Persona: Menjadi Baik, Bukan Palsu [TAMAT]

Menasehati: Tidak Langsung

"...dan saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran."

Metode kayak gue gini, yang frontal, mungkin terkesan menggurui dan kurang diterima sebagian orang. Ada lagi metode sarkas dan nyindir, yang lebih nyelekit meskipun niatnya ngingetin.

Tapi sebenernya ada teknik menasehati orang, tanpa orang itu merasa dinasehati.

1. Bertanya pendapat.
Misalnya ayah kita orangnya emosian, kalo di jalan raya sering ngomong kasar ke orang yang menurut dia salah dalam berkendara. Sebagai anak yang punya sopan santun, gak elok lah kita langsung ngomong ke ayah bahwa kelakuan kayak gitu gak baik. Terus gimana cara ngingetin yang baik? Cari momen yang tepat, jangan langsung abis kejadian. Ceritakan ke ayah bahwa kita pernah dimaki-maki orang di jalan padahal gak salah apa-apa. Tanya pendapatnya dia gimana. Kemungkinan besar, dia bakal nyalahin itu orang dan mikir, "Apa ternyata saya juga gitu ya ke orang lain selama ini?"

2. Sandiwara
Contoh paling baik gue ambil dari kisah dua cucu nabi Muhammad, Hasan dan Husein, ketika melihat seorang paman tua yang wudhu-nya gak sesuai sama ketentuan wudhu. Sebagai anak muda, gak mungkin kan frontal ngajarin si paman: "Itu salah wudhunya om, sini saya ajarin."
Makanya untuk ngasitau si paman tadi, mereka berdua pura-pura bertengkar untuk menunjukkan siapa yang wudhunya paling benar. Kemudian salah satunya nanya ke si kakek, "Wahai paman, kami berselisih tentang wudhu, tolong nilai kami, siapa yang wudhunya paling benar." Akhirnya mereka berdua wudhu, ya tentu keduanya wudhunya sesuai ajaran Nabi. Maka tersadarlah si paman itu kalau wudhunya selama ini salah.

***

Jujur, pada prakteknya gue masih belum mampu nasehatin orang lain pake cara itu. Apalagi gue juga kadang merasa gak pantes nasehatin orang, khususnya yang lebih senior.

Kalo kalian gimana, pernahkah melakukan salah satu atau kedua cara itu untuk ngingetin/nasehatin orang lain?