warning!
2000+ words
semoga gak gumoh ya :')
__________Dua minggu berlalu sejak Mark pergi ke Vatikan—dan juga Jeffrey. Tapi Rosé belum mendapatkan kabar apapun dari pria ber-dimple itu. Sementara di Korea Rosé terlalu sibuk—ya, dia belum selesai urusan dengan Erica. 'Mental treatment' nya masih harus berlanjut.
Daniel pun juga sama. Dia kalang kabut setelah mengetahui apa gang terjadi. Bagaimanapun rencananya belum benar-benar matang meskipun dia sudah menjelaskan garis besarnya pada Mark. Dia khawatir kalau Mark justru akan membuat kekacauan. Sedangkan Jeffrey yang dia harapkan akan menuntun Mark menjalankan misi malah tidak bisa dihubungi.
This sudden case is really a total chaos.
"Emang urusan Erica gak bisa ditunda sebentar?" tanya Daniel sesaat setelah Rosé datang ke rumahnya dan menyampirkan mantelnya sembarang di sofa.
"Gak bisa," jawab Rosé.
Daniel mendengus, "Jeffrey?"
"Nihil," jawab Rosé lagi. Ponsel pria itu benar-benar tidak aktif. Sedangkan dia tidak bisa mengirim Brian kesana. Bagaimanapun disini dia juga butuh mata-mata. Lagipula jarak Korea ke Vatikan itu tidak bisa dibilang dekat.
Sekali lagi Daniel mendengus, "Kalo gitu kamu yang kesana," katanya kemudian.
"What?"
"Susul Jeffrey sama Mark, kita gak bisa lama-lama lost contact kayak gini."
"Kan tadi aku udah bilang kalo Erica gak bisa ditinggal?!" sungut Rosé. "Kenapa gak kamu aja yang kesana? Yang punya urusan kamu, kan?"
Daniel menatap Rosé tajam. Dan sedetik kemudian terkekeh, "We had a deal, right?"
Rosé mendecih, "I guessed it for long, it's not really a win-win solution."
Daniel mengernyit.
"Irene udah mati, dan kamu masih pengen Mark ngelakuin apa yang kamu mau?? Kamu cuma mau jadiin dia kambing hitam doang—"
"Apa yang aku lakuin ini juga demi kalian!" potong Daniel. "Menurutmu apa yang bisa kita lakuin selain mencegah raja dan ratu mereka bangun? We absolutely can't do nothing except accepting the new order.. we won't be us anymore."
Rosé terdiam. Dia marah, tentu saja. Sebenarnya dari awal dia menolak perjanjian itu dan mencoba meyakinkan Jeffrey untuk tidak termakan omongan Daniel. Tapi gara-gara Erica—ya, kalau dibilang tidak suka, Rosé jelas sangat membenci gadis itu.
Erica penyebab Jeffrey mengkhianati UnderGround dan akhirnya termakan omong kosong Daniel.
Erica penyebab semua kekacauan ini.
Erica penyebab.. Jeffrey berpaling dari Rosé. Tapi Rosé tidak bisa berkata 'tidak' pada setiap keputusan Jeffrey.
She's blind because of her feelings—and it's a one-sided love.
Rosé tertawa hambar mengingat hal itu. Cinta memang urusan yang pelik.
"Oke." Daniel berdecak, "Kamu urusin Erica. Biar aku yang cari jalan keluarnya."
° Black Dog °
"Kak!"
"Kak Roseanne!"
Rosé menoleh. Sebenarnya dia mendengar ada yang memanggil-manggil dari tadi, tapi dia abaikan. Dan saat namanya dia disebut, barulah dia merespon.
"Oh, Luna?" Rosé tersenyum sembari membalas lambaian tangan Luna.
"Aku panggilin dari tadi," dengus Luna setibanya di depan Rosé.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Black Dog ; Mark Lee ✔
Fanfiction[ bahasa | completed ] ○○ a spinoff ◎ read Turtle Neck first ○○ "When the black dog changes him into a totally different person." wanings! ✔ au ✔ semi formal ✔ mild language ✔ crackship ✔ some violent scenes ✔ crackship ✔✔✔ just enjoy ©haeroinee 2019