Pagi hari sekali, ketika Matahari memberanikan diri untuk hadir menyinari Bumi secara malu-malu, di saat ayam mulai berkokok menyadarkan tiap-tiap insan yang terlelap, dan di mana udara masih segar-segarnya untuk sirkulasi pernapasan rasakan, Athena pergi menjemput Aries dan Ashley.
Seperti ucapan Zeus kemarin, ritual pencarian zaic baru akan dilaksanakan hari ini. Itulah mengapa dirinya datang ke Bumi untuk menjemput keduanya. Tidak ada waktu yang cukup untuk menjelaskan pada mereka, itu semua terlalu tiba-tiba.
Yang Athena ketahui, keduanya berada di kediaman Elizabeth. Tempat terakhir yang menjadi destinasi saat berada di Bumi terakhir kali.
Ketika pintu diketuk, tidak ada jawaban dari dalam sana. Athena enggan berpikir tidak-tidak. Ia mengulangi ketukan dengan konsentrasi jeda serupa, lalu langkah kaki terdengar sangat lembut dari balik pintu. Suara kunci terbuka kemudian dan menampilkan wajah suntuk Aries yang menyembul saat pintu dibuka.
"Ah, Dewi Athena." Ia terkesiap, mengusap matanya berulang kali. "Ada apa datang ke sini? Pagi-pagi seperti ini?" katanya.
Athena mengangguk. "Kita harus bergegas ke Olimpus secepatnya. Hermes sedang menjaga tempat untuk portal kedatangan kita. Hari ini juga, ritual pencarian zaic baru akan dilaksanakan." Ia mengatakannya cepat, tetapi dengan intonasi yang tenang.
Mata Aries terbelalak, mungkin masih mengumpulkan nyawa yang terjebak di alam mimpi, atau mungkin menjadi terkejut karena kedatangan Athena sangatlah mendadak. Tak lama ia mengangguk dan membalikkan tubuh. Dibangunkannya Ashley yang sedang bergulat hebat dengan selimut di atas kasur.
Athena menanti di depan pintu, takut-takut hanya menjadi penghalang bagi keduanya untuk bersiap pergi. "Tidak perlu mandi," ujarnya kepada dua manusia di dalam sana.
Terdengar suara desahan kesal yang diyakini milik Ashley. "Baiklah-baiklah!" ungkapnya.
Setelah tujuh menit lamanya, keduanya sudah bersiap dengan pakaian formal masing-masing. Ritual pencarian zaic baru memang tidak payah mengenakan kostum yang aneh-aneh karena hal terpenting hanyalah kehadiran. Kehadiran para zaic serta Dewa-Dewi Olimpus. Itu semua sudah cukup. Berbeda dengan pelantikan zaic yang lebih kompleks, tentu saja.
"Bahkan Matahari pun belum benar-benar menunjukkan seluruh tubuhnya," keluh Ashley.
Athena tidak menghiraukannya. Ia langsung memimpin jalan menuju tempat tersembunyi di gedung itu--setelah yakin keduanya sudah benar-benar siap untuk pergi. Ketika Athena merapal mantra, asap-asap magis mulai mengepul membentuk lingkaran besar, membuka pintu menuju tempat lain yang sekiranya lebih hangat daripada suhu di Bumi pagi ini.
"Ayo, kita harus bergegas sebelum ada seseorang di Olimpus yang menyadari keberadaan kalian," ucap Hermes yang tiba-tiba datang dari dalam portal.
Ketiganya memasuki pintu penghubung menuju Olimpus satu per satu. Athena yang berada di urutan terakhir langsung memusnahkan portal yang ada di Bumi, supaya jejak Olimpus tidak terdeteksi oleh manusia lain.
"Ayo!" Hermes sedikit bergegas berjalan menuju Altar Bintang yang terletak di Gunung Olimpus. "Zeus sudah menunggu kita di sana?"
Aries, Ashley, dan Athena berusaha menyetarakan langkah Hermes yang begitu cepat. Bahkan tidak mengenakan topi dan sepatu bersayapnya saja, gerak tubuh Hermes secepat ini. Benar-benar gila.
Ketika berada di kaki gunung, Hermes sedikit melemaskan tenaganya. Mereka pun menyusuri hutan lebih dalam dengan perasaan tenang. Melintasi pepohonan yang menjulang tinggi di sembarang tempat dan melewati aliran sungai yang biasa dijadikan air minum para dewa-dewi di sana.
Sebuah gedung besar sudah tampak di pelupuk mata. Bentuknya lebih mirip dengan istana, hanya saja di dalam sana tidak ada seorang raja yang berkuasa sehingga tak sepatutnya disebut demikian. Aries dan Ashley merasa bernostalgia saat kenangan-kenangan beberapa tahun lalu menyusup ke otak keduanya tanpa permisi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zodiac's Series: The Chosen
Fantasía[Fantasy minor Adventure || 15+] Ophiuchus datang membalaskan dendam. Membunuh sepuluh utusan zodiak dari dua belas yang ditakdirkan. Motif yang terbilang abu membuat dewa-dewi Olimpus kelabakan mencari solusi, bahkan bagi Zeus sekalipun. Di sisi la...