Dinner Invitation

3.5K 600 103
                                    

"Kau tau betapa menariknya seorang Johnny Seo?" Ucap Kun yang sedang membetulkan piyama tidurnya.

"Ia begitu sopan, ramah, tampan, selera humornya bagus, dan-"

"Dia kaya." Sahut Doyoung cepat.

"Aku akan merasa sangat beruntung jika Tuhan menghendakiku untuk memilikinya."

"Tuhan berpihak padamu."

"Bagaimana bisa kau tau?"

"Demi Tuhan, Johnny mengajakmu berdansa. Pria itu juga terus menatapmu sepanjang acara."

"Sungguh?"

Doyoung mengangguk dibalik selimutnya.

"Lalu, bagaimana dengan Mr. Moon?" Tanya Kun penasaran.

"Aku tidak akan pernah berbicara dengannya lagi."

"Apa yang terjadi?" Kun penasaran.

"Ayo tidur. Mama akan mengomel jika kita bangun terlalu siang."

...

"KUN MENDAPATKAN SURAT DARI JOHNNY SEO!" Teriak si bungsu saat mendapat sepucuk surat dari tukang pos.

"Berikan padaku." Ucap Kun lembut.

Haechan memberikan suratnya pada sang kakak, lalu menunggunya membacakan isi dari surat itu.

"Ia mengundangku makan malam!" Tanpa Kun sadari, suaranya meninggi, menunjukkan kegembiraan yang menyelubungi hatinya.

"Kau bisa meminjam kuda dari Mr. Lucas." Ucap Mrs. Bennet tidak kalah senang.

"Kuda? Mama tidak akan meminjamkanku kereta?"

"Papa yang akan membawa keretanya. Jadi, kau naik kuda saja."

Doyoung tertawa melihat kakaknya merengut karena harus menaiki kuda ke kediaman Seo.

...

Doyoung setengah berlari ke Netherfield setelah mendapat surat bahwa kakaknya, Kun jatuh sakit di kediaman Johnny Seo. Rambutnya terlihat berantakan karena tertiup angin dan terkena rintik kecil hujan yang sempat turun. Baju putihnya basah, sedangkan celana panjangnya amat kotor terkena percikan lumpur.

"Aku terkena demam, tenggorokanku sakit dan badanku lemas. Tapi kalian tidak usah khawatir. Keluarga Seo menjagaku dengan baik." Kira-kira begitu inti dari isi surat Kun.

Doyoung tersenyum ramah kepada penjaga yang berada di gerbang kediaman Seo.

"Aku adik dari Kun Bennet yang sedang dirawat disini. Izinkan aku masuk."

Kedua penjaga itu segera mengantar Doyoung ke ruang dimana mereka biasa melapor jika ada tamu yang berkunjung.

"Demi Tuhan, apa kau baru saja berguling dalam lumpur bersama babi?" Cemooh Herin, adik perempuan dari Johnny Seo saat Doyoung sudah sampai pada ruangan yang ditunjukkan pengawal tadi.

Belum sempat Doyoung menjawab, Mr. Moon muncul dan menatapnya, masih dengan aura dingin.

"Lihatlah, putra kedua Bennet terlihat kotor sekali."

Tanpa mempedulikan ocehan Herin, pria berjas rapi dengan rambut disisir ke belakang menyahut,

"Apa kau berjalan kemari demi kakakmu?"

Doyoung mengangguk.

"Dia berada di atas."

"Terimakasih." Balas Doyoung, lalu bergegas ke tempat dimana kakaknya dirawat.

Diam-diam pria bermarga Moon itu memperhatikan Doyoung yang pergi menjauh. Ia melihat bagaimana otot bisep Doyoung menerawang dari balik kemeja putihnya yang basah.

"Bodoh sekali. Berjalan dari Hertfordshire di tengah hujan untuk melihat kakaknya?" Herin masih saja membicarakan bagaimana bodohnya Doyoung dengan penampilannya barusan hingga mulutnya berbusa. Taeil Moon tetap tidak menyahut satu katapun.

...

Setelah melihat keadaan Kun dan berganti baju, Doyoung memilih bersantai di ruang baca keluarga Seo. Ia takjub dengan rak yang berjajar rapi di ruangan itu. Koleksi buku keluarga Seo amat beragam dan pastinya menarik. Setelah mengambil salah satu buku, ia memutuskan untuk duduk di tengah ruangan baca. Disana terdapat dua sofa besar dan mewah yang saling berhadapan. Di tengahnya ada meja tulis yang didesain miring. Ruangan baca itu cukup besar dan terang karena jendela besar yang mengelilingi ruangan itu berhadapan langsung dengan kebun utama kediaman mewah keluarga Seo.

"Kau menulis surat untuk adikmu, Mr. Moon?" Tanya Herin yang sedang menikmati pemandangan kebun dari dekat jendela.

Tidak ada sahutan dari pria yang sedang duduk tenang sambil memegang pena bulu.

"Titipkan salamku padanya. Aku sangat mengagumi adikmu, Mr. Moon. Ia sempurna."

Mendengar kata 'sempurna', Doyoung angkat bicara.

"Maaf, tetapi bagaimana bisa Anda menilai seseorang dengan sebutan 'sempurna'?"

Pria bermarga Moon meletakkan penanya, lalu menoleh ke arah Doyoung, bermaksud menjawab pertanyaannya.

"Kaum perempuan maupun submisif akan dikatakan sempurna jika memiliki enam talenta." Jawabnya.

"Memasak, merajut, bermain piano, bukankah itu hal yang mudah untuk dilakukan oleh wanita atau sumbisif?" Johnny Seo menyahut. Ia menggunakan kacamatanya untuk melirik surat yang tengah ditulis oleh sahabatnya.

"Bagaimana bisa kalian menilai seseorang karena enam talenta?" Doyoung mulai mengajukan argumen.

"Talenta bukan sesuatu yang bisa dibawa sejak lahir. Hal itu bisa diasah, bukan suatu anugerah." Taeil Moon kembali menulis sesuatu di kertasnya.

"Kau akan sangat dikagumi oleh banyak lelaki ataupun dominan jika memiliki banyak talenta, Mr. Bennet junior." Herin tidak mau kalah.

"Sepertinya Anda hanya mengenal enam orang dengan enam talenta itu, Mr. Moon."

"Pintar bersilat lidah saja tidak cukup menarik, Doyoung Bennet. Kau juga harus memiliki sesuatu yang bisa 'dijual'." Taeil menekankan nada bicaranya yang secara tidak langsung menyulut emosi lawan bicaranya.

"Melihat dari cara Anda berbicara, sepertinya Anda tidak memiliki kekurangan satupun? Ah, atau karena harga diri Anda terlalu tinggi, jadi Anda memilih untuk tidak memiliki 'kekurangan'?" Lidah tajam Doyoung berhasil menusuk Taeil.

"My good opinion once lost, is lost forever." Ucap Taeil tenang.

Herin dan kakaknya saling bertemu pandang, bingung bagaimana meredakan kedua orang yang sedang menggertakan rahang masing-masing. Udara dalam ruangan itu mendadak panas.

Doyoung menyunggingkan senyum miring,

"Well, sepertinya kekurangan Anda memang tidak bisa ditertawakan, Mr. Moon."











































Helaw. akhirnya update.

Give your vote/comments to raise my mood up, sweeties ^^

Give your vote/comments to raise my mood up, sweeties ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mr. Moon ganteng bat heran

Indifference [Taeil x Doyoung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang