23.

3.5K 568 108
                                    

Hari ini Carrot double update ya. Mungkin beberapa jam kelang dari part 23 ini di publish. Selamat menikmati double up 23-24 😘



.......




Aku menyimpan sarung tangan yang kemarin itu didalam sebuah kotak, awalnya kupikir orang itu adalah Yeonjun tapi aku berpikir lagi bukankah wangi yang sama bisa dimiliki oleh siapapun? Aku tidak ingin terbawa suasana jika itu adalah Yeonjun, bukankah Yeonjun juga memang sudah tidak pernah menghubungiku lagi?

" Soobin "

Aku langsung menoleh kearah pintu dan mendapati Doyoon yang sudah berdiri disana, ah aku memang tidak menutup pintunya tadi.

" Masuklah " kataku sambil membuka pintu itu lebih lebar lagi.

Aku dan Doyoon akhirnya duduk ditepi ranjang, ini apartement Doyoon aku hanya menumpang bukan? Jadi aku tidak masalah jika Doyoon sesekali masuk kedalam kamar ini. Kadang pun Doyoon masuk hanya untuk menggangguku dan memintaku menemaninya.

" Soobin aku ingin memberikanmu sesuatu " kata Doyoon padaku.

Aku melihat wajah Doyoon yang lebih pucat dari biasanya, padahal Doyoon sudah meminum obatnya tadi tapi kembali lagi memang kondisinya yang seperti itu.

" Kau ingin memberikanku apa? " tanyaku yang memang penasaran.

Doyoon berdiri dan langsung berjongkok didepanku, aku sempat memegang bahunya tapi Doyoon mengatakan agar aku membiarkan seperti ini sebentar saja.

Jarinya melepakan sebuah cincin dari jari yang dikenakannya dijemari yang lainnya, aku sebelumnya tidak pernah melihat atau menyadari kalau Doyoon memakai sebuah cincin dijemarinya.

Tapi diluar dugaanku Doyoon menarik tangan kiriku dan langsung memasukkan cincin yang dilepaskamnya tadi ke jemari tanganku.

" Aku tidak ingin memenangkan hatimu, tapi setidaknya kau menyimpan ini " kata Doyoon dengan suara sendunya tapi bibirnya tetap membentuk sebuah senyuman.

Bagaimana bisa Doyoon berulang kali mengungkapkan perasaannya  padaku tanpa memintaku membalasnya sedikitpun? Aku langsung menggengam tangan Doyoon dan menyuruhnya duduk kembali disampingku. Aku tetap menggenggam tangannya dan menatap tepat pada manic matanya, ini sedikit aneh karena pikiranku langsung teringat pada perkataan dokter kemarin.

" Dua bulan lebih masih bisa bertahan kalau obat ini tetap dikonsumsi "

Badanku sedikit bergetar dan Doyoon tau jika aku sedang terpikirkan sesuatu, lalu tangannya lembut mengelus telapak tanganku. Doyoon memajukan wajahnya tapi menjedanya sebentar sebelum semakin mendekat ke wajahku. Entah dorongan dari mana aku malah menangapinya dengan senyuman tulusku, hingga wajahnya sekarang tepat didepan wajahku yang membuat nafas Doyoon semakin terasa dekat. Akupun berusaha menetralkan jantungku karena aku tau apa yang akan terjadi setelah ini.

Kupejamkan mataku saat bibir Doyoon sudah menyentuh bibirku. Doyoon membiarkan seperti itu lalu melepaskannya, mengelus pipiku lembut dengan tangannya.

" Maafkan aku "

Refleks aku menggelengkan kepalaku dan Doyoon kembali menempelkan bibirnya ke bibirku, aku menutup mataku sampai Doyoon mulai melumatnya pelan. Aku membiarkan Doyoon melakukan itu hingga dadaku terasa sesak dan akhirnya air mataku jatuh, Doyoon berhenti melumat pelan bibirku dan menghapus air mataku.

" Maafkan aku Soobin " katanya pelan dan dengan suara berat nya ditelingaku.

Kudekap tubuhnya dan menangis lagi dipelukan Doyoon. Ada dua hal yang membuatku menangis. Pertama aku menangis karena membiarkan Namja lain menciumku padahal aku mencintai Yeonjun. Kedua aku menangis karena seakan akan membiarkan Doyoon melakukan itu untuk memberikannya keindahan dariku didunia sekarang ini. Apa yang bisa kulakukan? Namja ini terlalu baik untukku, apakah salah jika membiarkannya menciumku untuk pertama dan akan kupastikan hanya sekali saja seperti ini? Doyoon tidak menerima balasan cintanya tapi hatiku sedikit bergetar. Doyoon terlalu lembut memperlakukan aku, kurasa jika orang lain jadi aku seperti sekarang ini maka dia termasuk salah satu orang yang bisa mendapatkan cinta Doyoon yang tulus. Aku akui itu.




Dear My Yeonjun || Yeonbin  [ ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang