03

955 29 2
                                    

BALIK LAGII,,

AYUK READER AKU BUTUH SEMANGAT DARI KALIAAAAAN

TOLONG VOTE DAN COMMENT

KALO GAADA RESPON AKU UDAH BABAY AJA DI PART INI ATAU BERIKUTNYA

FRUSTASIIII

TYPO EVERYWHEREEEE, TOLONG TANDAI ATAU KASIH KOMEN KALAU ADA TYPO YAA

Happy Reading.... ^^

.

Ditemani hasrat yang memburu di sekujur tubuhnya, Danial nampak masih memuaskan diri dengan dia paksakan untuk tetap mencumbu Diola. Kedua tangannya masih menguasai dengan erat pergelangan tangan milik wanitanya tanpa mau melepaskannya barang sebentar saja. Diola merasakan sakit di kedua pergelangan tangannya. Tentu saja. Danial begitu tidak mau berbaik hati. Nafsunya sudah menguasai dirinya hingga dia tak pedulikan betapa Diola ingin membunuhnya saat ini juga bersamaan dengan dia juga ikut mendapatkan kenikmatan yang dia murkai.

Danial terus mengecupi bagian lehernya dengan sangat piawai. Sedangkan tubuhnya masih menekan tubuh Diola rapat ke dinding. Pria itu menikmati sentuhan liarnya sendiri dengan menyisakan kesakitan pada pusat tubuhnya yang ingin segera melancarkan aksi lebih, guna secepatnya bersemayam di milik Diola. Danial mengerang. Dengan dia lepas terlebih dahulu cumbuannya, pria itu pun turut lepaskan pegangannya di kedua tangan Diola. Belum sempat wanitanya mendorongnya untuk menjauh, sebelah tangannya itu sudah lebih dulu menyingkap rok Diola lantas memasukan jemarinya di daerah paling sensitive milik Diola yang alhasil membuat wanita itu mengerang tertahan serta sedikit hilang kendali.

Kedua tangannya tanpa sadar meremas bahu Danial kuat kala kepala pria itu kembali menunduk hendak menikmati dadanya yang kini sudah sedikit tersingkap pakaiannya akibat ulah Danial. Sesekali Diola bahwa kenikmatan ada bersamanya saat ini. Diola menyesalinya hingga ketika Danial membimbingnya untuk berpindah ke sofa tanpa menghentikan pergerakan liar sebelah tangannya di miliknya itu, Diola harus tetap memurkai dalam hati karena tubuhnya tetap membiarkan dan otaknya tak bisa bekerja dengan benar.

Di atas sofa sana, Danial tak banyak buang waktu. Dia segera menindih Diola lalu menggunakan bibirnya untuk kembali menikmati bibir wanitanya yang sebelumnya sempat dia tinggalkan hanya untuk mencumbu daerah indah tubuh wanita itu sendiri yang lain. Danial keenakan. Tidak peduli cara yang dirinya lakukan berlandaskan sebuah paksaan, Danial tetap harus menuntaskannya malam ini juga karena Diola sudah berani melawannya. Jika saja wanita itu mau sedikit bersabar, Danial pastinya akan memuaskan diri jikalau mereka sudah benar-benar terikat. Setidaknya itu adalah cara yang Danial anggap sedikit sopan agar Diola tidak terlalu menyesali diri sudah memberikan tubuhnya untuk Danial. Tapi sudahlah. Saat ini, semuanya sudah terlambat. Amarah serta nafsunya sudah terlalu menguasai dan Diola harus menerima apapun akhir dari permainan yang sudah dia buat.

"Aarrgghhh siapa sih?" dalam perrgumulan kelamnya, Danial nampak berhenti sambil dia mengumpat saat bel apartemennya berbunyi. Diola membuka matanya dengan sayu dan pandangan wajah Danial yang marah karena aksinya diganggu adalah yang dia lihat "Sialan!"

Umpatan Danial menjadi penyelamat. Tidak hanya umpatannya karena ketika pria itu mengumpatkan kalimat singkat itu, Danial mulai beranjak dari atas tubuhnya lantas berjalan ke arah intercom pintu dengan masih telanjang bulat. Diola dudukan tubuhnya dengan lemas diakibatkan dia sudah sedikit mengeluarkan tenaga dan keringat akibat kegiatan tangan Danial di daerah intimnya. Diola memandangnya dengan sedih. Dia turunkan roknya yang tersingkap lalu merapatkan pahanya dengan pelan. Hatinya hancur saat ini.

"Masuklah ke dalam" perintah Danial sambil dia pakai kimono tidurnya yang tadi dirinya lepas "Nanti kita lanjutkan"

"Tidak!" Diola memekik "Lepaskan aku, Danial! Lepa-"

Nice PoacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang