Setelah pengakuan dan perdebatan yang terjadi tempo hari, Doyoung terlihat lebih banyak melamun. Taeyong dan Ten tentu saja mengkhawatirkan keadaan putra kedua keluarga Bennet itu.
"Doyoung, kami akan pergi ke kota dan kembali esok hari. Jangan lupa makan. Kami pergi dulu." Ten pamit sebelum menaiki keretanya bersama Taeyong.
Doyoung tersenyum tipis, melambaikan tangannya tanda dengan senang hati melepas kepergian sepasang suami istri itu.
Doyoung berusaha keras untuk menampik segala pikiran negatif yang menghampirinya. Ia mencoba untuk menyibukkan diri dengan melihat-lihat pemandangan sekitar kebun belakang, atau membaca buku di ruang tengah.
Tidak lama setelah Doyoung menutup bukunya, seseorang membuka pintu utama.
"Doyoung.."
Suara yang sangat familiar bagi telinga Doyoung menyapa, namun ia memilih untuk tidak menolehkan kepalanya pada pria itu.
"Aku kemari untuk melihatmu dan menyampaikan ini." Taeil meletakkan sepucuk surat di dekat jendela.
"Aku akan menghentikan perasaan yang kau anggap menjijikkan ini. Tapi kumohon, bacalah."
Doyoung tetap tidak berbalik untuk sekedar menatap pria itu.
"Aku permisi."
Ucapan terakhir Taeil tanpa sadar membuat Doyoung berbalik sambil menatap pintu yang baru saja ditutup kembali. Tangannya terulur mengambil sepucuk surat yang ditinggalkan, lalu membacanya perlahan.
Dear Doyoung Bennet
Aku akan menjelaskan dua tuduhan yang kau tujukan kepadaku.
Pertama, Mr. Wickham. Pria itu diasuh ayahku dengan penuh ketulusan, hingga membuatnya berubah menjadi pria yang tamak. Sepeninggal ayahku, ia menjadi seorang pemberontak. Warisan yang ditinggalkan kepadanya dihabiskan untuk berjudi. Saat ia tidak memiliki apapun, Wickham menghubungiku untuk kembali meminta uang, namun aku menolaknya. Sejak saat itulah aku tidak berhubungan lagi dengannya.
Beberapa tahun kemudian, ia kembali dengan menyatakan cintanya pada adikku, Georgiana. Ia tau bahwa adikku memiliki warisan £30.000 dan mengajaknya kawin lari.
Waktu itu adikku berusia 15 tahun. Setelah mengetahui bahwa Georgiana menderita sakit, ia menghilang. Kau tidak perlu tau bagaimana kondisi Georgiana waktu itu. Yang pasti, adikku sangat menderita.
Kedua, Johnny Seo dan Kun. Aku memisahkan mereka mungkin tidak beralasan. Namun jika kau ingin tau, Herin sangat tidak menyukai seluruh anggota keluarga Bennet.
...
Doyoung tiba di rumah keesokan harinya. Ia dikejutkan oleh kedatangan Kun, Paman dan Bibinya dari London.
"Aku sudah melupakannya." Kun mulai bercerita.
"London membuatku merasa lebih baik. Udara disana segar dan pemandangannya bagus."
Doyoung hanya tersenyum menyimak cerita dari kakaknya.
"Bagaimana dengan rumah Ten?"
"Bagus. Sangat nyaman." Jawab Doyoung, masih menampakkan senyumnya.
"Apa mereka memperlakukanmu dengan baik?"
"Tentu. Mereka baik sekali. Disana aku bertemu dengan Mr. Moon."
"Mr. Moon?! Apakah ia bersama Johnny?"
"Tidak."
"Lalu apa ia menyebutkan nama Johnㅡ"
KAMU SEDANG MEMBACA
Indifference [Taeil x Doyoung] ✔
RomanceFrom the first moment I met you, your arrogance and conceit, your selfish disdain for the feelings of others made me realize that you were the last man in the world I could ever be prevailed upon to marry. (Pride and Prejudice, Jane Austin)