- 03 -

3.1K 348 6
                                    

"dia membantuku tadi karena itu dia terlambat ssaem.." ucap seseorang yang tiba-tiba saja menyela ucapan yang akan diucapkan Im ssaem.

Suara yang mirip dengan di convenience store, suara berat yang membuat ia dan Jimin terdiam mematung.

.

.

.

Happy reading chingu-deul

Ketika Taehyung menoleh, ada sosok pemuda tampan yang lebih tinggi darinya berdiri tepat disampingnya. Jujur saja jika Taehyung tidak mengenali pemuda tersebut namun setelah mendengarnya berbicara, Im ssaem pun mengangguk dan memberikan Taehyung dan pemuda tersebut masuk.

Jujur ia merasa senang dan disisi lain timbul rasa penasaran tadi, suara dari pemuda tersebut mirip dengan suara orang galak yang berada di convenience store kemarin. "ah, terima kasih.." ucap Taehyung, mengingat ia sudah ditolong oleh pemuda tersebut.

Sayangnya ia tersungkur karena kebodohannya sendiri, tali sepatu yang tidak diikat malah ia injak dan alhasil tahu sendiri kejadian selanjutnya, kan? Samar-samar ia mendengar cekikikan dari pemuda itu dan justru membuat Taehyung merasa malu akan kebodohannya sendiri.

Pemuda itu pun menolong Taehyung untuk kedua kalinya setelah puas menertawakan kecerobohan Taehyung tadi, "terima kasih.." Ucap Taehyung sekali lagi dan dengan suara yang mencicit karena menahan malu.

"Sama-sama." Jawab pemuda tersebut dengan singkat lalu beberapa detik setelah pemuda itu berlalu, Taehyung baru tersadar jika dirinya lupa menanyakan nama pemuda yang telah menolongnya bahkan hingga dua kali.

"kelas berapa ya?" gumam Taehyung, menerka-nerka kelas si pemuda misterius itu. Nama dan kelas tidak ia ketahui namun wajahnya begitu khas dan mudah diingat. "tampan juga.. Tapi, dia menertawakanku.. Tak apa lah, untung tampan jadi kumaafkan.." gumamnya lagi.

Bahkan tanpa sadar ia memberi pujian pada pemuda itu walau dapat diakui jika wajah pemuda itu sangatlah tampan, hanya saja tanpa memiliki ekspresi dan terkesan sangat datar. Ah, Taehyung memuji karena kalau boleh jujur jika dia memiliki ketertarikan dengan sesama jenisnya.

Bisa dibilang, Taehyung adalah seorang gay yang baru menyadarinya ketika mulai masuk kehidupan SMA. Tidak hanya dirinya, sahabatnya Jimin pun juga sama seperti dirinya dan gebetannya adalah ssaem mereka sendiri.

Taehyung tidak mengerti jalan pikiran si bantet itu, memiliki perasaan pada guru sendiri yang juga merupakan guru killer tanpa perasaan seperti Min ssaem, Min Yoongi ssaem. Beralih dari kisah cinta Park Jimin dengan Min ssaem, Taehyung pun masuk kedalam kelas beberapa menit sebelum si killer Min ssaem masuk kedalam kelas.

Beruntung jika ia lebih dulu masuk kedalam kelas sebelum si killer ssaem itu, kalau tidak mungkin keberadaan Taehyung bukan lagi di dalam kelas melainkan didalam toilet dengan membawa alat pel dan ember.

.

.

.

Setelah pelajaran si killer ssaem selesai, keduanya hendak menuju ke kantin namun sayangnya ketika sedang berjalan di koridor, Jimin ditarik oleh si ssaem untuk sesuatu hal yang tidak diketahui oleh Taehyung. Mungkin itu pembicaraan pribadi mereka berdua yang tidak seharusnya Taehyung ketahui.

Sembari menunggu sahabatnya itu selesai berbicara dengan Min ssaem, Taehyung menolehkan kepalanya dan hendak melihat keluar jendela. Mungkin melihat sesuatu yang mungkin tidak akan ia pikirkan akan terjadi. Dan benar saja, ada sosok pemuda yang menolongnya tadi. Dia sedang ada kelas olahraga dan sejenak ia terdiam.

Mungkin lebih tepatnya sedikit syok karena pakaian olahraga dari pemuda itu merupakan tanda bahwa dia adalah kelas satu SMA dan berarti pemuda itu adalah adik kelas Taehyung.

Ia mengira jika mereka adalah seangkatan dan terlihat lebih dewasa dari dirinya, sebetulnya ia sempat mengira jika pemuda itu seangkatan dengan Hoseok hyung. "ternyata dia adik kelas, kirain.."

"kirain apa?"

Suara Jimin yang tiba-tiba terdengar dari indera pendengarannya, yang dimana itu membuat Taehyung tersentak hingga membuat Jimin heran dengan si Taehyung. "apa aku membuatmu kaget? Padahal aku berbicara pelan.."

"karena pelan begitu aku jadi kaget, pabo (bodoh)!"

Jimin terkekeh, sebetulnya ia tidak mengerti korelasi antara suara pelan yang membuat seseorang bisa tersentak begitu. "kau lihat apa sih? Sampai suara pelan membuatmu kaget.."

"kau ingat yang kejadian di convenience store kemarin?" Jimin hanya mengangguk sebagai respon, "suaranya mirip seperti orang itu." Setelah berujar, Taehyung langsung menunjuk si tampan yang tengah berlari mengelilingi lapangan.

Jimin mengikuti arah yang ditunjuk oleh Taehyung dan dari ekspresinya, dia terlihat kaget namun wajahnya berubah biasa seolah tidak ada yang terjadi. "dia?" tanya Jimin setelah itu.

Kini giliran Taehyung yang menganggukkan kepalanya, "kau kenal?" tanyanya langsung mungkin Jimin mengenal si pemuda tampan itu, sayangnya dia tidak mengenali si tampan itu dan membuat Taehyung pupus harapan.

"Dia?" Suara lain mengintrupsi Jimin dan Taehyung, suara dari temannya Hoseok yakni Jinyoung. "kau tidak kenal dengan dia?" Otomatis kedua namja itu menggeleng, memang benar mereka tidak mengenali si adik kelas tampan itu.

"Jeon Jungkook.."

Bukan orang tadi yang menjawab, melainkan orang yang dibicarakan oleh Taehyung dan Jimin. Seketika mereka semua kaget dengan si tampan yang tiba-tiba nimbrung dan tanpa sadar dia mengenalkan diri pada kakak kelas yang tidak mengetahui dirinya.

Pandangan Jungkook langsung terarah pada Taehyung sebelum tersenyum kecil, "hyung yang tadi terlambat itu kan? Yang ceroboh . . ? Lalu . ." Pandangannya beralih pada Jimin dan seiringan dengan itu raut wajahnya berubah datar, "hyung yang menghalangiku di convenience store kemarin kan?"

Mendengar nada suara Jungkook yang terkesan dingin pada Jimin membuat semuanya merinding, namun tidak bagi Taehyung yang terpaku karena senyuman Jungkook tadi. Jungkook pamit setelah mengambil bola yang sempat menggelinding kearah bagian jendela dimana Jimin dan Taehyung berada.

"Wah, daebak . . ( hebat )" Jinyoung bertepuk tangan sembari menggeleng-gelengkan kepala tidak percaya, ia tidak tahu jika seorang seperti Jeon Jungkook bisa tersenyum begitu. "Taehyung, apa yang kau lakukan pada si Jeon itu? Dia tersenyum padamu."

Taehyung mengerutkan dahinya, apa salahnya jika namja tampan itu tersenyum? "Kenapa? Ada yang salah kalau dia tersenyum padaku, hyung?" Tanya Taehyung yang sudah salah paham dengan maksud Jinyoung.

"Bukan begitu, dia jarang tersenyum.. Biasanya dia menunjukkan sikap seperti saat berbicara pada Jimin tadi.. Bukan seperti berbicara denganmu, Taehyung-ah." Jelas Jinyoung dengan panjang lebar, berharap adik kelasnya itu paham maksudnya.

Yang mendapat penjelasan hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, entah paham atau tidak. "Masa sih karena yang tadi . . " Taehyung jadi terpaksa mengingat kejadian memalukannya ketika ditolong dua kali oleh pemuda bernama Jungkook itu.

"Hoo? Apa ini? Kalian ada hubungan apa?" Goda Jimin, akhirnya dia kembali seperti semula setelah terpuruk ketika mendengar Jungkook yang berbicara dingin kepadanya.

















"Taehyung-ie, akhirnya kita ketemu lagi . ."

















To be continue . . .

Boy with Luv ( KookV )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang