Ekstra Part. Lamaran (Bagian 3)

5.8K 353 52
                                    

Ekstra Part. Lamaran (Bagian 3)

~~

Putri menatap pantulan dirinya di cermin full body. Dia tampak mengerikan dengan wajah pucat dan mata yang membengkak. Rambutnya juga acak-acakan. Cewek itu menggigit bibirnya untuk menahan perih yang dia rasa di hatinya. Kesakitan selama seminggu ini membelenggenya.

Nanti malam acara reunian Sma nya. Dia tidak yakin apa dia bisa pergi dengan keadaan seperti ini. Dia sungguh kacau. Putri melirik ponselnya yang seminggu ini tidak pernah berhenti berbunyi. Ada telfon dari Rina, Zahra dan seseorang yang Putri tidak ingin temui apa lagi mendengar suaranya. Putri merasa heran di tengah-tengah kesakitan nya. Mengapa Zahril menghubungi nya juga?

Putri memilih beranjak dari depan cermin untuk ke tempat tidur, cewek itu kemudian membaringkan tubuhnya dan meringkuk di balik selimut. Dia lelah menangisi cerita cintanya yang kandas. Jika saja rasa cinta bisa dihilangkan begitu saja, Putri akan dengan senang hati melakukannya. Dia sudah berusaha untuk lupa. Tapi sangat sulit. Bayang-bayang Adinda yang hamis masih mengikutinya. Putri bersyukur dia tidak bertemu dengan Zahril, dia tidak akan tahu bagaimana kondisi hatinya sekarang jika dia bertemu laki-laki itu di sana.

Putri tersadar saat mendengar azan magrib berkumandang, cewek itu bangkit dari tidurnya, dia bisa melihat bandalnya yang basah karena air mata yang tidak bisa berhenti. Mata Putri perih tapi air matanya seolah tidak mau berhenti. Putri melangkah ke kamar mandi untuk berwudhu dan melaksanakan sholat magrib.

Setelah sholat, diangkat ya kedua tangannya dengan pandangan ke atas. Matanya berkaca-kaca. "Bismillahirrahmanirrahim. Ya allah yang maha membolakkan hati. Hanya kepada-Mu lah aku meminta pertolongan. Aku mohon hilangkan lah rasa cinta di dalam hatiku jika itu yang terbaik di antara kami. Hamba tidak sanggup ya Allah menahan beban hati ini. Jikalau memang Kak Zahril bukan jodohku, mohon hapus semua rasa yang aku punya untuk dia. Hadirkanlah seseorang untuk diriku agar aku tidak tenggelam dalam rasa ini lagi. Ya Allah. Hanya kepada-Mu lah aku berserah diri. Aku memohon petunjukmu."

***

Putri mengemudikan mobil nya masuk ke dalam gerbang SMA PELITA, dimana masa remajanya yang penuh canda tawa dan suka cita itu terjadi. Mengingat bagaimana konyol nya sewaktu duduk di bangku Sma. Perasaan Putri rasanya lebih baik sekarang setelah membayangkan masa Sma nya. Kekonyolan teman sekelasnya. Tingkah bar-bar nya. Apalagi saat dia mengingat dirinya yang sering terlambat dan meninggalkan jam pelajaran. Putri tanpa sadar terkekeh. Bahkan sampai sekarang kebiasaan yang suka terlambat masih tertinggal, hingga Pak Wahyu hanya bisa geleng kepala menghadapi Putri di kampus. Apalagi saat wajah dosennya itu merengut kesal saat melihat dirinya di ambang pintu. "Eh kok mikirin Pak Wahyu sih?" Guman Putri bingung.

Putri mematikan mobil nya sebelum keluar. Cewek itu mengedarkan tatapannya memperhatikan lingkungan sekolah. "Nggak ada yang berubah." Putri mengangguk sendiri sebelum melangkah kan kaki.

Putri melihat keramaian di aula saat dia melangkah di koridor. Alumni-alumni sekolah pelita banyak yang datang. Beberapa di antara mereka membawa keluarga kecilnya. Putri tersenyum tipis melihat kekasih halal yang berjalan di depannya. Sang pria tampak sangat mesra merangkul sang wanita bergamis berwarna Navy, tawa mereka berdua membuat Putri tersenyum hangat. Betapa bahagianya mereka.

Mendengar langkah kaki di belakangnya sang wanita menolehkan kepalanya. "Eh temannya Zahra yang kemarin ke rumah, kan? Kenapa kemarin lari?" Tanya Wanita itu tampak terkejut mendapatkan Putri berdiri di belakangnya menatap ke arah mereka.

PUTRI (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang