bab 14

1.5K 198 81
                                    


Cinta memang tidak ada yang bisa menebak kapan datangnya, bisa tiba-tiba muncul begitu saja didepan mata.

Sama halnya dengan cemburu, seberapa besar keinginan untuk mengenyahkan perasaan itu kalau memang sudah hadir susah untuk diusir.

Seperti yang dirasakan oleh Jieun, perasaan apa sih yang sedang dia rasakan ini? Kenapa ketika Jungkook mengacuhkannya hatinya terasa sakit? Hingga pikiran-pikiran aneh bersarang di otaknya, jangan-jangan gadis pirang yang dia temui di mall sedang bersama Jungkook. Apa ini namanya cemburu?

Sejak kencan mereka beberapa hari lalu Jungkook mendadak sibuk, dia bilang banyak sekali yang akan dipersiapkan untuk dibawa kejepang. Hingga rasa-rasanya waktu untuk Jieun jadi berkurang.

Sumpah, Jieun kesal. Apalagi malam ini pria itu akan terbang kejepang. Tapi lihat apa yang dilakukan Jungkook sekarang, sedang bersama ditaman belakang kampus bukannya menghabiskan waktu dengan Jieun malah sibuk sendiri bermain game diponselnya.

Apalagi kehadiran Jennie bersama mereka disana semakin membuat hati Jieun berkobar, aura-aura persaingan begitu intens. Jimin saja memilih duduk dipinggir bersama Hani dan tidak berani dekat-dekat dengan dua wanita yang sedang duduk mengapit Jungkook itu. Seram!

"Jungkook haus ga? Nih Jennie bawain minum" Kata Jennie sambil mengarahkan sedotan minuman ke mulut Jungkook yang sibuk dengan ponselnya.

Jennie mendelik kearah Jieun, memberikan senyuman mengejek pada gadis itu dan merasa menang karena Jungkook tidak menolak tawarannya.

Jieun panas.

"Duh.. Keringetan banget sih kamu" Kata gadis itu lagi sambil mengusap kening Jungkook dengan sapu tangannya.

Lagi-lagi Jungkook tidak menolak, pria itu hanya menjawab dengan deheman pelan.

Jieun mengipas-ipasi wajahnya dengan buku yang ada ditanganya. Tapi kok gak ada anginnya..

Jimin memperhatikan mereka dari ujung meja bersama Hani, orang ganteng mah gitu ya direbutin cewek-cewek. Tapi kan Jimin juga ganteng?!

"Kook, kamu udah makan belum? Mau aku pesenin makan?" Tanya Jieun sambil mengusap lengan Jungkook lembut.

Jungkook menoleh kearah Jieun, tersenyum memandang gadis itu.

"Udah makan Ji tadi di apartemen" Jawab Jungkook lalu kembali fokus pada ponselnya.

Walau sedikit kesal karena pria ini terlalu sibuk dengan ponselnya paling tidak dia menoleh dan tersenyum pada Jieun.

Giliran Jennie yang panas. Tadi sama Jennie boro-boro senyum, nengok juga engak. Kampret!.

Tenang Jen, ga usah emosi. Masih ada jurus yang lain, kalau Jungkook masih gak nengok juga mah kebangetan. Jennie berdiri menyibakan rok panjangnya kesamping membuat belahan roknya tersingkap dan memperlihatkan paha nya.

Gilaaa itu belahannya hampir kepangkal paha... Jimin melotot, Hani buang muka, Jungkook sama sekali tidak menoleh. Kampret! Kampret!

Jieun menatap mata Hani, berbicara melalui mata batin jangan mau kalah! Lanjuutin!

Jieun menyipit kearah Jennie. Dia pikir cuma dia yang berani, oke! Jieun juga bisa!

Jieun melepaskan cardigan yang dipakainya menyisakan tanktop putihnya saja, bahu putih Jieun yang putih nan mulus pun terpampang nyata.

"Gerah ya Seoul akhir-akhir ini"

Hani membulatkan mulut dan matanya. Jimin sampai tersedak dan menyemburkan minumannya karena terlalu terkejut. Sedangkan Jennie mengeram sambil mengepalkan tangannya kesal.

My GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang