- 05 -

2.6K 295 11
                                    

Sayangnya Jungkook tidak benar-benar sepenuhnya tertidur, dikarenakan mendapat sentuhan lembut di pipinya. Hal tersebut membuatnya terbangun dan juga tersenyum sendiri. Ditatapnya terus si manis sebelum akhirnya memberi kecupan pada dahi si manis.

"Sleep well, hyung"

.

.

.

Happy Reading Chingu!

.

.

.

( Jungkook's Point of View )

Entah berapa lama aku memperhatikan wajah polosnya ketika sedang tidur, seharusnya aku yang tidur bukan dia. Namun karena manis jadi kubiarkan saja, toh aku bisa melihat wajah gemasnya ketika tidur.

Aku tersenyum, entah sudah berapa kali aku senyum. Tidak terhitung mungkin, hanya dengan menatap wajah manis itu membuatku senyum layaknya orang gila. Aku tersenyum pada orang yang baru beberapa jam kukenal, aneh.

Diriku yang dikenal dingin dan cuek bisa tersenyum hanya karena seorang Kim Taehyung. Wah, Kim Taehyung. Sihir apa yang kau gunakan padaku? Kenapa kau bisa membuatku tersenyum tiap melihatmu?

Memang kedengaran menjijikan tetapi sungguh, seorang Kim Taehyung bisa membuat sosok Jeon Jungkook yang selalu bersikap rude menjadi sosok lain, contohnya? Senyum yang sangat jarang dilihat kebanyakan orang.

Aku sendiri tidak percaya, kemana diriku yang biasanya cuek dan kasar pada orang yang tidak kukenal. Tidak mungkin jatuh cinta pada pandangan pertama, dengan si manis Taehyung ini?

Oh, bahkan aku memanggilnya dengan sebutan manis, walau memang dia manis untuk ukuran seorang laki-laki. Apa sosok Jeon Jungkook bisa berubah ketertarikannya yang awalnya pada perempuan sekarang malah pada laki-laki.

Mungkin tidak apa selama itu seorang Kim Taehyung, setidaknya dia yang dapat membuatku tersenyum. Bahkan tanpa berusaha pun dia sudah bisa membuatku tersenyum. Karena tingkahnya yang menggemaskan, ya, sangat menggemaskan.

Jujur saja, aku tidak tahu berapa kali aku menyebutnya menggemaskan, manis, dan sebagainya. Mataku hanya tertuju padanya. Hingga suara si bantet membuatku hilang fokus, bahkan dia menggedor pintu UKS cukup keras.

"Cih."

.

.

.

( Author's Point of View )

"Taehyung-ah?" Panggil Jimin dari luar ruangan yang membuat Jungkook terusik, baru sesaat ia menikmati pemandangan didepannya sudah diganggu saja. Perlahan Jungkook bangkit agar tidak membangunkan mahluk menggemaskan itu sebelum akhirnya berjalan menuju pintu.

"Taeh-eh? Jungkook?"

Ekspresi kaget Jimin tidak bisa dikontrol lagi, dikarenakan bukan sahabatnya yang membukakan pintu tetapi orang yang ia takuti-Jungkook.

Jimin tersenyum, mencoba untuk ramah namun tidak ditanggapi oleh Jungkook yang terlihat sangat terganggu akan kehadiran Jimin. Bagaimana tidak? Ia ingin beristirahat ditemani si manis yang sudah tidur lebih dulu darinya, ia tentu marah.

"Ada apa?"

Pertanyaan straight forward dari Jungkook itu membuat Jimin bungkam, untungnya ia tidak lupa maksud ia ribut didepan UKS. "Taehyung . ."

Seakan mengerti, Jungkook mengangguk namun tidak kunjung bergeser. Seakan ia tidak membiarkan Jimin masuk kedalam UKS, tentu si bantet kesal karena Jungkook sangat menghalangi akses masuk satu-satunya tersebut.

"Dia sedang istirahat."

Istirahat? Disaat mata pelajaran selanjutnya akan dimulai? Tidak salah? Taehyung bukan tipikal orang yang membolos, mana mungkin. Kecuali jika bersama dengan Jimin. "Bisa bangunkan dia?"

Jungkook menggeleng, menolak permintaan kakak kelasnya. "Tidak, dia sepertinya kelelahan. Biarkan dia istirahat." jawabnya tanpa menyisipkan nada alias datar sekali. Jimin pun hanya menganggukkan kepalanya mengerti, mungkin benar kata Jungkook jika Taehyung perlu istirahat.

"Kalau tidak ada urusan lagi, silakan pergi." tanpa mendengar balasan dari Jimin, pintu tersebut tertutup rapat. Lihatlah sikap Jungkook pada Jimin, sangat berbanding terbalik dengan sikap Jungkook pada Taehyung. Seakan pilih kasih walau memang benar adanya.

Karena mata pelajaran yang akan dimulai, Jimin pun segera kembali ke kelas agar dirinya tidak dimarahi oleh guru terlebih ia harus memberitahu kondisi Taehyung pada guru yang mengajar nantinya.

Kembali ke tempat dimana Jungkook dan Taehyung berada, rupanya si manis Taehyung masih tertidur pulas. Terlihat damai ketika tidur begitu, entah mengapa Jungkook senyum-senyum sendirian. Tangannya tanpa sadar menyentuh rambut Taehyung dengan maksud menyingkirkan poni tersebut dari wajah si manis.

"Mmm.."

Oh, sepertinya ia hampir membangunkan si manis dari tidur nyenyaknya. Jika ia tidak mengusap kepala si manis dengan lembut, mungkin dia akan terbangun. Oh, lihat senyumnya ketika tidur. Sepertinya Jungkook menemukan malaikatnya.

Cekrek.

Dua sampai tiga kali suara itu terdengar, rupanya Jungkook tengah mengabadikan momen yang mungkin tidak akan ia alami lagi. Entah mengapa ia seakan sudah kenal lama dengan Taehyung padahal baru berbicara dengannya.

"Ah, astaga. Bisa gila aku." ucapnya sebelum berbaring disebelah Taehyung dan mulai memejamkan kedua matanya. Keduanya tertidur dengan damai, sangat damai bahkan.

Sebelum itu, mengapa hanya mereka berdua yang berada didalam UKS? Dikarenakan Jungkook yang dipercaya oleh perawat UKS untuk membawa kunci ruangan dan disamping itu dia tahu jika Jungkook sedang 'tidak sehat' walau itu dibuat-buat. Yah, sebetulnya karena mereka juga mau tidak mau menurut pada si pemuda Jeon dikarenakan sekolah itu adalah milik ayah Jungkook.

Dengan kata lain dia bisa melakukan apapun yang diinginkan atau jika tidak dikabulkan maka akan berurusan langsung dengan ayahnya. Tanpa tahu masalahnya, jika ada sangkut pautnya dengan Jungkook maka si muda Jeon akan dilindungi.

.

.

.

Disisi lain, ada seseorang yang merasa cemburu dengan kedekatan pemuda Jeon dan si manis Taehyung. Orang tersebut mengepal tangannya kuat dan bisa dilihat jelas jika dia sangat kesal pada pemuda Jeon yang dimana dia bisa sedekat itu dengan Taehyungnya.

Sepertinya si tampan Jeon memiliki musuh yang mungkin akan merebut si manis Taehyung darinya, walau sebenarnya juga Taehyung bukan milik siapa-siapa.




















"-kubiarkan untuk kali ini saja, Jeon . ."
























To be Continue . . .

Boy with Luv ( KookV )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang