Alea menutup matanya bukan karena mendengar suara tembakan namun saat Dama menariknya turun kebawah dari lantai tiga gedung itu.
Tepat saat melihat segerombolan orang tadi melepaskan pelurunya, Dama langsung menarik Alea ikut bersamanya turun kebawah. Dama memposisikan dirinya berada dibawah sedangkan Alea berada di atasnya saat tubuh mereka terjatuh ke tanah setidaknya Alea tidak merasakan sakit.Dama dapat merasakan tangan Alea mencengkeram seragam bagian depannya.
"Buka mata lo" Bisik Dama ditelinga Alea.
Alea pun membuka matanya, ia terkejut saat menyadari dirinya berada diatas tubuh Dama. Dengan segera Alea bangkit dari tubuh Dama.
"Ale disini udah gak aman lagi buat lo, lebih baik kita pergi dari sini sekarang" Ujar Dama.
Tanpa mendengar ucapan Alea, Dama langsung saja menarik pergelangan Alea dan berlari mencari jalan keluar dari sana. Dapat dilihat Alea tersenyum di sela-sela saat mereka berlari berdua.
"Sebentar gue telfon temen dulu buat kesini nganterin motor" Ujar Dama yang terlihat masih panik.
Alea tersenyum saat melihat wajah Dama yang terlihat khawatir kepadanya. Tangannya tanpa sadar terulur membersihkan keringat yang ada diwajah Dama. Sedangkan Dama tersentak kaget saat merasakan tangan mungil Alea menyentuh wajahnya. Dama menyentuh tangan Alea yang berada diwajahnya, ia menatap dalam Alea.
"Lo gak papa kan?" Tanya Dama.
"Gue gak papa kok" Jawab Alea sembari tersenyum.
"Sebenarnya mereka siapa sih?"
"Meskipun lo udah gue ijinin buat tau sedikit tentang gue, lo gak ada hak buat tau semua tentang kehidupan gue" Alea menarik tangannya dari Dama dan memasukkan tangannya ke kantong hoodie yang sempat Dama pasangkan ditubuhnya.
Dama hanya menghembuskan nafasnya, satu hal yang tidak bisa Dama tebak tentang Alea yaitu sifatnya. Entahlah menurutnya Alea itu seperti bunglon mudah berubah.
Dan setiap Dama ingin tahu tentang kehidupannya Alea seakan bungkam ia tidak membiarkan orang lain tahu tentang kehidupannya.Selang beberapa menit terlihat ada seseorang yang berhenti tepat di depan mereka. Alea menebaknya mungkin itu teman yang sempat tadi Dama telfon.
"Nyusahin orang tau gak" Ujar Agus,teman Dama.
"Perhitungan banget lo sama temen biasanya juga lo minta bantuan sama gue" Jawab Dama.
"Aelah gue canda nyet, baperan banget"
"Eh lo disini ngapain, tunggu-tunggu lo kok sama cewek blonde itu sih" sambung Agus yang melihat Alea berdiri disamping Dama dan melihat kearahnya datar.
"CK, gak usah banyak tanya deh mending lo sekarang ambil tuh motor gue" Ujar Dama sambil mendorong Agus untuk pergi.
"Lo utang cerita sama gue" Teriak Agus yang sudah beranjak pergi.
****
"Ini rumah siapa?" Tanya Alea saat mereka berhenti dirumah berlantai dua itu.
"Ini rumah gue" Jawab Dama.
"Lhah ngapain kita ke rumah lo?"
"Ini tuh udah malem Ale, lo nginep dirumah gue aja ya"
"Lo sinting?, Gue yakin di dalem ada orang tua lo kan. Lo mau kalo gue dikira cewek gak bener sama mereka"
"Maksut gue tuh gak gitu, kan gak mungkin kalo lo kembali ke gedung tua itu lagi. Gue gak tenang kalo ninggalin lo sendirian"
"Kalo untuk tinggal semalem doang mah gue bisa cari tempat kok jadi Lo gak usah repot-repot"
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMALEA
Teen FictionAlea Perveen Sayendra gadis penuh misteri yang membuat seorang Dama Allarick Rivano penasaran akan kehidupannya.Kehidupan Alea tidak seperti kehidupan seorang gadis pada umumnya,hidupnya penuh dengan ancaman yang kapan saja bisa menghampirinya tanpa...