24.

3.7K 589 129
                                    

PART INI MENGANDUNG BAWANG . VOMENT🙄




......





Doyoon membawaku kesuatu tempat yang belum pernah kukunjungi sebelumnya, ternyata ini adalah tempat dimana bisa melihat salju di Seoul. Namanya adalah Namsan Seoul Tower. Menginjakkan kaki di atas menara observasi yang mencapai 479 meter diatas permukaan laut. Dari atas ketinggian ini aku dan Doyoon dapat melihat langit yang menjatuhkan salah satu ciptaan indahNya. Salju turun dengan begitu menawan serta menghiasi area sekitar sini dan ditambah dengan lampu warna warni yang menambah kesan sangat indah. Sungguh aku bahkan tidak tau jika tempat ini sangat indah saat musim salju seperti ini. Lagi lagi Doyoon orang yang pertama kali membuatku mengetahui tempat ini. Dari atas ini semuanya terlihat begitu indah.

" Ini sangat indah " gumanku padanya. Karena aku bisa melihat gedung gedung tinggi Seoul yang tertutupi salju juga.

" Tapi bagiku kau yang paling indah "

Aku merasa pipiku seketika terasa panas dan hatiku seperti hangat mendengar Doyoon mengatakan itu. Bukankah ini pertama bagiku? Biasanya aku selalu menertawai Doyoon jika mengatakan hal hal seperti ini padaku sebelumnya.

" Kau bisa berdansa? " tanya Doyoon.

" Aa..aku tidak pernah melakukannya " jawabku jujur pada Doyoon.

" Mau mencobanya denganku? " tanya Doyoon.

" Kau mengajakku berdansa tanpa musik? " tanyaku sambil terkekeh.

Doyoon tidak menjawabnya dan langsung mengeluarkan ponsel dan earphonenya. Doyoon memasangkan earphone itu pada sebelah telingaku dan telingannya. Setelah kami berhadapan Doyoon masih memainkan ponselnya karena memang aku belum mendengarkan apapun ditelingaku.

Sampai akhirnya sebuah musik yang bernada dari sebuah dentingan piano. Dan Doyoon memasukkan ponselnya sampai akhirnya Doyoon menyatukan tangan kami. Ini benar benar seperti posisi yang bisa dikatakan sangat dekat karena tangannya sebelah tepat berada dibelakang pinggulku.

" Tidak perduli jika ada yang melihat kita seperti ini, kau hanya perlu mengerakkan kakimu. Biarkan tanganku membantu tubuhmu, lalu kau juga perlu seirama dengan musik ini " kata Doyoon dari samping wajahku.

Benar saja hanya merasa aneh diawal, tapi akhirnya aku dan Doyoon bisa seirama menggerakan tubuh kami. Hanya gerakan kecil sampai akhirnya kami berada di akhir musik dan mengakhiri pelan gerakan tubuh kami. Sekali lagi ini adalah hal baru bagiku.

Tidak tau bagaimana tapi kening kami menyatu, karena Doyoon sedikit lebih tinggi dariku aku sedikit menggerakkan bola mataku agar tepat melihat manik mata Doyoon jika posisi berdiri seperti ini.

" Kalau aku sudah tidak ada didunia ini kau tidak boleh mudah menyerah jika sesuatu itu masih bisa diperjuangkan " katanya padaku.

Tidak ada yang bisa kukatakan sekarang ini. Karena seakan akan malam ini berhasil menghipnotisku, bisakah Doyoon tidak membuatku bersedih untuk tidak mengingat hal buruk itu?

Haruskah kukatakan padanya bahwa sebenarnya aku ingin memperjuangkan Yeonjun, tapi disisi lain seorang anak yang akan dilahirkan membutuhkan seorang Ayah saat hadir kedunia ini?

Setelah itu sebelum pulang aku dan Doyoon akhirnya masuk kedalam sebuah ruangan yang ada didekat tower ini setelah kami turun. Bentuknya seperti rumah Hanbok tapi ternyata itu adalah sebuah Gereja kecil yang biasa dikunjungi orang orang untuk berdoa. Aku tidak mengatakan apapun karena hanya mengikuti Doyoon kemanapun yang diamau.

Dear My Yeonjun || Yeonbin  [ ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang