Chapter 1 - Selene

1.7K 156 16
                                    

"Kenapa kau membawa seorang zaic selain The Cardinal Signs¹, Athena?" Perempuan berbalut kain putih itu menatap tajam pada gadis di hadapannya. "Dia Sagitarius, bukan salah satu dari mereka yang sepantasnya masuk ke teritorial kekuasaanku," lanjutnya.

Mendengarnya, Athena tersenyum lembut. "Selene, sesungguhnya di luar sana banyak sekali perihal-perihal yang harus diselesaikan secepatnya. Cancer, Libra, dan Capricorn memiliki tugasnya di Bumi. Dan, ya, dia adalah Zaic Sagitarius. Aku juga tidak akan membawanya dengan sembarangan masuk ke dalam istanamu ini."

Selene tak bisa berkutik menanggapi perkataannya. "Baiklah-baiklah. Siapa namamu, Gadis Sagi?"

"Ashley," jawabnya langsung. "Senang bertemu dengan Anda, Sang Dewi Bulan, Selene." Lalu ia sedikit membungkuk sebagai penghormatan.

"Yah, terserah." Intonasi suara Selene terdengar tidak tersanjung. Ia kemudian berjalan ke hadapan pemuda tinggi dengan salah satu tangan menggenggam gagang pedang yang berada di sabuknya. "Bagaimana kabarmu, Aries?"

"Aku baik." Meski wajahnya menyunggingkan senyum, sorot mata Aries tetap tegas berwibawa.

Situasi tiba-tiba membeku saat Selene meninggalkan mereka, seakan detik melambatkan detaknya. Tak lama kemudian, ia kembali bersama beberapa prajurit mengawalnya. Athena dengan bijak segera menghadap Selene dan berkata, "Bisakah kita segera memulai pertemuan ini?"

Selene pun mengangguk setuju. Ia menitahkan ajudannya untuk mengumpulkan barang-barang pribadi kepunyaan mereka, termasuk pedang Olimpus milik Aries, panah dan belati Chiron milik Ashley, serta mantel Aigis milik Athena.

"Kau juga harus melepas zrinc² milikmu, Ashley." Athena berujar tiba-tiba. "Tidak boleh ada satu pun atribut berkekuatan di dalam ruang pribadi Selene."

"Kenapa begitu? Bukankah zrinc ini satu-satunya penghubung antara kami dengan zaic lain yang berada di bumi?" serunya. "Bukankah dengan begitu, kami nanti tidak akan bisa mengetahui kalau saja tiba-tiba ada permasalahan di Bumi, ketika kita mengadakan pertemuan nanti?"

Athena menggeleng. "Terkadang kita harus mengabaikan peraturan demi menaati kebijakan tertentu. Memang kalian dilarang untuk melepas zrinc itu dari jemari kalian, supaya dapat berkomunikasi bila terjadi permasalahan. Namun, kebijakan yang ditetapkan oleh Selene ketika Zeus meminta bantuan, hanyalah satu: tidak boleh ada atribut berkekuatan di dalam ruangannya."

Ashley bersikukuh menolak dalam dirinya. Ia pun menoleh ke arah Aries, berharap bahwa lelaki itu memiliki pendapat serupa. Namun, yang diharapkan justru mengangguk yakin.

Sialan.

"Di dalam sana nanti, kau akan mengerti tugas Bulan yang sebenarnya, Gadis Sagi. Aku tidak ingin ada pedang atau apa pun itu yang berkekuatan magis berada di dalam ruanganku." Selene muak dengan drama yang Ashley ciptakan. "Seluruh temanmu yang kau gantikan itu, tidak pernah membuang-buang waktu seperti ini."

Telak, tiga berbanding satu. Dengan berat hati ia melepas cincin dengan batu Amethyst berwarna ungu yang ada di salah satu jemarinya. Diberikannya zrinc itu pada pengawal Selene dengan wajah ketidaksetujuan.

Athena menepuk pundak Ashley untuk menenangkan. "Tenanglah. Berharap saja tidak terjadi apa-apa di Bumi," bisiknya.

Mereka berempat masuk ke ruang pribadi Selene. Ruang yang menjadi inti dalam pengawasan Bumi melalui Bulan. Di dalamnya terdapat kaca yang teramat besar, menampilkan permukaan Bumi secara detail. Kaca itu disebut dengan kristal Bumi. Bahkan Ashley mampu menangkap aktivitas seorang warga sipil yang sedang membeli hotdog dari kristal tersebut.

"Bagaimana keadaan Bumi selama enam bulan ini?" Athena memulai percakapan. "Para zaic melapor bahwa mereka tidak menemukan permasalahan yang disebabkan oleh Titan³ atau makhluk Dunia Bawah. Namun, mungkin saja pengamatan tajammu itu menangkap sesuatu yang luput mereka sadari."

Zodiac's Series: The ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang