Part 14. Jadi Diri Sendiri

3K 318 10
                                    

Part 14. Jadi Diri Sendiri

Zahril sampai di kantin saat tempat itu sedang ramainya. Siswa-siswi berdesakkan didekat gerobak penjualan, suara melingking meminta pesanan membuat cowok itu menyergit.

Dia mengedarkan mata ke segala penjuru kantin dan melihat Zahra yang sedang duduk sendiri memakan makanannya dengan minuman dingin di samping piring cewek itu.

Zahra mengangkat wajahnya saat merasakan seseorang duduk di depannya, dia menatap diam Zahril yang memejamkan mata.

"Kakak tidak makan?" Tanyanya.

Zahril menggeleng. "Malas, di sana desak-desakkan."

"Ya udah. Sini makan sama Zahra, masih banyak ini. Aku nggak bisa habisin." Ujar Zahra membuat Zahril membuka matanya dan melihat piring Zahra yang masih penuh dengan nasi goreng sosis.

Zahril mengangguk, berpindah tempat di samping Zahra kemudian menyendok nasi goreng tersebut kemudian memakannya.

"Teman lo mana?" Tanya Zahril cuek.

Sebenarnya cowok itu berusaha
untuk tidak terlalu kentara jika dia mencari Putri.

"Teman yang mana? Zahra punya banyak teman."

Zahril kembali memakan makanannya. "Yang sering gue temani nyanyi." Ujarnya pelan.

Zahril dan Putri memang ada di grup musik sekolah. Setelah pertunjukan malam Mos itu, Putri diminta sendiri oleh pembimbing grup musik untuk bergabung. Alhasil Zahril dan Putri sering tampil bersama di acara-acara sekolah.

"Oh.. Putri. " Zahra manggut-manggut. "Lagi di meja sudut sana sama Kak Adhi."

Mendengar itu Zahril menghentikan gerakan makannya, dia menatap tempat yang dimaksud Zahra dan mendapati Putri sedang tertawa dalam rangkulan Adhi. Di sana bukan cuma mereka berdua, ada juga beberapa teman Adhi yang kebanyakan cowok dengan beberapa cewek juga di sana.

Zahril mendengus, tangannya melepas sendok yang dia pegang. "Nafsu makan gue hilang."

"Lo kenapa nggak di sana juga? Kalau lo lihat sesuatu yang salah, ya tegur. Bukannya diam kayak gini. Nanti kalau teman lo itu dapat masalah, lo juga kan yang repot." Sentak Zahril sambil menatap tajam Zahra membuat cewek itu terkejut.

"Kakak kok malah marahin Zahra?" Tanya Zahra bingung bercampur kesal. " Aku sudah berusaha dengan lisanku, Aku sudah berusaha narik-narik Putri juga untuk tidak ke sana. Tapi tetap aja, dia nggak mau dengerin. Ya udah, Aku nolak aja dengan hati. Zahra nggak diam, Kak!"

Zahril menatap adiknya bersalah. "Iya, iya, kakak percaya kok. Jangan nangis napa, dek. Nanti kalau Mama tau Kakak lagi yang akan dimarahi."

Zahra menahan isakan nya." Kakak sih cuma bisa marah." Cewek itu menghapus air mata menggunakan punggung tangannya. "Zahra kan sudah berusaha selama ini untuk nyadarin Putri."

Zahril mendekat dan memeluk Zahra untuk menenangkan adiknya itu. "Iya, Iya. Kakak yang salah. Udah, jangan nangis lagi. Tuh diliatin banyak orang."

Zahra menenggelamkan wajahnya di dada Zahril dan mengusap air matanya menggunakan kemeja cowok itu.

"Gitu aja nangis, lebay banget sih." Gola Zahril sambil menepuk pelan punggung Zahra.

PUTRI (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang