Kini Alya sedang mengobati luka di tangan Zein. Alya menarik Zein ke UKS. Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut mereka. Mereka hanya diam membisu, membiarkan mereka tenggelam dalam pikirannya masing-masing.
"Udah selesai" Suara Alya memecah keheningan.
"Makasih"
"Zein"
"Oh iya gue lupa, lo bisa ketemuan nanti sore, nanti gue kirim alamatnya"
"Zein" Alya berteriak tapi Zein mengabaikannya.
"Zein" Alya mencekal tangan Zein, membuatnya berhenti melangkah.
"Gue gak kenapa napa" Jawaban Zein begitu datar.
"Lo gak suka liat gue sama Bryan. Iya kan?"
"Gak usah ngaco deh lo"
"Kalo lo emang gak suka, lo bilang sama gue. Jangan diem gini"
"Lo gak usah mikir yang aneh aneh. Sekarang mending lo balik ke kelas"
"Lo juga mau ke kelas kan? Kelas kita satu arah, jadi kita bareng aja"
"Gue mau ke kamar mandi" Zein lalu pergi begitu saja.
Zein lo kenapa? Gue gak suka liat lo gini. Sikap lo dingin banget sama gue. Kalo lo gak suka, apa susahnya bilang ke gue. Alya hanya bisa diam.
~✨~
Sepanjang pelajaran, Alya tidak bisa fokus. Di pikirannya hanya ada Zein dan sikapnya yang dingin. Nadin dan Dila hanya bisa ikut diam. Sebenernya mereka juga kecewa pada Alya. Mereka lebih suka Zein-Alya daripada Bryan-Alya.
"Alya, kenapa dari tadi kamu melamun?!" Teriak Bu Yuli.
"Nggak kenapa napa ko Bu, maaf saya tidak fokus"
"Kamu sakit?" Tanya nya lagi.
"Sedikit pusing Bu"
"Ya sudah, lebih baik kamu pergi ke UKS"
"Baik Bu"
"Kamu bisa kesana sendiri kan?"
"Bisa Bu"
"Ya sudah, hati hati di jalan"
"Baik Bu, saya pamit" Alya mencium tangan Bu Yuli.
Alya meninggalkan kelas menuju ke ruang UKS. Di sepanjang perjalanan dia hanya melamun. Zein, Zein dan Zein. Hanya itu yang berada di pikiran Alya.
Sesampainya di UKS, Alya langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia kini hanya menatap plafon ruangan itu.
Zein, gue gak tau apa yang saat ini lo rasain. Lo bertingkah seolah gue itu orang asing. Ucapan lo, ekspresi lo, sikap lo ke gue, semua terlalu dingin dan datar. Batin Alya.
Di tengah lamunannya tiba tiba ponselnya bergetar. Alya mengambil ponselnya di saku roknya, ternyata ada pesan.
AdityaZein : Cafe Antariksa, jam 17:00
Alya mengerutkan keningnya, ia bingung saat membaca Line dari Zein.
"Cafe? Jam lima? Dia ngajak gue ketemuan?" Gumamnya.
Alya berfikir sejenak, mencerna kalimat itu. Lalu ia baru mengingat sesuatu.
"Oh iya, gue baru inget, tadi kan Zein bilang bakal kirim alamat cafe untuk ketemuan sama Bryan"
~✨~
Suara kenop pintu terbuka membuyarkan lamunan Alya. Saat Alya menoleh, ternyata ada Kevin dan Zein. Alya tersenyum senang melihat mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Secret
Teen FictionAlya Elvirani Putri, seorang gadis yang tenggelam dalam kenangan masa lalunya. Penantian selama empat tahun tak kunjung berakhir. Hidupnya mulai berwarna semenjak Kevin mendekatkannya dengan Zein. Di saat Alya mulai berbahagia, masa lalu kembali m...