● 17

1.9K 404 44
                                    

"Good job." Chrys menepuk punggung Luna yang susah payah turun dari jet. "Rosé selalu muntah kalo naik jetku—"

"Hhuukk—"

"Eh, EHH JANGAN MUNTAH DISINI!"

Luna melirik Chrys. Wajahnya terlihat pucat pasi. Akan tetapi dia kelihatannya bisa mengatasi mualnya akibat naik jet dengan kecepatan tinggi tanpa persiapan. Dengan tangannya yang bergetar, Luna membentuk huruf o, sebuah sinyal bahwa dia baik-baik saja.

Chrys tersenyum lalu memapah Luna, "Kita cari toilet dulu. Nahan muntah bisa bikin kamu sakit perut."

Luna mengangguk pasrah. Dia tidak berani membuka mulutnya. Yah, takut muntah.

° Black Dog °

Selesai mengantar Luna ke toilet, Chrys segera menggiring gadis itu memasuki sebuah bangunan besar yang terlihat sangat elit dengan dekorasi khas klasik Roma yang sangat kental. Ditambah dengan hiasan dinding berupa salib dan lukisan-lukisan bertema khas Katolik, membuat aura religius bangunan ini sangat terasa.

"Nak, bukan kesitu."

Luna menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang.

"Kesini," kata Chrys sambil membuka salah satu pintu. "Kamu bisa dijadiin samsak kalo ketahuan keluyuran di sini."

Luna segera berlari ke arah Chrys, mengikuti kemana Chrys pergi setelah menutup pintu tadi.

"Mark ada di sini? Di bangunan ini?" tanya Luna.

"Probably," jawab Chrys asal. "Honestly, aku gak pernah tahu Mark itu yang mana."

"Whaaaat??" Luna berhenti melangkah, menatap hopeless pada Chrys yang juga berhenti lalu menolehnya dengan muka tanpa dosa.
"Terus, gimana kita bisa nemuin dia?"

"Be smart." Chrys mengetuk pelipisnya dengan jari telunjuk. "Mark orang penting, dia pasti berada di sekitar petinggi UnderGround."

Luna mengernyit.

Chrys menghela nafas, "We're going to the top floor of this building," katanya sambil menunjuk ke atas. "Dia pasti ada disana—yeah, probably. Kalaupun gak ada, kita masih bisa nyari dia ke tempat-tempat yang memungkinkan. Ngomong-ngomong, kamu gak buru-buru, kan?"

"Ngg.. besok aku harus masuk sekolah."

"Ck, gak penting." Chrys mengibaskan tangannya di depan wajah.

"Tap—"

"Oke, deal. Kita cari Mark sampe ketemu." Chrys berbalik, melanjutkan perjalanannya. "Aku gak mau perjuangan Ronny kesini sia-sia."

° Black Dog °

"Mark."

Mark menoleh ke arah pintu, akan tetapi kembali memalingkan mukanya saat tahu kalau yang memanggilnya adalah Jeffrey.

"You should stop this," kata Jeffrey lagi sembari berjalan mendekati Mark. Tapi Mark bergeming, justru menyibukkan diri dengan komputer besar di depannya.

"Kamu gak bisa menggulingkan Vatikan cuma demi—you know, Irene gak mungkin bisa—"

"They have my mom's body, Jeff. And you know they can do anything to her," potong Mark.

"Itu cuma replika!"

Mark menatap Jeffrey sinis.

"Dengar, Mark. Mereka cuma pengen manfaatin kamu. Demi kepentingan mereka sendiri," ujar Jeffrey penuh penekanan.

[2] Black Dog ; Mark Lee ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang