Chapter 8.

7.9K 301 10
                                    

Chapter 8.  Bagaimana?

Fian POV
Aku tebangun sekitar jam 07.30 pagi dengan mata yang berat kerena tidak bisa tidur akibat memikirkan kejadian semalam. Ntah lah aku tidak bisa tidur nyenyak memikirkan hal kemarain.

Aku akhirnya mempersiapkan diri ku untuk pergi ke kempus, setelah sarapan dengan keluarga ku tentunya, aku tidak mau keluargaku khawatir tentang ku saat ini.

Sesampainya di kampus aku tetap berusaha sebiasa mungkin tapi pada akhirnya disadarioleh raisa yang dudu berdekatan dengan ku

“woi fian,” akupun menoleh ke arahnya

“kamu kenapa ko kaya aneh sii hari ini ga kaya biasanya, kamu harus cerita ke kita nanti” ucapnya

“aku ga kenapa kenapa ko” jawab ku
Setelah istirahat sebenarnya aku ga mau ke kantin mau di kelas aja sendirian, tapi di tarik sama raisa untuk ke kantin akhirnya ku menurutinya danpergi ke kantin seperti biasa aku angga ayu dan raisa saat kita ingin membeli makanan angga menawarkan diri biar dia saja yang beli makanan tersebut dan setelah angga pergi

“kamu kenapa si dari tadi kayaknya beda, ada masalah ya?” tanya raisa menyelidiki

“emang alfian kenapa” tanya ayu

“itu alfian td di kelas banyak melamun dan sepertinya tidak mendengarkan kata dosen kita” ucap raisa lagi

“nati setelah ini aku akan cerita tapi tolong jangan ajak angga ya karna ini menyangkut tentang dia, maksudku aku tidak mau memberitahunya saat ini hanya kalian saja, tapi suatu saat pasti angga akan aku beritahu, nanti kita ke kafe xxx aja yaa sepulang dari kampus” kata ku merea bigung dan mengangguk setelah itu angga datang dengan makanan kami.

...............
Sepulang dari kamus kami berpencar seperti biasa agar angga tidak curiga tapi kami tetap ke cafe xxx untuk membicara kan curhatan ku.

“jadi ada apa” ucap ayu yang menatap ke arah raisa heran.

Akupun menceritakan semuanya ke mereka -ayu dan raisa- bahkan scara detail soal kedeatan ku dengan leon sampai dia menyatakan perasaannya dan aku tidak enak hati ke angga. Dan respon mereka tidak kalah pusingnya karna kata mereka angga serius tertarik terhadap leon bahkan dia sampai kepoin leon. Au jadi makin bingung.

“tapi menurutku cepat cepatlah beri tau angga agar dia tidak salah paham dan siapa tau dia mengerti” kata raisa memberi saran.

Ahirnya ayu putuskan untuk menelfon angga dan mengajaknya ke cafe ini.
Setelah beberapa lama akhirnya angga datang juga tapi saat angga datang rasa takut ku muncul takut anggatidak menerima semua ini. Aku memberi isyarat ke ayu dan raisa agar tidak membahasnya. Danakhirnya kami ngobrol seperti biasa dan seperti tidak terjadi apa apa.

Akan tetapi setelah kita semua mau pulang angga menahan kami dan berkata “Maaf sebelumya, aku sudah tau semuanya bahkan sampai detail, aku tau kau di tembak ka leon, aku tau kau jalan bersamanya, kalian kaget, dan kalian pasti bertanya aku tahu dari mana kan, iya jawabannya aku mengikuti kalian berdua, dan ku kira aku datang kesini untuk mendengar pengauan seseorang tetapi nyatanya tidak, aku sengaja pura pura tidak tau agar aku bisa melihat sejauh mana kalian menganggap ku, tapi nyatanya aku memang benar benar tidak dianggap oleh kalian, bahkan untuk masalah ini saja kalian menyembunyikannya dari ku, trimakasih untuk selama ini, oiyaa selamat ya alfian tri kusuma semoga kau bahagia selamanya...” kata angga yang berkaca kaca, akupun ta kuasa menahan tangisku yang akhirnya pecah juga, “angga tunggu...” kata raisa memegang tanggan angga akan tetapi ditepis olehnya “semua sudah jelas. Trimakasih” ucapnya lalu pergi dari cafe ini.

Aku hanya bisa menangis dan ditenangkan oleh ayu sementara raisa berusaha mengejar angga akan tetapi dia tidak bisa dan akhirnya raisa pun kembali menghampiriu.

Aku di tenangkan oleh ke dua sahabat ku dan akhirnya aku pulang ke rumah, saat sampai ke rumah aku naik ke kamarku dan menguncinya. Kulihat banyak panggilan masuk dari leon dan chat darinya pun tak kalah banyak ahirnya aku matikan hp ku dan akupun terlelap setelah tangisan ku.

...................................
Ke esokan harinya saatdi kampus bahkan angga tidak menegur ku ohh lebih parahnya dia sampai tak mau melihatku dan selalu menghindar dari kami -aku, ayu dan raisa-.

Sudah hari ke tiga kami perang dingin seperti ini aku masih berusha meminta maaf dan menjelaskan semuanya tapi anggamalah menghindar sampai akhirnya, kring! Hp ku berbunyi dan kulihat leon mengiriman ku pesan
“bisakah kau menemuiku, sekali saja bahkan kalau kau mau ini akan jadi pertemuan kita yang terakhir” begitu isi pesan tersebut. Dan ahirnya aku membalas pesan tersebut.

“temui aku di taman kampus ku setelah aku semua mata pelajaran ku hari ini selesai” balasku dan di ‘iya’ kan olehnya.
Setelah semua mata pelajaran ku hari ini selesai aku langsung menuju ke arah taman kampus seorang diri, dan ketika sampai di taman aku melihat seorang pria tampan yang kusut dengan kumis tumbuhnya sedang duduk di salah satu bangku taman tsb. Aku tau itu leon dan aku menghampirinya.

“maaf membuatmu lama menunggu” ucapku mematahkan lamunannya
“ahh tidak aku baru saja sampai, mari dukuk” katanya yang memsilahkan ku untuk duduk di sampingnya.

“kau kenapa selama 4 hari tidak ada kabar, aku mencemaskan mu..” katanya lembut membuat aku tenang, tidak aku harus kuat
“hmmm leon aku minta maaf sebelumya bukan maksudku menghindari mu tapi sepertinya memang begitu seharusnya, dari awal aku hanya ingin menjodohkan mu dengan teman ku. Maaf jika aku egois seperti ini tapi hubungan kita tidak bisa lebih” kata ku menunduk dan menahan tangis ku, leon menatapku danmemeluk ku.

“aku mencintai mu fian bukan teman mu sungguh, aku benar benar mencintai mu sejak pertama kali kita bertemu sampai saat ini rasa itu tidak berubah, tolonglah aku tidak bisa seperti ini, aku mencintai mu bukan teman mu” katanya dan akhirnya aku menangis dan au mendorongnya dengan sisa tenaga ku dan yang aku lakukan setelahnya malah menamparnya.

“kau bodoh aku sama sekali tidak mencintai pria seperti mu” kata ku penuh penekanan , aku harus kuat harus! Begitu isi hati ku.



Bersambung.....



Terimakasih telah baca cerita ini 🖤

DRIVER TAMPAN (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang