- 07 -

2.1K 257 13
                                    

"Jangan tertawa kau Kim, dia berani sekali dengan yang lebih tua." balas Jimin dan Taehyung bisa membayangkan ekspresi Jimin saat ini. Berwajah duck face, cemberut ala Jimin. Hingga suara ketukan dari pintu kediaman Taehyung membuat si pemilik marga Kim itu terdiam.

Siapa yang bertamu selarut ini? Di jam dimana orang seharusnya beristirahat, kecuali Taehyung dan Jimin. Siapa?

.

.

.

[ Halo! Maaf atas keterlambatan saya untuk update tetapi jangan sedih, saya akan mencoba bangkit dari writer block dan akan melanjutkan cerita 'Boy with Luv' sampai tamat. Doakan ya? Ah, jangan lupa vomment, share, dan follow sebagai bentuk apresiasi kalian. Hehehe, arigachu, gomawo yo~💜 ]

.

.

.

Happy Reading, Chingu!

( Author's Point of View )

Jimin ikut terdiam, setelah tidak mendengar tawa mengejek dari Taehyung. "Tae? Kenapa?" Jimin bertanya namun tidak ada balasannya, "Taehyung?"

Masih tidak ada balasan dari Taehyung, barulah Taehyung mulai panik dengan keadaannya saat ini.

"Ah? Apa?"

Jimin menghela napas, beruntung Taehyung membalasnya. "kenapa lama jawabnya? ada apa?" tanyanya mulai penasaran dengan sahabatnya, namun tidak ada jawaban lagi.

"Ya! Kim Taehyung!" 

"Jimin, kau tidak sedang bercanda kan?"

"Hah? Apa maksudmu? Aku di kamar, lagi pula buat apa aku ke tempatmu."

"Beneran?"

"Iya, memang kenapa? Apa ada yang datang kemari kah?"

Pertanyaan Taehyung membuat Jimin bingung dan heran sekaligus, bahkan ia masih berada diatas kasurnya dan tidak menunjukkan tanda-tanda untuj beranjak barang sedikit pun. "Tidak, kenapa? Ada yang berkunjung?"

"Ya, tapi saat ku cek tadi tidak ada seorang pun diluar kecuali . . ." ucapan Taehyung menggantung, membuat Jimin semakin penasaran.

"Apa? Jangan menggantung begitu, Kim Taehyung!" bentakan Jimin membuat Taehyung mau tidak mau menjauhkan ponselnya dari telinganya. "Ya, Taehyung!"

"Mwo? Lama-lama aku bisa tuli karena teriakkanmu, bodoh." Jawabnya santai, "aku menemukan buket bunga dan sekotak coklat.." Lanjut Taehyung.

"Wah, Kim Taehyung—sahabatku ini terkenal juga ya, punya pengagum rahasia.. Ah, pasti si menyebalkan Jeon itu yang kasih."

Kalau dipikir-pikir, itu tidak mungkin terjadi. Bahkan si Jeon saja tidak tahu dimana kediamannya, bahkan semua temannya tahu kediamannya jadi ia sulit untuk menebak. Terlebih kalau Jimin, buat apa sahabatnya memberikannya kue dan buket bunga?

Membayangkannya saja sudah membuatnya geli, padahal mereka setipe. "Tidak mungkin si Jeon itu, dia mana tahu rumahku, Chim.."

Buket bunga tersebut cukup indah dan bunganya wangi, terlebih coklatnya pun juga bisa dikatakan mahal. Sebuah kertas warna senada dengan buket bunga, sepertinya itu note.

"—Ah, ada note juga ternyata."

"Note? Apa isi notenya?" Lagi-lagi keluar sifat penasaran seorang Park Jimin, apa ini? Sepertinya sahabatnya itu mempunyai pengagum rahasia.

"Kalau mau tau, kemari." Setelah itu, Taehyung memutus sambungan telfon dan membuat Jimin frustasi bukan main. Peduli? Bahkan Taehyung terlihat cuek dan melempar ponselnya keatas tempat tidurnya.

( Kim Taehyung's Point of View )

Kini aku memfokuskan diri pada note yang terdapat pada buket bunga yang ada didepan rumahnya. Tertulis 'bunga cantik ini sangat cocok untuk orang sepertimu, Taehyung. Coklat manis ini sangat menggambarkan sosokmu yang manis.' disana.

Aneh, namun entah kenapa aku tersenyum-senyum sendiri. Siapa yang mengirim bunga dan coklat kemari, bahkan note yang membuatnya tersenyum.

.

.

.

Keesokan harinya, rutinitas pagiku kembali seperti biasa. Kembali pada suasana kelas yang kurang disiplin dan tidak bisa diatur. Namun bedanya yakni Jimin yang semakin heboh karena beberapa hal. Salah satunya yaitu note yang ada pada bunga yang kuterima kemarin.

"Ya, Taehyung! Aku penasaran, jangan buat aku mati penasaran, dong!"

"Kau ini, selalu saja penasaran." Balasku sebelum mengeluarkan note tersebut. Bisa dilihat jika Jimin membelalakkan kedua matanya dan juga mulut yang menganga.

"Kalau ini si Jeon yang mengirim tentu aku akan percaya, dia sepertinya menyukaimu." Ucapan Jimin belum tentu benar adanya, terlebih di mataku si Jeon itu hanya jahil saja padaku.

"Tidak, dia hanya bermain-main saja denganku." Balasku datar, lagipula tidak mungkin si pangeran dingin yang terkenal di seluruh penjuru sekolah itu suka padaku, seorang Kim Taehyung.

Membayangkan saja pun sepertinya sangat salah, terlebih gender yang sama mungkin menuai kritik yang pedas bagi banyak kalangan terlebih yang menaruh hati pada Jeon Jungkook tidaklah sedikit.

"Kemungkinan itu masih ada, Kim Taehyung."

"Ah, sudahlah Jimin! Kau ini katanya tidak suka dengan Jungkook. Tapi kau justru seperti ingin menjodohkanku dengannya." Keluhku sebelum merampas note yang dipegang Jimin dan langsung meninggalkannya yang terlihat tidak berbicara lagi.

( Author's Point of View )

Sepanjang lorong bangunan sekolah, Taehyung hanya memandangi note yang sempat dirampas dari tangan Jimin.

Tulisan yang bagus, mungkin si pengirim ini sangat suka menulis dan juga pandai dalam memilih kata untuk menyanjung seorang Kim Taehyung.

Percakapan di kelas tadi bersama Jimin membuat pemuda dengan marga Kim ini mulai berpikiran hal yang seharusnya tidak ia pikirkan.

Ditambah, perlakuan seorang Jeon Jungkook padanya cukup berbeda dengan Jimin. Seakan orang khusus bagi Jungkook, ia bahkan tidak melihat sisi mengesalkan seperti yang dirasakan oleh Jimin pada Jungkook.

Kalau Jimin pasti akan memilih Min ssaem, meski lebih galak Min ssaem namun tidak lebih menyebalkan dari seorang Jungkook.

"Kalau yang dibilang Jimin benar, bagaimana—" jika yang mengirim si Jeon? Tidak, tidak mungkin. Lagipula kenapa pula si menyebalkan Jeon?

Sedari tadi kepalanya penuh dengan bayang-bayang Jeon Jungkook, bahkan wajah tampan pria itu masih saja terbayang dikepalanya.

"Aish, menjauhlah kau Jungkook—menjauh dari pikiranku, Jeon Jungkook bodoh." Tanpa sadar ia ucapkan langsung.

Ah, sebetulnya siapa yang bodoh sih?

"Ada apa? Kau terus memikirkanku, hm?"

Oh tidak, itu suara Jeon Jungkook.

.

.

.

To be continue . . .

Boy with Luv ( KookV )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang