Ketujuh

7.1K 329 3
                                    

Selama 2 jam menunggu alenta merasa lapar dan sangat bosan berada di mansion rumah sakit milik kakanya . Alenta ingin sekali makan siang Bersama ka alex tapi kakanya yang satu ini tak kunjung datang . Walaupun berbagai macam fasilitas mewah tetap saja berbeda dengan dunia luar dan inilah yang membuatku merasa bosaan sekali.

“huh.. mau berapa lama lagi aku menunggu ini sudah 2 jam lebih menunggu kedatangannya . Kalau begini terus aku bisa mati kelaparan”, sejak tadi aku hanya berbicara sendiri karna kekesalanku.

“lebih baik aku keluar saja untuk mencari makan sekaligus menghirup udara segar , lagipula ka alex kan sudah ngizinin aku pergi”.
-------------------@@@@-----------------------
Di restoran sederhana aku datang sendiri untuk memesan makanan ,  yaa ini adalah restoran favoritku dan teman-temanku . Kami sering menyempatkan diri untuk hangout bareng di sini dan kebetulan sekali letaknya tidak jauh dari rumah sakit kakaku.

“permisi mba, saya ingin pesan udang saus tiram dan mango jusnya 1 ya, saya tunggu”, aku memesan makanan melalui customer service yang bekerja di sini . yaa sangat unik ya restoran ini kalau kita memesan makanan untuk dibawa pulang harus memesannya lewat customer service.

Setelah selesai memesan makanan, aku menunggu sambil mencari tempat duduk , namun tiba-tiba aku seperti menabrak sesuatu yang keras

Bughh!

Tanpa sengaja aku menabrak seseorang memakai kemeja biru dongker dengan tubuh tinggi tegap, hidung mancung, serta rahang yang kokoh dan aku menabraknya tidak sengaja.

“e..eh maaf tuan maafkan saya, saya sangat tidak sengaja , sungguh tuan” aku memohon padanya agar dia tidak marah padaku .

“Tidak perlu berlebihan seperti itu aku tidak apa-apa”, jawab pria itu singkat dan mengulas senyumnya. “hmm baiklah, tapi sekali lagi aku minta maaf padamu”, aku hanya terenyum kikuk padanya.

“hei kau Alenta Syindrita Alexander kan?”, keningku mengernyit dengan kebingungan darimana dia tau namaku . “kau tau darimana namaku?” , aku bertanya agak sedikit syok.

“kau tidak mengenaliku? Aku ferdino , dino yaa sejak kecil kau selalu memanggilku dengan sebutan itu”, aku melongo tak percayaa , yaa dia adalah teman masa kecilku , dia yang membuatku selalu tertawa tapi dia meninggalkanku tanpa pamit .

“aku tidak mengenal orang yang dulu meninggalkanku tanpa pamit”, jawabku acuh sebagai sindiran untuknya . “Oh alentaa ayolaahh, maafkan aku dulu tidak memberi kabar saat aku pergi karna keadaan orang tuaku sangat mendesak, kau tau itukan?”, aku memutar bola mataku malas mendengar jawabannya, sebenarnya aku memang rindu . Alenta dan Fernando pun akhirnya menghabiskan waktu masa kecil mereka yang tertunda tertawa ria.

Sedangkan di rumah sakit Alex yang menghabiskan waktu selama 2 jam untuk mengoperasi beberapa pasien akhirnya selesai dengan semua tugas yang melelahkan dan dia ingin melepaskan rasa lelah itu pada adiknya Alenta.

Setelah membersihkan diri dari ruang operasi dan mengganti pakaian Alex bergegas untuk menemui Alenta di kamar pribadinya.

“Sayang kaka sudah se- ..Alenta kamu di mana ?” dengan bingungnya Alex mencari alenta ke mana-mana bahkan ke seluruh ruangan mansion miliknya yang megah pun tak menemukan siapapun di dalam.

“Flexo!!” panggil Alex pada tangan kanannya agar flexo bisa membantu alex untuk melacak keberadaan alenta princes kecilnya.
“My lord hamba menghadap” ujar Flexo yang selalu sigap ketika diandalkan oleh alex karna dia sudah terikat darah dengan alex oleh karena itu Flexo tidak bisa mengkhianati dan dia sudah dipercaya sejak pangeran axel kecil.

“Cari keberadaan alenta sekarang flexo, jika kau sudah menemukannya maka kabari aku secepatnya” dengan nada dingin Alex yang memerintah Flexo untuk mencari tahu sebenarnya adiknya pergi ke mana dan alex sangat khawatir karna alenta pergi sendiri tanpa didampingi dirinya.

Aku bisa saja melacak keberadaannya tapi untuk melakukan itu aku harus menandai alenta lebih dulu  dengan persetujuan dirinya aku tidak ingin melukai adikku sendiri.
Dengan kecepatan flexo dalam menjalankan perintah dari tuannya, flexo langsung melacak dan menemukan keberadaan Alenta.

“hormat hamba tuan, saya sudah menemukan nona Alenta. Dia  sedang makan siang Bersama seorang laki-laki,” ucap flexo melalui mindlink pada tuannya. Mendengar berita tersebut Alex menggeram kesal dengan tingkah alenta saat ini, dia berusaha meredam amarahnya tapi tidak bisa karena mendengar adiknya pergi dengan laki-laki selain dirinya dan adiknya yang lain.

“cukup flexo, tugasmu selesai dan kau boleh kembali melanjutkan yang lain, biar aku sendiri turun tangan,” jawab alex dengan nada dingin dan datarnya melalui mindlink. “baik lord, hamba pamit,” dan setelah ini flexo pergi dengan telepatinya.

Alex segera membuka jas kedokterannya dengan kasar dan pergi untuk membawa adiknya pulang. Dengan kecepatan tinggi ia melajukan mobilnya, “sialll.. kenapa kamu nakal hari ini angel, jangan salahkan kaka bila aku lepas kendali hari ini,” umpatnya dalam hati.
-----------------@@@@---------------------
Alenta’s pov
Saat ini alenta sedang menikmati makan siangnya dengan teman masa kecil, yaitu ferdino. Tanpa disadari kalau alenta sudah melewati batas yang ditentukan oleh ka alex.

“ya ampun dinooo sudah jam berapa ini??? Aku lupa memberi kabar pada kakaku.. bagaimana ini dia pasti marah besar padaku mana hpku mati,” paniknya diriku karena salah besar pergi terlalu lama kemudian lupa waktu sampai akhirnya tidak memberi kabar pada kakaku.

“heii, tenanglah kau bisa menggunakan hpku untuk mengabari kakamu, pliis jangan panik. Ok,” ferdino berusaha menenangkan alenta. Dan sudah terlambat untuk alenta memberi kabar pada kakanya karena alex sudah sampai lebih dulu.

Dengan kesalnya alex melihat pemandangan alenta dengan laki-laki lain tanpa seizinnya, dia menarik lengan alenta dengan keras, “kaka, maafin aku ka .. aku bisa jelasin semuanya,” dengan wajah berkeringat dingin karena rasa takut pada ka alex saat ini.

“DIAM!!!.. tak perlu ada penjelasan,” suara alex yang menakutkan ketika marah membuat siapa pun enggan berada didekatnya.

“dan kau, laki-laki , ku peringatkan padamu untuk menjauhi adikku dan tidak pernah mendekatinya, apalagi menemuinya jika kau sayang dengan nyawamu sendiri,” peringatan alex pada ferdino membuatnya mematung dan tidak bisa berkata-kata.

Dengan cepat alex menarik alenta dengan kasar keluar dari restoran menuju mobil, “sshh.. kaka sakiit, pelan-pelan,” tak ada jawaban dari sang kaka sedangkan mataku sudah berkaca-kaca dengan sikap kakaku sekarang, aku tiak tahu lagi apa yang akan dilakukan ka alex padaku nanti.

Haiiii paraa readers , kembali lagi nih hehe..
Maaf banget aku baru update yah karena harus menyelesaikan kerjaan yang lain hehe, aku tepatin janji nih untuk update double part.. selamaat membaca readerskuu jangan lupa vote dank omen sayang-sayangkuu.❤❤❤😘

My Possesive Demon Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang