Dear My Yeonjun || Yeonbin [ ✅ ]

10.

Maafkan Carrot gak tepat janji UP nya.
Maafkan kalau ada typo ya ini hampir 2000 w loh ya.

SEMOGA PART NYA MASIH KERASA FEELNYA YA. VOMENT JANGAN KASI KENDOR DONG🙄

......

Kalian pernah merasakan yang namanya rindu kan?

Kurasa aku benar benar tidak bisa menahan rinduku lagi. Aku ingin melihat Yeonjun secepatnya.
Aku tidak sanggup hanya melihat fotonya saja setiap hari.

Aku rindu Yeonjun marah padaku.

Aku rindu Yeonjun tertidur diranjang masih mengenakan sepatu kerjanya, lalu aku membukakannya.

Aku rindu Yeonjun mengumpat padaku saat gorden ku buka selebar lebarnya.

Aku rindu aroma tubuhnya.

Aku merindukanmu Yeonjun-ah.

Aku kembali menekan nomor ponselnya melalui telepon rumah ini, panggilan terhubung sedikit lama terjawab dari biasanya. Karena semenjak hari itu aku sering menghubunginya hanya untuk mendengarkan suaranya saja.

Nadanya masih terhubung setelah aku mengulangi panggilan itu untuk ketiga kalinya. Ini sudah pukul sembilan pagi, harusnya Yeonjun sudah bangun.

" Halloo "

Akhirnya suara Yeonjun terdengar dari seberang sana.

Aku hanya diam. Menggenggam erat teleponnya. Aku mencoba untuk mengatur deru nafasku.

" Soobinnn kau kah itu? "

Oh Tuhan bolehkah aku menangis mendengarnya menyebut namaku?

" Aku tidak salah kan, kau disanakan? Bicaralah Soobinie "

Aku menutupnya untuk memutuskan sambungan telepon kami. Aku menangis.

Tidak.

Pasti Yeonjun benar benar tidak tau, aku yakin Yeonjun hanya menebaknya asal.

Suaranya terdengar tidak seperti biasanya. Apakah Yeonjun dalam keadaan baik baik saja?

Aku tidak memikir panjang lagi, hati dan logikaku hanya menyuruhku mengejarnya.

Tapi keadaanku tidak memungkinkan untuk menemuinya. Lagi lagi aku harus menepis rasa rinduku.

Oh ya, apakah kalian percaya jika berharap pada bintang yang jatuh maka harapan kalian akan dikabulkan?

Dan ada yang mengatakan padaku juga saat pelangi muncul tepat setelah hujan, apa yang diharapkan didalam hati akan terwujud?

Disinilah aku sekarang menanti pelangi tepat setelah hujan reda. Tapi pelangi yang kutunggu belum muncul juga.

Aku pun memilih untuk kembali masuk kedalam rumah, aku akan menunggunya lain kali.

Belum sempat aku mendaratkan tubuhku diatas ranjang, aku mendengar pintu yang diketuk berulang ulang.

Aku sedikit heran siapa yang datang?