☘️MOMENT☘️

47 6 0
                                    

"masalah itu datang untuk kita hadapi bukan untuk di usir!"

-PARK NAYEON-

***

🎵Moment - 2AM

***

Nayeon masuk kedalam rumah dengan langkah terseok dan muka pucatnya.

Diruang makan terlihat jihoon dan teman temannya tengah menikmati makanan yang telah di sediakan jihyo, mama nayeon.

Nayeon menatap ke arah mamanya yang tengah menuangkan sop di mangkuk yang sudah di siapkan jihyo di atas meja. Entah mengapa hasrat untuk memeluk jihyo langsung terfikir kan. Efek trauma kali ya.

Nayeon berlari ke arah jihyo dan langsung memeluknya. Tangis nayeon pecah seketika. Jihyo yang dipeluk tampak bingung dan juga khawatir melihat sang anak yang tiba tiba menangis.

Daniel berdiri dari duduknya dan dengan cepat berjalan ke arah nayeon. Dia penasaran apa yang terjadi dengan pacarnya itu.

Jihyo menepuk nepuk punggung nayeon, berusaha untuk menenangkan nya. "Cup, cup, cup. Sayang. Kamu kenapa? Hm?" Tanya nya dengan lembut.

Nayeon menggeleng di tengah tengah tangisnya. Setelah merasa baikan dia langsung melepaskan pelukannya dengan jihyo. Dia menatap jihyo dengan mata sembab.

Srutttt!

Suara benda yang di keluarkan secara kuat itu seketika langsung membuat keadaan menjadi hening. Yang tadi nya tengah minum langsung terbodoh, yang tadinya makan langsung ingin muntah dan tadinya diam diam saja malah semangkin diam.

Jihoon menatap datar sang adik dan yang di tatap hanya cuek dan malah membuang barang yang membuat hening itu dengan selownya.

Jihyo menyentil kepala nayeon dengan gemas. "Kebiasaan gak pernah nengok keadaan." Ucap jihyo kesal.

Nayeon mengangkat bahunya acuh, lalu menarik jihyo ke arah ruang keluarga. Dia mau menceritakan kejadian yang tadi di alami nya pada sang mama.

Daniel mengikuti langkah nayeon dan jihyo. Dia juga ingin tau apa yang terjadi dengan pacarnya itu. Begitu juga dengan yang lainnya. Dasar kepo.

Nayeon menatap datar Daniel dan teman temannya, "kalain ngapain ikut?" Tanya nya dengan dingin.

"Kepo!" Jawab mereka semua dengan kompak yang seketika membuat nayeon langsung memutar bola matanya malas.

"Duduk!" Perintah nayeon yang langsung dituruti mereka semua. Dan mengalir lah cerita nayeon.

Nayeon menarik nafasnya saat diri nya sudah menyelesaikan ceritanya. Jihyo memeluk nayeon dengan erat, seandainya saja tidak ada laki laki yang menolong anak perempuan nya tadi pasti sudah di pastikan apa yang akan terjadi selanjutnya pada anaknya itu.

Daniel mengepalkan kedua tangannya dengan erat bahkan kini kuku kukunya mulai memutih. Dia kesal, dia marah dan dia juga kecewa karena saat kejadian itu dia tidak dapat menolong nayeon.

Nayeon yang melihat Daniel seperti tengah menahan sesuatu dengan cepat menarik Daniel, membawanya menuju ke arah taman nya berada.

Nayeon menggenggam tangan dingin Daniel dengan erat. Entahlah apa yang terjadi padanya itu.

"Sorry," ungkap Daniel tiba tiba.

"Buat?"

"Karena gak ada waktu Lo butuh gue."

"Bukan salah Lo, kak."

"Tetap aja salah gue," Daniel terlihat mengusap wajahnya dengan kesar. Semarah itukah dia?

Nayeon menepuk nepuk punggung tangan Daniel dengan lembut. "Engga, bukan salah Lo," ucapnya final lalu segera berlalu pergi dari sana. Nayeon tidak ingin Daniel secara terus menerus menyalahkan dirinya yang jelas jelas tidak salah.

Daniel menatap kepergian nayeon dengan sedih. "Sorry," ucapnya lirih.

***

Nayeon berjalan ke arah gerbang sekelohnya dengan riang. Sesekali dia membalas pesan pesan teman barunya. Ya, tzuyu, Momo, dan mina.

Nayeon menatap ke arah sekitarnya. Dia mengernyitkan dahinya bingung. Kok jam segini parkiran udah sepi ya? Batinnya bertanya.

Nayeon mengetikan beberapa kata di handphone nya.

Park nayeon

Guys! Kok jam segini parkiran udah sepi sih?

Ketik nya dengan bingung. Karena terlalu fokus pada handphone nya nayeon sampai tidak sadar kalau dia sudah sampai di tempat yang sangat menyeramkan menurut seluruh siswa SMA pelita Nusantara.

Nayeon yang merasa aneh dengan keadaan sekitar nya dengan cepat mendongakkan kepalanya dari handphone nya. Dan betapa kagetnya nayeon saat Ia menolehkan kepalanya ke arah kanan, dia melihat Revo. Cowok yang menolong nya semalam di minimarket. Begitu juga saat dia menoleh kan kepalanya ke arah kiri, disana ada Daniel. Ya, Daniel! Daniel berdiri disana dan memandang kearahnya dengan tatapan dingin dan mengintimidasi andalannya.

Nayeon menelan ludahnya dengan susah payah. Dia memberanikan dirinya untuk kembali melihat keadaan sekitar nya. Dia melihat Revo yang melihat ke arahnya dengan senyum terukir di bibirnya dan Daniel yang masih menatap nya dengan dingin.

Revo bersiul menggoda, "Hay nayeon! Kita ketemu lagi ya?" Ucapnya dengan smirk andalannya.

Daniel yang mendegar itu tidak dapat menahan amarahnya lagi, "nayeon! Sepuluh langkah ke arah gue sekarang!" Bentak Daniel dengan Kuat.

Revo yang mendengar itu seketika langsung memudar kan senyum nya. Sudah dia duga, Daniel dan nayeon saling mengenal.

Tiba tiba seseorang menarik tangan nayeon dengan keras. Nayeon merasa sangat beruntung saat seseorang menolong nya dari keadaan aneh itu.

"Untung aja Lo, datang di waktu yang pas mo." Ucap nayeon dengan legah saat dirinya sudah berada di kelas dengan ke tiga temannya.

"Lo kok bego banget sih, nay! Bisa bisanya loh di tengah tengah keributan gitu!" Pekik Mina kesal.

Nayeon membentur kan kepalanya ke arah meja secara berkali kali. Dia sendiri pun tidak tau kenapa dia bisa ada disana.

"Rasanya gue mau mati aja," ungkap nayeon dengan lemah.

Teman temannya yang merasa tidak tega dengan cepat memeluk nayeon dengan erat.

"Sabar ya nay, kita selalu ada kok buat Lo." Ucap tzuyu menenangkan. Memang di keadaan seperti ini tzuyu yang paling bisa di Andalkan.

Nayeon mengangguk lemah. "Seandainya gue gak terlalu fokus ke hp, pasti kejadian tadi gak akan terjadi."

Mina menatap nayeon dengan iba. "Sabar, nay. Kita hadapi bareng bareng ya."

Nayeon mengangguk. "Okay,"

Setelah itu nayeon langsung menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangannya seperti tidak ada tujuan hidup. Baru dua hari sekolah disini aja udah dapat banyak masalah. Gimana kalau setahun!?

***

Holaaaaa
Gimana gimana?
Greget gak?
HAyo ada yang tau gak part ini terinspirasi dari mana?

Okay!

Jangan lupa vote and coment ya!

Medan, 22 Juni 2019

Salam hangat💕
Tutzuyu

Nothing Without You (wanna one story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang