa kan?" Tanya Mis. Miranda. Pasalnya ia tidak melihat Alea di tempat persembunyian mereka yang lain, saat tadi ada yang memberi tahunya jika Alea sudah kembali ia langsung bergegas menemui Alea. Ia khawatir jika terjadi sesuatu dengan Alea.
"Saya tidak kenapa-kenapa kok mis" Jawab Alea.
"Syukurlah kalau kamu baik-baik saja, aku lega mendengarnya. Kemarin kamu kemana? Kenapa kau tidak ikut bersama kami?"
"Maafkan aku sudah membuatmu khawatir. Kemarin aku pergi bersama temanku saat kejadian itu"
"Sudah tidak papa yang terpenting kamu sekarang baik-baik saja"
"Kalau begitu aku pergi dulu, ingat jaga dirimu baik-baik" Sambung Mis. Miranda sambil ia melangkah menjauh dari ruangan itu.
Alea memperhatikan punggung Mis. Miranda yang kian menjauh dari pandangannya. Entahlah setiap kali ia melihat Mis. Miranda ia selalu teringat dengan seseorang yang sangat ia sayangi.
****
"Siapa kamu?! Pergi, jangan pernah menampakkan wajahmu di depan ku lagi!"
"Ma, tenanglah ini Alea anak mama...hiks.."
Alea tidak bisa lagi menahan air matanya untuk tidak keluar. Melihat keadaan mamanya membuat hati Alea terasa teriris. Selalu seperti ini jika Alea menemui mamanya.
"Kamu bukan anak ku, aku tidak punya anak!" Teriak wanita yang tadi di panggil mama oleh Alea.
"Mama, ini Lea anak mama. Kumohon jangan seperti ini ma..hiks..hiks Alea kangen sama mama" Lirih Alea sambil berusaha menenangkan mamanya yang tengah mengamuk. Bahkan tak segan-segan kini mamanya menarik rambut Alea dengan kasar.
"Pergi kamu dari sini!, Jangan pernah perlihatkan kembali wajahmu itu. Aku benci padamu, sangat benci!. Arghhhh" Mama Alea semakin liar bahkan ia mencekik leher Alea dengan kuat.
"Ma lepas, mama nya..kitin...Lea" Ucap Alea dengan nafas tersenggal.
Tak berselang lama dokter dan juga suster memasuki ruangan. Mereka membantu melepaskan tangan mama Alea yang mencekik lehernya kuat.
"Mbak Lea sebaiknya tunggu di luar, keadaan nyonya Bella sedang terguncang saat ini" Ujar dokter Firman yang selama ini mengurus mamanya.
Alea dengan berat hati meninggalkan mamanya yang sedang ditangani oleh dokter Firman. Langkah Alea terhenti pada sebuah bangku yang ada di taman.
Hiks..hiks..
Tangis Alea kembali pecah mengingat mamanya yang selalu terguncang saat melihat dirinya.
"Hiks..kenapa mama seperti ini, Lea kangen mama" Lirih Alea disela-sela tangisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMALEA
Teen FictionAlea Perveen Sayendra gadis penuh misteri yang membuat seorang Dama Allarick Rivano penasaran akan kehidupannya.Kehidupan Alea tidak seperti kehidupan seorang gadis pada umumnya,hidupnya penuh dengan ancaman yang kapan saja bisa menghampirinya tanpa...