Part 32. Untuk Apa?

3.9K 383 55
                                    

Part 32. Untuk Apa?

Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen, ya 😉

~~~

"Lepasin gue atau gue akan teriak," desis Putri sambil berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman kedua teman Adhi yang masih setia menjaganya agar tidak kabur.

"Teriak aja. Di sini nggak ada yang bisa dengar lo. Daerah sini sunyi, tempat gedung-gedung tua tidak terpakai." Adhi menyeringai. "Lo sabar bentar. Kesatria lo lagi di jalan katanya. Nih hp lo nggak bisa diam. Nama cowok cupu itu yang terus menelfon."

"Lo sebenarnya mau ngapain?" Sahut Putri. Cewek itu menatap tajam ke arah Adhi yang sedari tadi memainkan ponselnya. "Ngapain lo panggil kak Zahril? Dia kan nggak ada urusan sama lo."

Adhi mengangkat pandangannya menatap Putri. "Dia ada urusan sama gue. Gue nggak akan biarin dia lepas."

Putri menatap benci Adhi. "Gue sungguh sangat sangat menyesal pernah kenal lo," ujar Putri menekankan kata 'Sangat'.

Adhi hanya mengedipkan bahunya. Tidak ambil pusing dengan perkataan Putri barusan. Biarkan cewek itu menyesal. Pilihan Putri sendiri kan yang dulu ingin jadi pacarnya.

Sepuluh menit sudah berlalu. Putri masih berusaha untuk lepas dari Adhi dan teman-temannya. Ketakutan menggerogoti batinnya saat Zahril tidak muncul-muncul juga. Putri terdiam. Apa dia baru saja berharap Zahril akan muncul lagi untuk menolongnya? Seperti saat itu di sekolah. Putri tersenyum sedih, Zahril tidak ada hubungannya dengan semua ini. Zahril tidak seharusnya ada di sini. Cowok itu pasti punya urusan lain yang lebih penting dari dirinya.

Emang Putri sepenting apa?

"Akhirnya kesatria datang juga."

Putri mengangkat wajahnya, melihat Adhi yang bertepuk tangan dengan seringai di wajahnya. Kedua teman cowok itu membalikkan tubuhnya hingga dia bisa melihat Zahril yang baru saja keluar dari mobil cowok itu.

Putri membulatkan mata tidak percaya. Zahril berdiri di depannya sedang memandangnya, sorot mata itu dingin dengan tubuh yang berubah kaku. Wajah cowok itu mengeras saat melihat Putri yang dalam cengkraman dua teman Adhi.

"Lo mau apa?" Desisnya ke Adhi yang berada di belakang Putri.

"Hanya ingin bersenang-senang sedikit." Adhi tertawa.

"Lo nggak usah bercanda kayak gini dengan melibatkan anak orang."

"Gue sedang nggak bercanda." Adhi melangkah maju dengan perlahan hingga hanya berjarak dua meter dengan Zahril. "Lo ada urusan sama gue."

Dan tanpa aba-aba, Adhi menyerang Zahril. Menendang cowok itu dengan keras hingga mundur beberapa langkah. Menendang di bagian fital hingga Zahril tidak bisa bergerak sesaat.

Zahril terbatuk, meringis saat merasakan perutnya sakit karena tendangan Adhi. Cowok itu baru akan mengangkat wajahnya saat satu pukulan kembali dia dapatkan di rahang hingga kepalanya menoleh ke samping dengan keras. Darah menetes dari mulut cowok itu.

"Kak Zahril!" Putri berteriak. Tubuh cewek itu bergetar saat melihat Adhi kembali melayangkan pukulan di pelipis Zahril. "Berhenti!"

PUTRI (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang