Setelah kejadian kemarin saat Dama mengikuti Alea diam-diam,Alea sama sekali tidak melirik nya bahkan saat pelajaran pun Alea nampak tidak menghiraukan.Saat bel istirahat berbunyi Alea langsung saja bangkit dari kursinya,Dama yang melihatnya mendengus kesal.Akhirnya Dama memutuskan untuk ke kantin bersama teman-temannya.
Saat perjalan menuju kantin mata Dama tak sengaja melihat Alea yang pergi menuju ke gudang belakang sekolah.Dama memutuskan untuk mengikuti Alea ia hendak menjelaskan kejadian kemarin kepada Alea.
"Ehm" Dama dengan sengaja membuat batuk dibuat-buat,sontak saja Alea mengalihkan pandangannya.Saat mengetahui itu adalah Dama,Alea segera bangkit hendak pergi.Namun tangannya dicekal oleh Dama terlebih dahulu.
"Ale tunggu gue mau bicara"
"Lo mau minta maaf?" Tebak Alea.
"Gak tuh,gue gak mau minta maaf sama lo,buat apa gue minta maaf orang gue gak salah"Dama terlihat santai menjawab pertanyaan Alea.Ia mendudukan dirinya di meja yang tadi sempat diduduki oleh Alea.
"Gue cuma mau bilang sama lo,setau gue anak sekolah gak boleh tuh ikut balapan liar kek gitu,kalo sekolah tau kira-kira apa ya yang bakal terjadi sama lo.Gue gak yakin kalo Lo masih bisa bertahan di sini lebih lama lagi"Alea yang mendengar ucapan Dama nampak mengepalkan tangannya.
"Mau Lo apa?!"tanya Alea sambil berjalan ke arah Dama.Alea mendekatkan tubuhnya ke Dama tidak di sangka-sangka Alea mendorong tubuh Dama hingga punggungnya terbentur dinding yang ada dibelakangnya.Alea mengurung Dama dengan meletakkan kedua tangannya di kedua sisi Dama.Salah satu kakinya ia naikan kemeja dengan lututnya yang ia pakai sebagai tumpuan.
Dari jarak yang sedekat ini Alea dapat melihat bentuk wajah Dama dengan jelas.Alea tiba-tiba saja terpaku, ia mengamati wajah Dama dengan intens, wajah baby face milik Dama begitu menggemaskan Dimata Alea.Alea tersadar saat ia merasakan pinggangnya diremas pelan oleh Dama.
"Gue tau gue ganteng tapi gak usah kek gitu juga liatnya"ucap Dama sambil menunjukan senyuman bayi khasnya.
Dama menyeringai."Lo tadi tanya kan mau gue apa"
Dama memajukan tubuhnya. "Gue mau lo jadi pacar gue" Bisik Dama ditelinga Alea."Atas dasar apa lo mau jadi pacar gue?" Tanya Alea.
"karena gue penasaran sama lo" Jawab Dama.Alea mendaratkan tangannya di wajah Dama, jari-jari lentiknya membelai pelan wajah Dama.Ia terlihat memiringkan kepala nya ke telinga Dama.
"penasaran sama gue bahaya" Bisik Alea yang setelahnya ia beranjak dari depan Dama dan meninggalkan Dama sendiri di sana.*****
Alea melangkahkan kakinya kedalam sebuah mansion.Saat ia baru memasuki mansion tersebut semua orang terlihat membungkukan badanya dan berbaris rapi.
"Selamat datang nona muda" Ucap salah satu orang yang ada di sana.Alea membalasnya dengan tersenyum ramah.
Langkah Alea terhenti saat melihat seorang laki-laki yang berdiri tak jauh dari hadapannya.Dengan langkah pasti Alea mendekat kearah lelaki tersebut.
"Selamat malam pa" Ucap Alea sambil menyalami laki-laki yang ia panggil dengan sebutan papa tersebut.
"Kamu pulang Alea?" Tanya papa Alea.
"Sebelum mama sembuh aku gak akan pernah kembali kerumah ini" Jawab Alea tenang.Bagaimana pun juga laki-laki dihadapanya sekarang ia adalah papanya meskipun Alea membenci papanya namun ia selalu bersikap sopan kepada papanya.
Alea mengeluarkan kartu kredit dan juga uang cash yang pernah diberikan kepadanya."Aku gak butuh ini" Ujar Alea meletakan kartu dan juga uang cash diatas meja.
Sayendra mengambil kartu dan uang cash tersebut,dia memberikan lagi kepada Alea."Papa mohon simpan ini,papa yakin suatu saat kamu membutuhkan ini.Kamu putri papa Alea,papa gak akan biarin kamu kesusahan.Papa menginginkan kamu kembali ke sini.Kita tinggal bersama seperti dulu, bukankah keluarga memang seharusnya seperti itu"
"Papa masih bilang keluarga,apa papa pernah memikirkan mama?.Papa gak pernah peduli sama mama,apa papa tau? Mama tersiksa pa" Ujar Alea yang tidak bisa lagi menahan air matanya untuk keluar.
"Kamu tidak tau apa-apa tentang mama sama papa.Semua yang ada di pikiran kamu itu tidak benar"
"Aku tau semuanya pa.Kalo memang itu tidak benar kenapa papa tidak pernah mengelaknya"
"Suatu saat nanti kamu pasti tau Lea"
"Maksud papa apa?" Belum sempat Sayendra menjawab tiba-tiba saja teriakan dari atas mengurung kan niat Sayendra.
"Kak Lea!" Alea mengalihkan pandangannya melihat siapa yang memanggil nya,dapat dilihat seorang anak kecil berlari ke arahnya dan langsung memeluk nya.
"Kak Lea pulang?" Tanya anak kecil tersebut yang tak lain adalah adik Alea.Alea pun menundukkan badanya sehingga tubuhnya sejajar dengan sang adik.
"Happy birthday my little brother" Ucap Alea dan kembali memeluk adiknya.Alea mencium kedua pipi gembul adiknya.
"Oh ya, kakak punya hadiah buat kamu" Alea mengeluarkan sebuah kado dari dalam tas ranselnya dan mengasihkan kepada adiknya.
"Yeayyy makasih kakak.Aidan suka sama kadonya" Ucap Aidan.
"Kalo suka kakaknya dicium dong" Sahut Alea sambil menunjuk pipinya.Dengan senang hati Aidan melakukanya.Tanpa Alea ketahui Sayendra yang dari tadi memperhatikan keduanya tersenyum melihat kedua anaknya.Setidaknya Alea akan sering kesini jika Aidan sebagai alasannya.
"Papa liat deh kak Lea ngasih aku mainan baru" Ucap Aidan sembari menunjukan kado dari Alea.
"Bukankah itu mainan yang kemarin kamu minta sama papa untuk membelikannya" Sahut Sayendra.Pasalnya kemarin putranya itu memberi tahu jika ia menginginkan mainan baru.
"Iya pa,dan sekarang udah dibelikan dulu sama kakak" Aidan mengalihkan kembali tatapan nya ke Alea.Alea tidak bisa berbohong jika dirinya sangat senang melihat senyum adiknya yang selalu merekah.
"Kak Lea nanti tidur sama Aidan ya,Aidan kangen sama kakak" Ujar Aidan yang diangguki oleh Alea.
Saat ini Alea sedang berada disalah satu ruangan,ia melangkahkan kakinya menuju salah satu alat musik disana.Tanganya ia ulurkan untuk meraih sebuah biola,Alea memejamkan matanya saat menyentuh biola tersebut.Hatinya tiba-tiba sesak setiap kali bersentuhan dengan biola milik mamanya.Alea kembali teringat dikala dulu dia dan mamanya sering memainkan biola bersama.Mamanya lah yang mengenalkan Alea dengan biola.sekarang Alea sudah pandai memainkan biola.
Perlahan Alea menyentuh tongkat biola dengan sangat hati-hati ia mulai menggesekan tongkat biola kepada senar-senar biola.Perlahan petikan nada mulai terdengar, alunan nada yang mengalir indah ditelinga Alea mampu mengobati rasa rindunya kepada sosok mamanya.Setelah puas bermain dengan biola Alea meletakan kembali biola tersebut ketempat asalnya.Ia melangkah keluar dari ruangan tersebut,ia teringat jika ia harus pergi dari mansion ini sebelum pagi datang.
Alea berjalan menuju kamarnya,dengan hati-hati Alea melangkah menuruni balkon kamarnya tentu saja ia sudah menyiasati sehingga ia tidak kan ketahuan oleh cctv dan juga pengawal yang ada disana.Alea berjalan dengan hati-hati saat melewati sebuah cor kecil disamping dinding, dirasa ketinggiannya tidak terlalu tinggi dengan tanah Alea segera melompat kebawah.Ia berjalan mengendap-endap menuju gerbang belakang,ia menaiki pagar tersebut dan meloncat keluar.Sudah menjadi kebiasaan Alea, ia akan pulang dan pergi begitu saja.Ia tidak pernah pamit terlebih dulu jika ia akan pergi karena papanya pasti tidak akan mengizinkan, oleh karena itu Alea dengan terpaksa harus pergi diam-diam seperti tadi.
Tbc
Hayyy readers yuk ramekan kolom komentar.Ayolah hargai para penulis dengan komentar dan juga vote jangan jadi pembaca diam-diam ya.Satu vote dari kalian tuh penting banget buat para penulis.Dari situ para penulis lebih semangat ngetiknya.Oh ya tolong sebarin ke temen-temen kalian ya cerita aku siapa tahu pada suka.
Jangan lupa votmen ya😘
Fallaw;@popy_mlr
Ig;@p.milarosa
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMALEA
Teen FictionAlea Perveen Sayendra gadis penuh misteri yang membuat seorang Dama Allarick Rivano penasaran akan kehidupannya.Kehidupan Alea tidak seperti kehidupan seorang gadis pada umumnya,hidupnya penuh dengan ancaman yang kapan saja bisa menghampirinya tanpa...