Kasus 1
Ada seorang pegawai berangkat kerja pake motor. Di perjalanan, ada pengendara motor lain yang hampir aja nabrak dia. Karena emosi, dia maki-maki tuh orang. Gak terima dimaki-maki, orang itu malah nantangin. Jadilah berantem di jalan sampe 30 menit. Untung bisa damai karena dilerai sama orang-orang di jalan. Pas sampe tempat kerjaan, dia terlambat. Bosnya marah-marah karena itu. Udah dikasih penjelasan, si bos gak ngerti juga. Emosi sampe puncaknya, dia sesumbar untuk minta dipecat dari kerjaan. Eh, malah beneran dipecat. Jadilah dia penggangguran sampe sekarang.Kasus 2
Ada seorang pegawai berangkat kerja pake motor. Di perjalanan, ada pengendara motor lain yang hampir aja nabrak dia. Meskipun emosi, dia gak mau ribut di jalan. Sampe kantor, dia gak terlambat, malah dateng paling pertama di antara pegawai lainnya. Si bos juga seneng pegawai ini selalu dateng tepat waktu. Karena itu, hari itu juga si bos bilang dia akan promosiin dia ke jabatan yang lebih tinggi.***
Dua kasus itu awalnya sama, tapi punya akhir yang bertolak belakang.
Coba inget-inget, berapa banyak masalah yang semakin runyam gara-gara reaksi kita sendiri?
Kalo nilai ujian kita jelek, yang salah itu bukan soal ujiannya, melainkan jawabannya. Kalo hidup kita susah dan menderita, yang salah itu bukan masalahnya, melainkan cara kita menyikapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona: Menjadi Baik, Bukan Palsu [TAMAT]
RandomSeri #2 Humaniorama Ada pepatah Jepang yang mengatakan bahwa setiap manusia itu memiliki tiga wajah. Wajah pertama adalah wajah yang ditunjukkan ke semua orang. Wajah kedua adalah wajah yang ditunjukkan ke orang-orang terdekat. Wajah ketiga adalah w...