CHAPTER 04 - VANILLA LATTE

20 4 0
                                    

Sabtu, 11 Mei 2019. Pukul 09:00 AM.

Nathan yang masih duduk di officenya, melihat pemandangan dari sebuah gedung di lantai 5. Hari ini adalah hari sabtu, dimana kantornya sedang libur. Tetapi entah mengapa, ia hari ini tetap ingin masuk ke kantor.

"Jadi? Haruskah aku membelikanmu kue tart strawberry?" tanya Windy, sekretarisnya.

"Tidak perlu," jawabnya dingin.

"Baik. Ada lagi yang perlu saya bantu?" tanya Windy.

"Coffee vanilla latte." kata Nathan.

"Baik." sahut Windy.

Windy yang sebenarnya kesal sekali karena hari liburnya terganggu akibat bosnya yang mendadak ingin masuk ke kantor, akhirnya keluar dan membuatkan secangkir kopi untuk Nathan.

Nathan meraih handphonenya, dan melihat salah satu group message yang bernama, BFF. Ia tahu Svevianna sudah kembali ke Indonesia dua hari yang lalu, setelah empat tahun lamanya Svevianna tidak pulang ke Indonesia.

Nathan yang selama empat tahun terakhir, sudah tidak berhubungan dengan Svevianna dan beberapa sahabatnya, hanya berniat menjadi silent reader di group message itu.

Nathan sebenarnya merindukan mereka. Walaupun mereka selalu ada, ia tidak pernah mendekati atau berhubungan kembali dengan mereka. Terkadang beberapa diantara mereka masih mengirimkan personal message untuk memberikan kabar dan menanyakan kabarnya.

Seperti Josh yang tiba-tiba mengirimnya foto dengan pialanya ketika ia memenangkan pertandingan games. Carolyn yang terus menawarkan berbagai macam asuransi untuk perusahaannya ataupun untuk karyawannya. Kemudian Suri dan Zoe yang terkadang tiba-tiba mengirimnya message hanya untuk memastikan bahwa ia tetap hidup.

Tapi selama empat tahun ini, Svevianna tidak pernah menghubunginya. Ia juga tidak pernah berani mencoba untuk menghubungi wanita yang pernah ia cintai. Tidak satu pun telepon atau message.

Begitu juga Henry, Mark, Claire dan Karin. Ia benar-benar putus kontak dengan mereka. Hanya Ivan yang tetap berhubungan baik dengannya.

Windy kembali dengan secangkir vanilla latte dan melesat cepat meninggalkan ruangan.

Nathan menghirup aroma vanilla latte tersebut. Sudah 12 tahun lebih ia selalu meminum vanilla latte. Awalnya Ia tidak menyukai kopi jenis itu.

Tetapi sewaktu Nathan dirawat di rumah sakit dulu, setiap kali Svevianna menjenguknya, Ia selalu membawakannya coffee vanilla latte.

Sejak saat itu, Ia jadi kecanduan. Kecanduan pada vanilla latte dan tentu saja, Svevianna.

<<<

Bulan Juni, tahun 2007.

Setelah tiga minggu, Nathan masih dirawat di rumah sakit. Sahabatnya selalu bergiliran datang setiap hari, sehingga ia tidak pernah sendirian di ruangannya.

Henry, Karin dan Carolyn selalu datang dengan tumpukan catatan mereka, belajar bersama dengan Nathan untuk mempersiapkan UAS yang masih belum diikutinya.

Suri selalu membawakannya berbagai jenis roti enak, membawa hasil eksperimennya. Akibatnya Nathan muak sekali makan roti.

"Aku tidak mau makan rotimu." keluh Nathan pada Suri.

"Orang sakit harus banyak makan untuk sembuh!" kata Suri mencela.

"Kalau begitu kau harus membawakan jenis makanan yang lain! Aku bosan makan roti." protes Nathan.

ONE HUGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang