Lebih sering melamun dan tak peduli pada sekitar, irisnya masih terpaku kearah luar jendela, menyasikan rintik hujan di sore hari,
"Ya ampun mama!!! Chenle ngompol!" seru bocah berusia 4 tahun yang kini menarik-narik ujung kaos ibunya
"hah! apa?" terbuyar dari lamunannya, lantas menoleh ke arah anak sulungnya
"chenle ngompol lagi ma, cape injun tuh gantiin pampers lele mulu" gerutu si sulung, Renjun Lee
"tolong gantiin lagi ya, mama ngantuk"
Renjun mencebik, rasanya ingin mati saja, diusianya yang masih kecil, ia sudah memiliki adik berusia satu tahun lebih dua bulan, terlebih sekarang mamanya sedang hamil lagi,
Akhirnya Renjun menurut, ia berlari ke arah lemari plastik di ruang keluarga untuk mengambil persediaan pampers, lalu berlari lagi ke kamarnya untuk menghampiri adiknya yang mengompol,
[]
"Jeno... Aku mau kue mochi!"
Lagi, di tengah malam, seorang Na jaemin selalu mengusik tidur suaminya, Jeno hanya menggumam, lalu kembali menarik selimutnya,
"Jeno... "
Lee Jeno menyibak selimutnya, lalu duduk menyandar pada kepala ranjang "besok ya Na"
"Sekarang!"
Kepala Jeno berdenyut sakit mendengar rengekan Jaemin yang harus dituruti, "Oke, tapi awas kalo udah dibeliin ngga dimakan"
"Kan ada kamu yang bakal makan... ayolah Jen! Ngga sayang ya sama Nana?" Jaemin lantas memeluk erat leher Jeno, lebih terkesan seperti mencekiknya
"Uhuk!! Iya Na... ampun... Jeno sayang kok sama Nana"
Tersenyum, lantas mengecup pipi Jeno, "Okay... sekarang bangun, pakai jaket terus cari mochi"
"Iya Na iyaaa"
[]
Rasanya Jeno ingin mengumpati istrinya, bagaimana bisa ia sudah kembali dengan kresek berisi mochi saat subuh datang, namun Jaemin dengan mudahnya mengatakan "Jeno, kayaknya aku gendutan, ngga baik makan jam segini, buat kamu aja sama renjun"
Dengan rakus Jeno memakan mochi karena saking kesalnya, dan Jaemin yang terbahak akan tingkah Jeno
"Nak, nanti kalo kamu lahir harus sayang sama papa! Ngga mau tau!" Sungut Jeno seraya mengusap lembut perut Jaemin
[]
"Pa!"
"Ya"
Renjun menaiki sofa dengan susah payah agar bisa duduk disebelah ayahnya yang tengah berkutat dengan ponselnya,
"Injun mau nginep aja ditempat nenek!" Bocah itu bersidekap
"Kenapa? Mama masih nyebelin ya?" Jeno meletakkan ponselnya di saku jas, kemudian mengusap lembut rambut anak sulungnya
"Nah itu tau, ya masa injun terus yang mandiin Lele, nyebokin Lele, gantiin pampers, semuanya injun yang kerjain, mama cuma makan sama ngelamun doang, dikira injun PRT apa?" Gerutu renjun
Jeno menghela nafas, ia paham akan kondisi Renjun semenjak istrinya hamil anak ke-tiga, Jaemin hanya melamun dan makan, tak peduli akan Renjun dan Chenlee yang sebenarnya masih butuh kasih sayang
"Boleh ya pa?"
Jeno memijit pelipisnya, "nanti lele siapa yang jagain?"
Renjun cemberut, "injun juga butuh main sama temen-temen pa, injun jarang ketemu lagi sama yang lain semenjak mama ngelamun terus, mama sakit ya?"
Jeno tak bisa menolak keinginan Renjun, terlebih akhir-akhir ini anak itu lebih sering diam, entah karena marah atau bosan akan keadaan
"Boleh, ayo sekarang injun kemas-kemas pakaian dulu buat dibawa kerumah nenek, nanti lele papa yang urus"
"YEAYYYY"
Ini yang ingin Jeno lihat, tawa bahagia anak sulungnya lagi,
[]
"Mau kemana Njun?"
Renjun menghentikkan kegiatannya memasukkan pakaian kedalam tas miliknya begitu sang mama duduk diatas ranjang miliknya
"Injun kangen nenek ma"
Jaemin merengut, "Injun mau ninggalin mama?"
"Iya"
"Mama ngerepotin Injun terus ya?"
"Iya itu mama tau" Renjun kembali memasukkan beberapa pakaian dan mainannya ke dalam tas
"Mama minta maaf"
"Iya injun maafin"
"Injun jangan pergi"
"Injun harus pergi"
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Na Jaemin [NOMIN]
FanfictionJeno menghela nafas, ia paham akan kondisi Renjun semenjak istrinya hamil anak ke-tiga, Jaemin hanya melamun dan makan, tak peduli akan Renjun dan Chenle yang sebenarnya masih butuh kasih sayang