Titik Nol Syawal Akad

214 17 1
                                    

Namaku Abshari Fiana Zerlina. Kata ibuku, namaku memiliki arti yang indah. Abshari berarti mata hati, Fiana adalah bahasa Irlandia yang memiliki arti selalu dilimpahi kebahagiaan, dan Zerlina memiliki arti fajar keindahan. Oke! jadi dapat kuartikan bahwa orang tuaku ingin aku menjadi putri bagaikan mata hati yang selalu dilimpahi kebahagiaan dan keindahan. Benar! namaku adalah berkahku. Sepanjang hidup, tak kurang suatu apa pun. Metakognitif adalah salah satu sebutan yang diberikan oleh guruku. Bukan karena aku pandai, melainkan karena aku sadar di mana letak kekuranganku, dan aku juga tau bagaimana mengatasinya sehingga menjadi kelebihan yang bisa dipandang Indah. That's make me happy absolutely!

Nama adalah sebuah doa. Sepertinya istilah itu memang benar. Maulana Hakim Badillah, jika diartikan secara harfiah berarti pemimpin bijaksana yang pemberani dan ramah. Nama ini sesuai dengan kepribadiannya. Dia adalah pemimpin terbaik bagiku. Dia merupakan lelaki yang ramah kepada semua orang di sekitarnya. Dalam pekerjaannya pun, dia sangat berani memposisikan hukum sesuai dengan semestinya. Sebagai seorang Hakim, dia sama sekali tidak mengenal kosa kata hukum tumpul keatas runcing kebawah. Adil, bijaksana, dan mampu membuatku tertawa dengan segala kekonyolan yang melekat pada dirinya.

Ketika inginku dan inginmu berbeda dengan ingin keluarga, maka hanya musyawarah bersama yang bisa menjadi alternatif pilihan akhirnya.

Tentang menikah...

Semua orang pasti ingin memiliki rumah tangga yang sakinah, mawadah, wa rahmah. Tidak ada niatan suci di dalam pernikahan yang mencita-citakan perceraian sebagai ujung kisah bahagia. Namun, bagaimana dengan faktanya?

Aku paham bahwa pernikahan itu bukan hanya tentang penyatuan perasaanku dan perasaannya dengan frekuensi yang sama. Akan tetapi, kedua keluarga besar kita juga turut melebur di dalamnya.

Salah jika aku pikir bahwa menikah denganmu yang kudapat hanya bahagia. Nyatanya lebih dari itu. Banyak pembelajaran yang akhirnya menuntunku menjadi lebih dewasa. Hidup bersama denganmu telah berhasil mendewasakanku.

Konflik dalam rumah tangga memang ada saja, namun kembali lagi bagaimana dan diaberhasil menyikapinya. Bersyukur karena dialah yang telah memilihku untuk menjadi pelengkap tulang rusuk yang hilang. Ada kalanya hidup kami berdua dipandang susah, namun dia tahu betul bagiamana cara mengatasinya bersama. Susah? itu hanya pandangan orang lain saja. Di kamusku tidak mengenal kosa kata itu.

Kami benar-benar berjuang untuk melebur ambisi menjadi sebuah obsesi yang harus dicapai bersama. Kami tahu bahwa hanya Allah-lah yang Maha Kuasa. Ini saatnya mendoakan inginku, dan inginnya menjadi mimpi berdua. Beristighfar bersama ketika ada niat yang salah.

Syawal AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang