Snatched

4K 490 111
                                    

Sosok itu mengambil langkah panjang untuk memasuki rumah Bennet tanpa dipersilahkan masuk. Mrs. Bennet mengarahkan tamu ke ruang baca, diikuti Doyoung dari belakang.

Pakaiannya masih terlihat berkilau meski minim penerangan. Sanggulnya masih tertata rapi. Namun, wajahnya terlihat sangat keras karena amarah.

Mrs. Bennet dan yang lain meninggalkan Doyoung dan Lady Catherine dalam ruang baca.

"Kau pasti tau apa maksudku kemari." Lady Catherine berbicara memunggungi Doyoung.

"Tidak, Ma'am." Jawab Doyoung jujur.

"Jangan berpura-pura, Bennet." Desak sang Lady saat masih menelusuri ruang baca itu.

"Saya benar-benar tidakㅡ"

"Apa kau bertunangan dengan keponakanku, Taeil Moon?"

Kedua manik Doyoung membelalak lebar.

"Aku kemari untuk memastikan itu."

"Apa maksud Anda dengan bertunangan?"

"Ikatan sebelum menikah, tentu saja. Asal kau tau, Bennet muda, Taeil sudah kujodohkan dengan anakku yang jauh lebih kaya dan terhormat. Ia bukan tipe pria yang akan mencicip kepahitan hidup dari keluarga tak berpendidikan kalian. Dan Taeil tentu saja akan mendapatkan kekuasaan yang melimpah setelah menikah dengan anakku nanti."

Doyoung bungkam. Ia memejamkan matanya untuk mencerna seluruh ucapan Lady angkuh yang berada di hadapannya.

"Jadi, apakah benar?"

"Bahkan saya tidak pernah mendengar rumor seperti itu." Jawab Doyoung.

Lady Catherine berbalik, menatap Doyoung tajam.

"Anda mengatakan sendiri semua tentang aib saya, keluarga saya, kekurangan saya, jadi mana mungkin Mr. Moon menikahi seseorang seperti saya?!"

"Kau pria egois!"

"Anda sudah mempermalukan saya hingga tidak ada yang bisa saya katakan lagi, Ma'am."

"Kuperingatkan kau, Bennet. Jangan terlalu berharap Moon akan kemari dan melamarmu."

"Tentu." Kata Doyoung lirih.

"Anda harus pergi dari sini." Doyoung berjalan menuju pintu, mengusir sang Lady dari rumahnya.

Dengan langkah geram, Lady Catherine keluar dari rumah keluarga Bennet.

"Seumur hidup baru kali ini aku diperlakukan dengan buruk seperti ini!" Cecar sang Lady saat masuk dalam keretanya.

"Doyoungㅡ" Mr. Bennet mendatangi Doyoung yang terpaku di ambang pintu.

"Biarkan aku sendiri." Ucapnya sambil berlari ke dalam kamarnya, meringkuk di bawah selimut dan menangis.

...

Doyoung tidak bisa tidur. Air matanya sudah kering. Ia memikirkan tiap kata yang keluar dari mulut sang Lady malam tadi.

Ucapan Lady Catherine terlalu menusuk baginya. Hatinya terasa sakit, antara dihina sedemikian rupa, dan perihal perjodohan itu.

Doyoung memutuskan untuk keluar rumah untuk mencari udara segar di dekat danau. Ia mengambil mantel agar tidak kedinginan, mengingat saat ini masih terlalu pagi.

Ia berjalan ke arah pohon dimana ia biasa menenangkan diri. Matanya memicing, melihat sesuatu yang tidak biasa pada pohon itu.

Ada seseorang.

Tungkainya bergerak perlahan, mendekati sosok yang sedang berdiri disana.

Suara gemeresak langkah kaki Doyoung terdengar, hingga orang itu berbalik dan menatap siapa yang menghampirinya.

Indifference [Taeil x Doyoung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang