Author's Point of View
Kelas hari ini sedikit terlambat dimulai karena ssaem galak tak kunjung datang, tentu saja momen berharga seperti ini dimanfatkan oleh murid-murid untuk bercakap-cakap ria, bermain dan adapula yang saling menjahili.
Krieet . . .
Hingga pintu kelas terbuka dan menunjukkan sosok ssaem yang ditunggu-tunggu sedari tadi.
Suara yang sebelumnya berisik memenuhi ruang kelas kini mulai berangsur-angsur sepi, dikarenakan kelas tersebut sudah kedatangan guru yang katanya galak. Galak bagi sebagian orang, namun tidak dengan Taehyung.
Hanya Taehyung yang masih bisa tersenyum dan berbicara sedikit santai dengan guru tersebut. Mungkin memang karena aura Taehyung yang berbeda dan menyebarkan virus "happy", bahkan si guru yang katanya galak itu pun tersenyum karenanya.
Baik, fokus pada datangnya si dosen tadi. Dia adalah Min Yoongi, guru di bidang seni musik yang mendapat julukan galak karena wajahnya yang terlihat galak dan jarang menampakkan senyumnya.
"hari ini karena saya ada urusan mendadak, saya akan memberi kalian tugas, dikumpul paling lambat besok. Selebihnya bisa tanyakan pada Park Jimin."
Banyak yang tersenyum karena senang si guru tidak bisa mengajar, bahkan sudah ada yang langsung bertanya mengenai tugas pada Park Jimin.
Dia adalah sahabat Taehyung dari kecil, ketika tidak ada yang mau berteman dengan Taehyung saat itu. Tepat setelah Min ssaem pergi, si senyum kotak itu menghampiri Jimin yang sudah dikerumuni orang-orang.
Banyak yang mengeluh karena tugas yang diberikan tidak manusiawi sekali, teruntuk siswa SMA yang disuruh membuat lagu dan akan ditampilkan lusa.
Guru itu hanya memberitahu waktu dikumpulnya, tidak dengan informasi penting lainnya. Semuanya mengeluh kecuali dua anak manis yang duduk berdampingan itu.
"chim, kenapa bisa kamu?" dengan pertanyaan yang begitu pendek, Jimin tahu maksud pertanyaan tersebut. "padahal sudah ada ketua kelas, kenapa kamu.." lanjutnya.
Si manis Taehyung penasaran, sahabatnya selalu diperbudak-ah, diralat. Sahabat karibnya selalu mendapat tugas untuk memberitahu teman-teman yang lain ketika guru galak itu memberi tugas.
"mau bagaimana lagi, dia begitu setelah aku menyatakan cintaku padanya—" jawab dengan mimik wajah yang sedih, hanya sebentar Jimin menunjukkan wajah sedihnya.
Ekspresi Taehyung? Tidak bisa dijelaskan, intinya dia kaget mendengar pernyataan sahabatnya. Ia tahu jika temannya ini menyukai guru musiknya namun untuk menyatakan perasaan, bahkan ia tidak tahu kapan si mochi bulat ini berani bicara empat mata dengan si killer.
"neo michyeosseo!? (Apa kau gila!?)" nada suara Taehyung meninggi, bukan marah—ia hanya kaget dan sahabatnya tidak pernah cerita tentang hal itu.
Sejenak Taehyung dan Jimin menjadi pusat perhatian lantaran suara Taehyung yang terlalu keras. Bahkan Jimin gemas dan ingin menyumbat mulut Taehyung dengan sepatunya.
"kau yang gila, bodoh. Jangan teriak!" setelahnya mereka berdua terdiam, itu dikarenakan mereka mulai dijadikan sasaran tontonan satu kelas.
"—lalu? Bagaimana?"
Tidak ada balasan dari Jimin, tentu itu membuat Taehyung penasaran. Namun ia mengerti jika Jimin tidak ingin membahas lagi dan pada akhirnya Taehyung mengajak Jimin untuk pergi dari kelas tersebut.
Mereka ke sebuah gudang sekolah yang sama sekali tidak pernah dipakai bahkan tak satupun orang mau kesana kecuali mereka berdua. Itu sudah seperti tempat tongkrongan bagi mereka, bukan mereka saja sih. Ada Jung Hoseok, dia merupakan kakak kelas Jimin dan Taehyung.
Jika mengenai Hoseok, apapun suasananya akan berubah menjadi ceria, bukan—dia lah happy virus yang sebenarnya. Dia adalah orang yang menyenangkan, penyayang, paling dewasa karena lebih tua dari Taehyung dan Jimin.
"oh? Ada Hoseok hyung..?" mereka berdua berbicara hampir bersamaan, terlihat kaget jika Hoseok berada disana dengan masker yang menutup wajahnya.
Yang punya nama pun menoleh ketika namanya dipanggil, dua adik kelasnya sepertinya membolos sama sepertinya—begitu pikir Hoseok setelah melihat mereka berdua.
"Hoseok hyung, bolos?" tanya Taehyung yang langsung duduk disamping Hoseok, diikuti Jimin yang duduk di sisi lain Hoseok.
Yang ditanya hanya mengangguk sembari menurunkan maskernya, terlihat cengengesan khas Hoseok diwajahnya. "kalian juga?"
"—beda! kita tidak bolos, kelas kosong.." jawab Jimin dengan cepat, tidak ingin dikata bolos karena ia tidak pernah membolos. Jimin memang merupakan murid teladan, sayangnya ia terlalu memilih dalam hal berteman.
Hoseok hanya ber-oh ria sebelum akhirnya menunjukkan sebungkus plastik yang berisi makanan, "kalian lapar? Aku beli banyak dan ini kesukaanmu kan? Susu?" ia memberikan susu tersebut kepada Taehyung.
Taehyung terlihat senang, tentu saja—Hoseok tahu sekali minuman kesukaannya dan selalu memberikannya susu tersebut.
Jimin yang melihatnya terlihat langsung mencebikkan bibirnya, bisa dilihat ia sedang merajuk pada Hoseok. "Hoseok hyung lebih sayang Taehyung dibanding Jimin.." mendengar Jimin berkata begitu membuat Hoseok gemas sendiri dan memeluk Jimin.
"aigoo, chim . . Kau ini menggemaskan sekali .. Ini, susu untukmu.." setelah memeluk si gemas Jimin, Hoseok memberikan susu padanya dan bisa dilihat senyuman dari Jimin yang kian mengembang setelah mendapat susu dari Hoseok. Kurang lebih susu yang sama dengan yang ia berikan pada Taehyung.
Begitulah mereka, bersenda gurau dan diantara mereka tidak ada perbedaan baik antara senior dan junior. Mereka dipandang sama bahkan terkesan seperti keluarga meski tak sedarah.
"Hoseok hyung, tumben sekali bolos.. Kenapa?" Jimin sesekali menenggak susu tersebut sembari memperhatikan hyungnya yang akan menjawab pertanyaannya, seakan tengah menunggu acara televisi kesukaannya. Begitu menantikannya.
Hoseok yang ditanya pun hanya tersenyum, bahkan tidak memberi jawaban yang seharusnya didapat oleh Jimin maupun Taehyung. Hanya tersenyum begitu membuat mereka mati penasaran, ah tidak sampai mati juga, sangat penasaran.
"sebenarnya . . ."
"—Hoseok!" saat hendak berbicara, ucapan Hoseok terpotong dikarenakan seseorang memanggilnya.
Dari nada suaranya terdengar sedikit berat seakan sesuatu yang buruk telah terjadi. Bukan hanya si pemilik nama yang menoleh, baik Jimin maupun Taehyung ikut menoleh kearah asal suara tersebut. Suara tersebut berasal dari pintu gudang, sosok yang memanggil datang dengan napas yang tersengal-sengal.
To be continue . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy with Luv ( KookV )
FanfictionSosok Kim Taehyung mengagumi si tampan Jeon Jungkook, dimana rasa kagum tersebut berubah menjadi rasa suka. Hingga pada akhirnya mereka dipertemukan dengan cara yang mungkin sebagian orang menganggap "diluar ekspetasi" yang hanya tuhan saja yang tah...