Titik Harapan_10

60 4 0
                                    

Instagram @heypopy_

Happy Reading



Diruangan yang berchat putih itu terdapat dua orang yang berjenis kelamin berbeda itu tengah duduk disebuah sofa yang ada diruangan itu. Pandangan mereka terjatuh kepada seorang wanita paruh baya yang tengah tidur dalam lelapnya. Mereka adalah Alea dan Dama, setelah pulang dari sekolah Alea mengajak Dama untuk mengunjungi mamanya.

Alea ingin beranjak dari sana saat ia melihat mamanya yang ingin membuka mata, bukan ia tidak mau bertemu mamanya namun Alea takut mamanya akan histeris saat melihatnya. Namun langkahnya terhenti saat Dama menahan lengannya dari pandanganya seolah ia berkata agar Alea tetap tinggal. Gadis dengan rambut kecoklatan itu menuruti arahan Dama ia kembali duduk namun ia tidak berani menatap mamanya Alea menundukan kepalanya. Dapat Alea lihat Dama bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Bella, mama Alea.

"Halo tante" Dama menghampiri Bella yang menatapnya bingung.

"Siapa kamu?"

"Perkenalkan nama saya Dama tante, saya temannya anak tante" Dama berusaha menarik perhatian Bella sambil terus mengajaknya berbicara, sampai pada akhirnya Alea menepuk pelan bahu Dama ia menggelengkan kepalanya. Usaha Dama untuk berbicara dengan Bella nampak tidak akan membuahkan hasil pikir Alea. Sejak Dama membalas pertanyaan Bella wanita itu kembali terdiam menatap sudut ruangan dengan pandangan kosong.

"Tante Bella tau nggak kalo sekarang anak tante udah pinter main biolanya loh, saya aja ketagihan pengen denger anak tante main biola lagi. Tante hebat bisa ngajarin sampe dia jago banget mainya" Bella menoleh kearah Dama dengan pandangan sendu. Sedangkan Alea yang melihatnya nampak menahan tangis.

"Biola? Anak?"

"Iya tante, tante Bella itu punya anak namanya Alea dia cantik banget kayak tante. Dia temen sekolah saya  eh sekarang udah jadi pacar saya tante" Dama sedikit terkekeh "Tante pasti kangen banget kan sama anak tante"

"Saya gak punya anak, anak saya sudah meninggal" Bella berucap pelan sambil mengusap air matanya yang terjatuh.

"Tante Bella masih punya anak, saya punya fotonya" Dama merogoh saku seragam putihnya ia melihatkan sebuah foto dimana Bella tengah menuntun seorang gadis kecil, dia adalah Alea 15 tahun yang lalu.

Bella mengangkat tangannya sedikit gemetar sambil berusaha meraih foto itu. Alea hanya memperhatikan semua gerak gerik mamanya ia tidak berani berucap ataupun menampakan wajahnya ia tidak mau mengganggu mamanya.

"Ini anak saya?" Bella bertanya kepada Dama dan Dama membalasnya dengan anggukan pertanda ia membenarkan pertanyaan Bella.

"Anak saya perempuan, siapa nama nya?" Bella melihat foto tersebut dengan berlinang air mata tangannya yang gemetar mengelus permukaan foto tersebut.

"Alea nama anak tante Alea" Jawab Dama sambil memperhatikan Bella.

"Lalu dimana dia, apa dia masih hidup?" Bella tidak melepaskan pandanganya sedikit pun dari foto itu.

"Dia masih ada tante, anak tante tumbuh menjadi anak yang sangat cantik"

"Lalu dimana sekarang dia" Bella meraih tangan Dama sambil mecengkram kuat seakan ia tidak sabar mendengar jawaban Dama.

"Dia ada disini, disamping tante" Bella menolehkan kepalanya kesamping dan dia melihat seorang gadis yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Anak ku" ucap Bella pelan ia meraih tangan Alea lembut setelahnya ia memeluk erat gadis cantik itu. Alea tidak mampun menahan tangisnya, air matanya tumpah saat berada dipelukan mamanya ia memeluk Bella erat seakan takut jika ia lepaskan Bella akan hilang dari hadapanya.

"Alea kangen ma" lirih Alea. Mereka berpelukan cukup lama sampai Bella mengurai pelukan mereka ada rasa tidak rela saat ia mengurai pelukan dengan anaknya namun Bella ingin melihat lebih detail wajah anaknya.

"Kamu anak saya?" Tanya Bella yang merangkum wajah Alea lembut.

"Iya, Alea anak mama, jangan lupain Alea lagi ma" Alea menjawab dengan sesegukan.

"Mana mungkin mama lupain Alea, Alea kan anak mama"  Alea mengangguk sebelum ia kembali memeluk mamanya erat. Sedangkan Dama cowok berwajah bayi itu tersenyum melihat interaksi antara ibu dan anak yang ada didepanya itu.
Ia bahagia melihat orang yang ia cintai tersenyum bahagia seperti sekarang.

***

"Mama makan dulu ya, Alea suapin" Bella mengangguk ia tersenyum melihat anaknya sekarang ada disini.

"Kamu udah besar sayang, kamu cantik wajah kamu mirip papa" gerakan tangan Alea mengaduk bubur yang ada ditanganya terhenti, ia menatap mamanya seakan bertanya apakah mamanya tidak apa membicarakan papanya.

"Mama gapapa, kabar papa kamu gimana?"

"Papa baik"

"Syukurlah, mama seneng dengernya"

"Yaudah mama istirahat ya sekarang"

"Oh ya, Dama itu pacar kamu?"

"Hmm iya ma, ga papa kan Alea pacaran"

"Mama setuju kamu sama Dama dia anak yang baik dan juga tampan"

"Ish mama apaan si" Bella tersenyum sambil mengelus rambut Alea yang tengah menahan malu akibat ucapannya tadi.

***

Setelah mamanya istirahat Alea segera menyusul Dama yang tengah makan di kantin rumah sakit. Ia dapat melihat Dama yang tengah duduk di sudut kantin itu.

"Dam" Dama menegakan kepalanya melihat Alea yang ada didepanya.

"Mama kamu udah istirahat?" Alea menganggukan kepalanya mendengar pertanyaan Dama.

"Makasih ya berkat kamu kondisi mamaku sudah membaik, kamu tau kan sudah lama banget aku menantikan hari ini" Dama tersenyum ia menggenggam tangan Alea.

"Kalo kamu seneng aku lebih seneng, kamu harus inget aku akan selalu ada buat kamu" Dama tersenyum hangat dan Alea merasa saat ini kebahagiaan yang sesungguhnya ia tidak menyangka jika Dama lah kebahagiaan yang selama ini dia cari.

"Aku mencintaimu" Akhirnya Alea mengucapkan kata itu, ya... dia sudah memilih jika ia akan mencintai Dama Allarick Rivano.

"Kamu tahu itu kata termanis yang pernah kamu ucapin" Dama terkekeh saat Alea menarik tangannya kasar ia kembali mengambil tangan Alea dan menggenggamnya seperti tadi. Dama memajukan tubuhnya melihat Alea kesal mungkin akan menjadi hobi baru Dama nyatanya Alea terlihat menggemaskan dimata Dama.

"Aku juga cinta kamu, sebenarnya aku pengen balas lebih mungkin sebuah ciuman akan lebih bermakna jika kamu mengatakan tidak ditempat ramai seperti ini" Alea melototkan matanya tidak habis pikir dengan Dama dia selalu frontal saat bicara.

"Emang ga ada akhlak mulutnya" Alea menepuk pelan bibir tipis itu Dama tersenyum, seperti biasa senyum bayi yang selalu meredam kekesalan Alea. Alea bingung mungkin ia sudah jadi bucinya Dama, dasar cowo bayi. Batin Alea.

"Kamu yang buat aku kaya gini" Alea mengerutkan keningnya.

"Aku? Kamu itu yang pikirannya mesum" Alea melempar tisu ke arah Dama.

"Aku ga pernah mesum, emang kamu pernah aku mesumin?" Alea mendelik kesal kearah Dama.

"Terserah gue kesel sama lo"

"Udah enggak aku kamu nih, kok manisnya cuma sebentar kamu kembali seperti dulu lagi. Enggak gemasin lagi" Alea ngeri mendengar perkataan Dama ini beneran Dama?  Kok jijik si.

"Ini beneran kamu, kamu kesurupan apa? Ish aku horor dengernya" Dama tertawa melihat Alea saat ini, hari ini sepertinya Dama puas bermain-main dengan Alea.

Tbc.

Haiiii DAMALEA update nih kasih bintang dan juga komen ya...

Thank you

Tertanda

popy_mlr

DAMALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang