Ganteng boleh!
Tapi please..
Sadar diri!
Jangan suka mengklaim yang bukan tercipta buat Lo.."-PARK NAYEON-
***HAPPY READING!!💕
***
Park Nayeon atau sering di panggil Nayeon. Cewek keturunan Korea-Amerika ini baru saja turun dari sebuah mobil hitam milik Park Jihoon yang tak lain dan tak bukan adalah abangnya.
Jihoon dan Nayeon baru saja sampai di sebuah sekolah elit yang terletak di Jakarta bagian barat, Nayeon baru saja pindah dari sekolahnya di Medan dan memutuskan untuk bersekolah di tempat abangnya.
Ya, Nayeon dan Jihoon memang dari dulu di pisahkan oleh kedua orang tuanya. Alasannya sih klise, Nayeon harus tinggal di Medan karena menjaga sang nenek yang sudah sangat tua.
Bahkan sangkin tuanya, setiap hari Nayeon selalu berdoa pada Allah SWT supaya neneknya itu di panggil saja ke sisinya. Dasar cucu luknut.
"Bang, anterin Nayeon ke ruang kepsek ya!" Pinta Nayeon dengan muka yang di melas melaskan.
"Hm,"
Yah, Jihoon memang merupakan sosok Abang yang sangat dingin dan irit ngomong pada semua orang, termasuk keluarganya sendiri. Namun, di balik sikap dingin itu Jihoon tetap merupakan sosok Abang penyayang dan overprotektif pada nya.
Nayeon dan Jihoon berjalan di koridor sekolah. Nayeon dengan muka polosnya dan Jihoon dengan muka datarnya.
Tiba-tiba dari arah belakang tubuh Nayeon, seseorang terlihat tengah berlari kencang. Seperti nya dia sedang menghindar dari sesuatu. Karena tidak hati hati, orang itu menabrak Nayeon yang sedang berjalan di tengah koridor.
Bruk!
Suara jatuh itu seketika membuat semua orang langsung mengalihkan pandangannya ke arah suara itu. Disana terlihat Nayeon yang terduduk di atas koridor yang berdebu.
Sttt!
Ringis nya, sambil membersihkan tangan dan kakinya yang terluka karena tidak sengaja bergesekan dengan lantai.
"Kalau jalan hati hati dong! Sakit tau!" Ucap Nayeon dengan ketus.
Jihoon menarik tangan Nayeon untuk berdiri, lalu menatap cowok yang menabrak Nayeon dengan datar.
Sedangkan yang di tatap juga memberikan pandangan tak kalah datarnya juga.
"Kalian ngapain sih? Lomba tatap tatapan gitu? Yang pertama kali kedip dia yang kalah? Iyah?" Tanya Nayeon dengan polos.
"Bego!" Ucap Jihoon sambil mengacak gemas rambut Nayeon.
"Sorry," ucap seseorang yang dari tadi diam melihat interaksi antara Nayeon dan Jihoon.
Nayeon dan Jihoon kembali memusatkan pandangannya kearah cowok yang menabrak Nayeon itu.
"Hmm, lain kali hati hati. Sakit tau!" Peringat Nayeon dengan kesal.
"Lo," tunjuk nya secara tiba tiba di depan wajah Nayeon, yanh seketika membuat Nayeon mengernyit kan alisnya dengan bingung.
"Punya gue!" Lanjut cowok itu dengan lantang.
"Ha? Apaan sih? Mabok, lo?" Tanya Nayeon dengan muka bingungnya.
"Pokoknya, Lo itu punya gue! Titik dan gak pake koma!" Ucapnya kembali dengan nada tak kalah lantangnya.
"Apaan sih? Kenal juga kagak! Halu Lo!" Ketus Nayeon.
"Kang Daniel,"
"Ha?" Ucap Nayeon dengan bingung.
"Nama gue, kang Daniel! Dan gue gak Nerima penolakan!" Ucap Daniel lalu berlalu pergi dari hadapan Jihoon dan Nayeon. Meninggalkan mereka di tengah tengah koridor yang sudah seperti pasar karena mendengar sesuatu yang sangat sensional itu.
"Abang? Dia kenapa sih?" Tanya Nayeon pada Jihoon.
Sedangkan yang ditanya hanya menatap Daniel dengan bingung, "gak papa,"
"Ha?" Tanya Nayeon yang semakin bingung dengan situasi saat ini.
"Dia baik, dia teman Abang" setelah mengatakan itu, Jihoon menarik tangan Nayeon. Membawanya menuju ruang kepsek.
Sedangkan yang ditarik hanya bisa pasrah dan berdoa dalam hati supaya dia tidak berjumpa lagi dengan Makhluk astral tadi. Siapa namanya? Danis? Danel? Daniel? Kudanel? Apalah itu yang penting Nayeon tidak ingin berjumpa dengan nya.
***
Huwoooooo!!!!
IM back!!!!
Huft Gatau kenapa gue kangen
banget sama wanna one :'(Dan pengen banget buat cerita tentang mereka...
Semoga suka...
-THIS IS PARK NAYEON-
💕💕💕
Medan, 17 Mei 2019
Salam hangat
Tutzuyu
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without You (wanna one story )
Teen FictionPark Nayeon adalah siswi baru di SMA pelita Nusantara. Di hari pertamanya menginjak sekolah, Nayeon fikir semuanya akan baik baik saja dan harinya bakalan berjalan dengan lancar. namun, semua fikiran itu harus di buang jauh jauh olehnya. bagaimana t...