Akhirnya kembali berkunjung ke rumah mewah milik Mark Lee lagi, kali ini Jaemin hanya pergi bersama Jisung dan Chenle,
Sebenarnya karena permintaan Mark menyuruh Jaemin berkunjung untuk menemani Haechan yang masih terlalu kaku mengurus bayi sendirian disaat Mark bekerja,
"Maaf ya ngerepotin" ujar Haechan yang tak enak hati,
"Ngga papa, setiap hari aku punya waktu luang kok" balas Jaemin dengan cengiran lebarnya
Punya banyak waktu luang dengan tiga anak yang masih kecil-kecil serta perut yang mulai membuncit? Aku sih ngga sanggup —batin Haechan miris
Memang ya, dari awal pertemuan saat pindah rumah waktu itu, Haechan masih sedikit tak suka melihat Jaemin,
"Eh, itu serius lagi ngisi lagi?" Tanya Haechan hati-hati seraya menunjuk perut Jaemin
Mengangguk lemah, Ada setitik rasa malu saat orang-orang bertanya tentang kehamilannya kali ini, anak sudah banyak masa nambah terus,
"Iya, udah USG, katanya kembar"
Rasanya Haechan ingin membanting vas bunga saja mendengar pengakuan Jaemin,
[]
Rupanya penawaran Mark Lee yang ingin menukar Renjun dengan sofa mewah masih berlaku, ia bersikeras membujuk Jeno,
Sepulang kerja, Jeno menjemput Jaemin dan dua anaknya yang masih berada dirumah Mark, tentunya menjemput bersama Renjun
"Ngga lah, ngga ada yang sebanding sama anak-anak" tolak Jeno
"Yaudah, aku tambahin sama mobil, kalo masih kurang, itu, villa yang di Jeju buat kamu, gimana, No?" Tawar Mark, ia menopang dagu seraya duduk menyilangkan kakinya,
Mengusap surai kecoklatannya kebelakang, aduh, bagaimana ya? Masalahnya villa milik Mark yang diJeju sayang kalo ditolak, tapi kalo ngga ada Injun, ngga ada yang bisa diandelin,— perang batin dalam diri ayah muda itu
"Aku tanya sama Nana dulu," Yah, pada akhirnya Jeno mulai goyah hanya karena sebuah villa
[]
Tamparan keras mendarat dikedua pipi ayah muda itu, Jaemin pelakunya,
"Sinting ya kamu Jeno!" marah Jaemin dengan sedikit bentakan
Masih memegangi kedua pipinya yang memerah dan kebas, tenaga Jaemin, Ya Tuhan, tak main-main
"Iya kan aku cuma nanya, Na"
"Terus, kalau misal aku iyain, kamu setuju?"
Meringis tak berdosa, lantas Jeno mengangguk dan hal itu semakin membuat amarah istrinya memuncak, "gugat cerai Nana aja kalau begitu!"
Aduh, kenapa situasinya jadi seperti ini, lidah Jeno itu ya, sepertinya harus dipotong, salah terus saat bicara dengan istrinya
"Ngga mau cerai! Iya aku minta maaf, aku tolak tawaran Mark, I love you" ungkapnya seraya membentuk love sign dengan kedua tangan diatas kepalanya
[]
Rainbow cake, pudding cokelat, pie apel, muffin dan kue tart tersusun rapi diatas meja makan, semuanya hasil karya Jaemin, benar bukan? Ia memiliki banyak waktu luang,
Setidaknya untuk melepas bosan karena Jisung yang tak pernah rewel dan hobby tidur serta Chenle yang selalu sibuk bermain dengan crayon milik Renjun yang sudah tak terpakai, mencorat-coret dinding rumah,
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Na Jaemin [NOMIN]
FanfictionJeno menghela nafas, ia paham akan kondisi Renjun semenjak istrinya hamil anak ke-tiga, Jaemin hanya melamun dan makan, tak peduli akan Renjun dan Chenle yang sebenarnya masih butuh kasih sayang