Kejutan takdir

20 7 0
                                    

Widih sang juara lewat nih sama pacarnya.

Gila kemarin Zein keren banget, Alya beruntung ya dapetin Zein.

Kemarin Alya paling heboh tau, dia terus terusan nyemangatin Zein.

Mereka makin hari makin deket ya. Jadi iri gue.

Itulah beberapa celotehan siswa saat Zein dan Alya melewati koridor.

"Al, nanti gue di kelas lo dulu ya" ucap Zein.

"Emangnya kenapa?" Tanya Alya

"Pasti temen temen gue belum pada berangkat"

"Oh, oke oke"

Sesampainya di kelas Alya, teman temannya langsung heboh.

Widih pasangan serasi masuk nih.

Makin so sweet aja nih.

Biasanya cuma sampai depan, sekarang sampai ke tempat duduk.

Masih pagi udah mojok aja nih.

Itulah teman sekelas Alya, selalu saja membuat Alya malu.

Mereka ngomong apaan sih. Untung temen. Batin Alya.

Tak lama setelah mereka duduk, Nadin dan Dila datang dengan nafas yang terengah-engah.

"Al... itu.. a-ada.. itu..." ucap Dila

"Itu apaan?" Tanya Alya

"Itu... ihh.. dia..dia dateng" ucap Nadin

"Dia?? Dia sapa ??" Tanya Alya.

"Dia... itu loh.." Dila tidak berani mengatakannya

"Udahlah ayo ikut gue" Nadin menarik tangan Alya, ia membawa ke kelas XII IPA 1.

"Liat tuh!" Nadin menunjuk ke arah seorang cowo.

"Siapa?" Tanya Alya

Tak lama cowo itu pun berbalik, hingga menghadap Alya.

Deg

Jantung Alya serasa berhenti berdetak. Dadanya begitu sesak, matanya mulai memanas. Ia berusaha menahan air matanya agar tidak menetes.

Bryan, kini ada di hadapannya. Pandangan mereka bertemu, mereka saling menatap cukup lama. Disaat Alya mulai berdamai dengan masa lalunya, masa lalunya malah menghampirinya.

" Bry- Bryan" ucap Alya masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Alya, akhirnya kita ketemu lagi" kini Bryan berdiri tepat di depan Alya.

"Al, aku kangen banget sama kamu" Bryan memeluk Alya, ya memeluk Alya. Alya hanya berdiri mematung.

"Al, aku seneng banget bisa ketemu kamu" Bryan masih memeluk Alya, tapi Alya mulai melepaskannya.

"Al"

Alya langsung pergi begitu saja, melihat itu Zein langsung mengejar Alya.

"Al. Alya" teriak Zein.

Alya tidak menghiraukannya, Zein berhasil mencekal lengan Alya.

"Al lo kenapa?" Tanya Zein sambil memegang bahu Alya.

"Zein" Alya hanya menangis.

Melihat itu Zein langsung menarik Alya ke dekapannya. Zein mengusap lembut punggung Alya, berusaha menenangkan Alya.

"Zein... dia.. dia kembali"

"Udah, udah. Jangan dipikirin, mending lo tenangin diri lo"

Kebetulan mereka kini berada di taman belakang sekolah, sehingga tidak banyak orang yang melihat mereka berpelukan.

Alya kenal Bryan. Dan Alya sekarang nangis gara gara Bryan. Apa di masa lalu mereka ada hubungan? Apa mungkin Alya itu gadis yang sering diceritain Bryan dulu. Batin Zein.

Sebenarnya Bryan adalah teman masa kecil Zein. Setelah bermain dengan Alya, Bryan selalu ke rumah Zein untuk sekedar bercerita ataupun bermain.

~✨~

"Zein" teriak seseorang saat Zein berada di koridor.

"Zein, gue mau ngomong sebentar sama lo" ucapnya.

"Mau ngomong apa?" Tanya Zein

"Zein gue mau minta tolong ke lo. Lo mau kan nolongin temen lo ini"

"Oh, ternyata lo masih nganggep gue temen setelah lo hilang tanpa kabar." Zein tersenyum kecut.

"Zein gue bisa jelasin itu nanti. Tapi sekarang gue butuh bantuan lo"

"Bantu Apaan?"

"Gue tunggu lo jam lima sore di cafe biasa" Bryan pun beranjak pergi. Ya orang yang sedari tadi berbicara dengan Zein adalah Bryan.

"Zein, nunggu lama ya?" Tanya Alya

"Gak ko. Ya udah,ayo kita pulang" seperti biasa, Zein menggandeng tangan Alya.

Sepanjang perjalanan pulang, Alya tidak berbicara sepatah katapun. Ia lebih memilih diam. Hal ini membuat Zein penasaran apa hubungan Alya dan Bryan. Karena ia yakin, Alya murung gara gara kejadian tadi pagi.

Zein menghentikan motornya di depan rumah Alya. Alya langsung turun dari motornya Zein.

"Makasih" Alya tersenyum, tapi Zein tau senyuman itu palsu.

"Al" panggil Zein

"Iya, kenapa?"

"Jangan murung gini ya, gue gak suka liat lo kaya gini. Gue lebih suka saat lo tersenyum dan bawel" ucapan Zein membuat Alya tersenyum meski tidak semanis biasanya.

Alya mengangguk lalu pergi meninggalkan Zein.








Cuma dikit ya,,
Sorry nih kalo tiap bab cuma dikit,, wajarlah lagi belajar:)

Love Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang