Jeno tersenyum gemas sampai matanya membentuk bulan sabit, pulang bekerja, disuguhi pemandangan yang membuat hatinya menghangat,
Terlihat Jaemin yang seperti indukan kucing, dikelilingi kelima anaknya, lebih tepatnya Renjun, Chenle dan Jisung yang berebut ingin melihat dua adik bayi, uhh... menggemaskan
Terhitung sudah satu bulan lebih akan kehadiran si kembar tak identik, yang kakak mirip Jaemin yang adik mirip Jeno, Lee Minhee dan Logan Lee
"PAPA!" Chenle yang pertama kali menyadari kehadiran papanya, ia berlari mendekat lalu meminta gendong tak lupa mencium pipi Jeno
Lain lagi dengan Jisung, bocah berumur dua tahun itu hanya melirik sekilas lalu kembali meringkuk malas disamping kedua adiknya,
"PA! Beli sepedanya ngga?" Tagih anak yang paling tua
"Besok, papa capek!" Balas Jeno yang masih menggendong Chenle
"Yaah! Papa ngga asik! Injun sendiri lho yang ngga punya sepeda di geng Injun" sungut Renjun menggebu,
"Apaansih, anak kecil udah geng-gengan!" Tegur Jaemin
"Ish mama ngga tau anak muda ya, diem!" balas Renjun
Jaemin menggeleng pelan, semakin hari putra sulungnya terlihat semakin bar-bar, perasaan saat ia kecil sampai sekarang ini ia sangat kalem dan lemah lembut, apa mungkin itu bawaan dari Jeno ya?
"Yaudah! Pokoknya besok harus beli, yang warna merah ya, Pa!" Paksa Renjun
"Jangan Pa! Biarian aja Injun jalan kaki sendiri, orang sekolah sama rumah cuma jarak enam bangunan doang! Manja!" Dumal Jaemin, ia perlahan duduk dari berbaringnya di kasur lantai yang sengaja ditempatkan diruang keluarga
Renjun memicing tak suka ke arah mamanya, Jaemin bahkan memeletkan lidahnya, "ish! Nyebelin banget ini si Nyonyah!" dengus Renjun
"Belajar sana!" Usir Jaemin kemudian
"Ngga ada PR!"
"Awas loh ya, kalo besok teriak-teriak manggilin papa suruh bantu ngerjain PR, ngga mama kasih uang jajan" ancam Jaemin
Merengut sebal, kemudian Renjun melangkah gontai menuju kamarnya untuk mengecek jadual, lantas memasukkan buku pelajaran untuk besok kedalam tasnya, pokoknya tak mau belajar kalau tak ada PR,
"Na, lain kali jangan terlalu keras ke Injun, anaknya mudah peka, apa-apa dimasukin ke hati" tegur Jeno
Mengangguk samar, Jaemin itu ya, terkadang menyepelekan perasaan Renjun, berpikir Renjun sudah bisa mandiri dan mengerti, namun itu salah kaprah, tingkah bar-bar Renjun hanya karena ingin mendapat perhatian kedua orangtuanya
[]
"Na, minggu depan temen-temen karyawan hotel mau kesini, jenguk si kembar" ucap Jeno, ia baru selesai membersihkan diri, bahkan rambutnya masih setengah basah
"Boleh, nanti aku bikinin kue buat hidangan"
"Ngga usah, nanti aku beli aja, kasian kamu capek, tau sendiri itu si Minhee ngga bisa ditinggal" omel Jeno
Jaemin akhirnya mengangguk, ada benarnya juga ucapan Jeno, Minhee sangat rewel, apalagi jika menyadari mamanya tak berada disampingnya, bayi itu akan langsung menangis, dan membuat saudara kembarnya ikut menangis pula,
![](https://img.wattpad.com/cover/188117401-288-k915058.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Na Jaemin [NOMIN]
FanfictionJeno menghela nafas, ia paham akan kondisi Renjun semenjak istrinya hamil anak ke-tiga, Jaemin hanya melamun dan makan, tak peduli akan Renjun dan Chenle yang sebenarnya masih butuh kasih sayang