🍀PASRAH PADA TAKDIR🍀

47 8 2
                                    

"Lo boleh klaim gue sesuka Lo, tapi please..
Gue minta tolong...
Jangan ngekang gue seenak jidat Lo dong!"

-Park Nayeon-

***

Disini Nayeon berada. Di sudut kantin dengan Daniel yang berada tepat di depannya.

Sedari tadi Nayeon terus menerus merasa risih karena kini dia kembali menjadi pusat perhatian seluruh manusia yang ada di kantin ini.

Banyak dari mereka yang mencemoohnya seolah olah dia adalah orang yang paling Aneh di sekolah ini.

Daniel yang berada di depan nya hanya menatap Nayeon dengan pandangan datarnya, seolah olah berkata. Bodo amatin aja.

Nayeon semangkin risih saat orang orang di kantin ini semangkin banyak yang menjelek jelekan dirinya secara terang terangan.

Nayeon itu tipekal orang yang lebih suka dirinya di omongin dibelakang dari pada di depan. Katanya sih biar gak sakit hati. Aneh memang.

Tiba tiba saja dari arah samping nya, seseorang menduduki bangku nya dengan tenang disusul oleh beberapa orang di kiri dan depan nya.

Seperti nya mereka temennya cowok aneh itu.

Jihoon yang duduk di samping mereka hanya menatap datar Nayeon. Tangannya menyingkirkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah Nayeon.

Nayeon yang diperlukan seperti itu hanya tersenyum tipis kepada abangnya itu. Nayeon sangat suka di perlakukan manja seperti itu, karena itu artinya dia itu berharga. Seperti emas.

"Bang Jihoon gak makan?" Tanya Nayeon dengan khas suara imutnya.

Sedangkan yang di tanya hanya menggeleng kan kepala sebagai jawaban. Hal biasa di hidup Nayeon.

"Lo, Nayeon kan? Cewek baru, adiknya Jihoon dan pacarnya Daniel? Iya kan?" Ucap seseorang kepada Nayeon. Sedangkan yang ditanya hanya menggangu kan kepalanya saja. Dia malas menjawab.

"Oh iya kenalin, gue Ong seungwo, temen sekelas nya Daniel sama Jihoon," ucap cowok tadi pada Nayeon.

Nayeon tersenyum tipis, "gue, Nayeon. Salam kenal."

Seungwo mengangguk.

"Gue minhyun, lebih tepatnya Hwang minhyun. Temen sekelasnya mereka juga."

"Kalau gue, Lee daehwi, adik kelas nya mereka. Kenal karena satu klub basket doang."

"Kalau saya lai Guan Lin, yang paling muda, paling ganteng dan paling kaya di antara mereka." Ucap cowok yang bernama guanlin itu dengan nada sombong nya. TAPI GANTENG.

Nayeon tersenyum cerah, "salam kenal semuanya, semoga betah temanan sama Barbie yah!"

"No! Gue Barbie!" Ucap daehwi kesal.

"Idih, mau amat!"

"Biarin," lawan daehwi sambil menjulurkan lidahnya pada Nayeon.

Daniel yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Hal wajar menurut nya. Walaupun daehwi itu cowok tulen, tidak dapat di pungkiri bahwa dia itu pencintanya Barbie di seluruh dunia.

"Berisik," ucap Daniel menengahi perdebatan antara Nayeon dan daehwi yang pasti tidak akan berhenti jika tidak di gituin.

"Bodo!" Ketus Nayeon, "bang aku balik ke kelas ya!"

"Kenapa?"

"Gak papa, males aja."

"Males kenapa?"

"Panas!"

"Panas? Dingin kok!"

"Panas! Banyak setannya!" Ucap Nayeon dengan ngegas dan jangan lupakan tentang dia yang menyindir daniel dengam berkata setan sambil melihat kearahnya.

Sedangkan yang di tatap hanya tampak acuh tak acuh saja.

Daniel berdiri dari duduknya setelah sebelumnya meletakan uang selembar berwarna merah di meja kantin. Tangan kanannya berangsur menggenggam tangan kiri milik Nayeon dan menariknya menuju luar kantin.

Nayeon pasrah. Menyerah. Dan hanya berserah diri pada takdir yang sudah di tuliskan tuhan untuk nya.

Daniel menarik tangan Nayeon dengan lembut, mengantarkan nya ke depan pintu kelasnya.

Nayeon hanya diam saja. Setelah Daniel melepaskan tautan tangan mereka Nayeon lebih memilih untuk masuk ke dalam kelas tanpa memandang wajah Daniel.

Daniel diam memperhatikan punggung Nayeon yang sudah menghilang karena masuk kedalam kelas. Dia menghela napasnya dengan lelah. Namun secara tiba tiba sebuah senyum tipis terbit begitu saja di wajahnya. Daniel bahagian. Penantian nya selama ini ternyata tidak sia sia.

Tanpa Daniel sadari ada beberapa pasang mata yang melihat nya tengah tersenyum tipis menatap tepat ke dalam pintu kelas Nayeon yang masih terbuka. Mereka teman teman Daniel. Jihoon, daehwi, seungwo, minhyun dan guanlin. Mereka juga terlihat bahagia jarena Daniel bahagia.

Tipe tipe teman able.

Daniel berlalu pergi dari kelas Nayeon menuju kelasnya sendiri. Wanna one yang melihat itu seketika langsung berlari menuju Daniel dan merangkul bahu Daniel dengan senyum merekah di bibir mereka. Kecuali Jihoon pastinya.

Daniel yang melihat teman temannya terlihat bahagia hanya bisa mengernyit kan dahinya bingung. Mereka masih waras? Pikirnya dalam hati.

"Oh, kang Daniel. Ternyata kamu sudah besar ya nak! Tidak sia sia ibu merawat mu hingga sebesar ini." Ujar seungwo dengan muka yang di buat seolah olah dia adalah seorang ibu yang tengah terbaru karena melihat sang anak yang berhasil.

Sedangkan Daniel hanya menatap seungwo dengan pandangan datarnya, lalu dia melepaskan rangkulan tangan di bahunya dan mempercepat laju jalannya untuk menghindari teman-teman nya itu. Dia tau apa yang akan mereka lakukan padanya. Mereka akan terus menggoda nya sampai Daniel benar benar merasa kesal.

Daniel tidak suka di goda. Itu hal yang menggelikan, pikirnya.

"Yak! Kang Daniel! Kenapa pergi! Ternyata kau benar benar sudah besar ya nak! Ibu bangga pada mu!" Pekik seungwo dengan suara yang seperti toa, membuat daniel semangkin kesal.

Sedangkan teman teman nya merasa bangga bisa menggoda nya. Terlihat dari tawa mereka yang terlihat sangat puas. Dan jangan lupakan suara tawa seungwo yang paling besar di antara mereka.

***

Update!
Yeay!

Aku update karena di tinggal taraweh masa :'(

Ada yang suka cerita ini?

Ada yang gak suka cerita ini?

Jangan lupa vote dan comet ya!

Love you guys

Medan, 1 Juni 2019

Salam hangat 💕
Tutzuyu

Nothing Without You (wanna one story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang