Ketiga

11.5K 507 7
                                    

Alexander prov’s

Akupun tiba di rumah sakit Addison Hospital di mana para perawat serta pegawai dan karyawan lainnya menyambut kedatanganku dengan ramah , dan aku hanya bisa memberikan senyuman khasku yang sudah tidak asing bagi mereka.

“Pagi tuan muda”, karyawan dan pekerjan lainnya menyapaku dengan sebutan tuan muda , yaa karena aku masih terllihat muda dibandingkan mereka yang umurnya berada diatasku tapi aku berusaha untuk menanngapi mereka dengan ramah , karena itu adalah pesan dari adik kecilku alenta.

Ah mengingatnya membuatku menjadi rindu baru saja aku bersama dengannya dan saat ini aku ingin bertemu dengannya , entah mengapa bayangan wajah polosnya membuatku merasa rindu, cerewetnya dia, dan tertawanya dia membuatku mabuk dan tidak bisa melupakannya . Aku akan mencobaa menelponnya sekarang juga !

Di kampus aku sedang ada kelas saat ini , aku sedang focus dengan pelajaranku saat ini tiba-tiba ponselku bergetar terus sejak tadi dan setelah aku lihat mataku membulat karena aku tau siapa yang menelponku saat ini .

aku langsung bergegas menuju kamar mandi “permisi pak, saya izin ke toilet”, izinku pada dosen yang sedang menerangkan beberapa mata kuliah saat ini . “ya silakan nona alenta”, untung saja hari ini bernasib baik karena aku langsung diizinkan untuk keluar kelas.

“halo ka.. kenapa kaka menelponku saat aku masih kelas? Tidak bisakah nelpon setelah aku selesai kelas?”, tanyaku dengan nada kesal . “ Aku rindu sayang, tidak bisakah kau mengerti perasaan kakakmu ini hm? Dan aku tidak peduli dengan mata kuliahmu itu”, jawabnya dengan nada datar sesuai dengan ciri khasnya .

Aku yang mendengarnya hanya karena alasan spele membuatku sedikit kesal dengan tingkahnya “kaka ini kenapa sih, tadi pagi kita sudah berangkat berdua masih saja seperti ini . Dan kita setiap hari bersama ka satu rumah , ayolah kaka “, jawabku dengan nada kesal sambil mengerucutkan bibirku yang sudah tidak tahan untuk marah-marah dihadapannya langsung.

“hey anak kecil diamlah! Tidak usah cerewet lakukan saja apa keinginanku, dan kau harus temani aku saat makan siang tidak ada belajar kelompok. Mengerti !”, mendengar perkataannya seperti itu aku hanya bisa menghembuskan nafas kasar .

“ta..tapi ka aku sudah janji dengan mereka”, sejujurnya aku bingung dengan situasi seperti ini kenapa tidak dengan yang lain saja .

“batalkan atau kau akan tau akibatnya”.

Tut tut tut

Belum selesai bicara kakaku sudah menutup telponnya dengan kasar, hah mau tidak mau aku harus membatalkan janjiku dengan teman-temanku . Aku ingin sekali hidup seperti teman-temanku mereka bebas tidak ada yang mengekang mereka , bahkan tidak ada yang melakakukan kasar padanya.

Beda sekali dengan diriku ini yang selalu kemana-mana diawasi entah apa itu alasannya dan alasan itu hanya pemikiran konyol menurutku dan aku tidak meyakini adanya mkahluk aneh seperti yang ada di cerita fantasi atau apapunlah.

Mata kuliah hari ini sudah selesai , aku pulang sekitar jam 12 siang dan aku harus bilang apa dengan teman-temanku untuk tidak ikut mereka lagi dengan berat hati aku harus melakukannya karena aku takut kakaku marah besar hanya hal spele seperti ini huh dasar anak manja ! ck kenapa harus berada di lingkungan keluarga yang aneh-aneh batinku kesal dan frustasi.

Setelah berpikir keras aku harus mencari anisa dia teman kampusku sekaligus sahabat dekatku . anisa, imel, caterine, dan revi adalah sahabtku sejak SMA kita sudah lama dekat dan dulu sering pergi bersama , tapi semenjak aku memasuki usia remaja perlakuan kakaku berubah dan dia selalu bilang jangan pergi kemana pun tanpa seizinnya karena di luar sangat berbahaya.

My Possesive Demon Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang