19+
[♡]
Tubuhnya sudah terasa lengket akan keringat dan cairan cinta miliknya serta milik sang dominant, ia tak berani memohon agar suami tampannya menyudahi kegiatan bercocok tanam mereka, biarkan saja sampai Jeno merasa puas, toh kali ini Jeno pakai pengaman
Bagi Jeno, ini belum seberapa, ia masih bisa bertahan untuk beberapa jam kedepan, tak sadar jika istri cantiknya hampir pingsan serta suaranya yang kian serak,
Meremat surai Jeno yang basah karena keringat begitu ia merasakan hendak mencapai pelepasannya, si dominant pun semakin cepat menggerakkan pinggulnya,
"Mhh... Ahh... Jenhh"
"Shh... Na..."
Sudah pelepasan yang ke sekian kali bagi Jaemin, sedangkan baru yang ketiga kali bagi Si tampan yang masih memejamkan matanya menikmati pelepasannya yang ketiga,
Berjengit kaget saat Jeno kembali mendorong miliknya sekali hentak lalu menarik keluar sampai tersisa ujungnya, kemudian melesakkannya lagi berkali-kali sampai tubuh Jaemin terhentak,
Jeno sadar akan istrinya yang mulai kehabisan tenaga, ia memelankan gerakan pinggulnya, mengecup sayang kedua kelopak mata yang menatapnya sayu,
"Maaf Na, sekarang kamu istirahat aja, biar aku urusin sendiri ini burung sialan" ucap Jeno yang kini menarik keluar miliknya yang masih setengah mengeras pasca pelepasan tadi,
Terkekeh pelan akan nada kesal Jeno, kemudian ia mengangguk pelan, lalu memejamkan matanya,
"I love you, Na" mengecup lama bibir Jaemin yang sudah membengkak karena ulahnya, kemudian menuruni ranjang untuk menuntaskan urusan burungnya sendiri dikamar mandi,
"Hm" balas Jaemin, kini ia mengeratkan pelukannya pada bantal milik Renjun,
Tempat terakhir mereka bercinta di kamar Renjun, masa bodoh! Toh orangnya tidak ada dirumah
[]
Selalu Lee Jeno yang bangun diawal setelah malamnya ia gunakan untuk membuat istrinya tak berdaya dibawah kendalinya,
Sudah membersihkan semua kekacauan yang semalam ia perbuat, lalu menyiapkan sarapan walau hanya dengan menu sederhana sebisanya,
Menyetrika sendiri setelan yang akan ia kenakan hari ini karena cucian bersih menumpuk belum terjamah tangan Jaemin selama berhari-hari,
"Jeno? Ngapain? Sini aku aja"
Mendapati Jaemin yang sudah nampak segar sehabis mandi, aduh! Jeno jadi tak berselera untuk berangkat kerja,
"Sini aku aja, maaf ya belum sempat beresin pakaian" mengambil alih kegiatan Jeno yang tengah melicin kemeja,
"Harusnya aku yang minta maaf, semalem maen kasar, masih sakit?"
Pipi Jaemin memerah, bahkan rasa panas setrika menjalar ke pipinya, sakit sih, tapi ia menikmatinya,
"Sedikit" balas Jaemin malu
"Ngga usah maksain lagi kalo udah capek"
"Iya"
[]
Merasa risih begitu dokter yang menangani Renjun terus menatapnya tanpa berkedip, Jaemin terus menghindari kontak mata dengan dokter anak bername tag Hendery
"Renjun bisa pulang lusa" ungkap Hendery
Mengangguk paham, kemudian Jaemin meraih mangkuk bubur diatas nakas untuk menyuapi putra sulungnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Na Jaemin [NOMIN]
FanficJeno menghela nafas, ia paham akan kondisi Renjun semenjak istrinya hamil anak ke-tiga, Jaemin hanya melamun dan makan, tak peduli akan Renjun dan Chenle yang sebenarnya masih butuh kasih sayang