Di suatu tempat terlihat seorang wanita dengan senyum liciknya melihat keadaan keluarga Alexander, ia semakin geram dengan tingkah mereka yang terlalu protektif.
Senyum smirk yang terlihat di wajahnya menandakan ia sudah menemukan ide untuk menghancurkan keluarga Alexander dan mendapatkan apa yang ia inginkan, Alex laki-laki sejak dulu ia cintai, namun kandas ketika ia ditolak begitu saja karena sebuah alasan lebih menyayangi adiknya.
“Vulco apa kau sudah siap dengan rencana kita?” tanyaku pada Vulco. Dengan senyum smirknya ia pun siap tempur kembali dengan musuh masa lalunya, Alex.
“tentu saja, aku akan memulainya dengan gadis manis kesayangan mereka,” jawabnya sarkastik. Suara tawa menggema dari mereka berdua karena sudah berhasil menyusun rencana.
“baiklah, besok pagi aku akan menemui penyihir hitam Rebecca. Ia sudah berjanji membuat ramuan pengendali jiwa,” mengingat itu semua membuat Victoria semakin mudah melancarkan aksinya untuk mendapatkan Alex karena dengan ramuan itu ia bisa mengendalikan jiwa sang Pangeran Alexander.
“kau urus bagianmu, dan aku akan mengurus bagianku yang lain,” sanggah Vulco pada Victoria untuk memastikan agar mereka tidak salah langkah.
“hahaha, tenanglah Vulco tak usah cemas. Serahkan semuanya padaku. Aku akan menurukan semua pasukanku saat nanti perang,” jawabku dengan senyum smirk yang kumiliki. Merasa sangat senang malam ini dan aku tak akan menyiakan waktuku sedetik saja.
Kediaman Alexander
Pagi hari telah tiba cahaya matahari masuk melalui jendelaku dan aku merasa tidurku terganggu oleh cahaya itu.
“baby girl bangun, semalam kau sudah janji akan bangun pagi dan menemaniku ke rumah sakit,” suara bariton itu mengejutkanku dan membuat mataku membulat sempurna. Tanpa sadar aku menepak jidatku sendiri karena aku lupa akan hal itu.
“ah, i-iya ka.. maaf Alenta lupa,” aku segera bangun dan bergegas ke kamar mandi.
Lihatlah adikku ini, ternyata ia telat bangun dan sekarang ia meninggalkanku begitu saja ke kamar mandi tanpa melihat wajahku atau tanpa morning kiss. Aku hanya menggeleng melihat tingkahnya, awas saja setelah ini akan kuberi hukuman.
“sayang kaka tunggu di bawah,” ucapku sambil mengetuk pintu kamar mandi.“iya ka, Alenta tak akan lama sbentar lagi selesai,” jawabku cepat.
Setelah 30 menit aku menyiapkan diri kali ini aku mengenakan pakaian simple hanya celana bahan jeans, baju kaos dengan cardigan warna cokelat susu dan seperti biasa rambutku terurai rapi serta hiasan jepit rambut.
Aku pun bersiap turun untuk sarapan bersama.“selamat pagi jagoanku,” sapaku dengan riang tak lupa morning kiss untuk keempat kakaku karena kalau tidak diberikan cium di pagi hari pasti mereka akan merengek dan itu membuatku terganggu.
“baiklah waktunya sarapan, sayang jangan lupa siapkan bekal untuk kita makan siang,” seketika aku berhenti mengunyah makananku karena perkataan kakaku tadi.
“tumben ka, ada apa?” tanyaku.
“hari ini kaka padat operasi sayang dan malas keluar jadi kita bawa bekal untuk hari ini ya,” jawabnya santai dan tenu saja membuatku lega.“baiklah. Kaka mau bawa bekal apa?” tanyaku sekali lagi.
“roti sandwich dan nasi gorengnya sayang, jangan lupa bawa buah scukupnya,” jawabku memastikan adik cantikku agar mempersiapkan.
Setelah selesai sarapan kami pun bersiap untuk berangkat. Hari ini kediaman Alexander akan sepi dan hanya pegawai rumah saja yang ada di sekitar. Seperti biasa sebelum berangkat pasti cium kakaku satu per satu.
“ingat kaka akan menghubungimu setiap saat dan pastikan gawaimu selalu aktif, mengerti,” aku memperingatkannya karena belakangan ini Alenta sulit dihubungi karena ia malas pegang gawainya.
“siap kakaku yang tampan, hehe,” jawabku sambil memperlihatkan gigi putihku.
“memang tampan sejak lahir,”
Cup
Hahahaha.. kulihat ekspresi wajahnya yang menggemaskan membuatku ingin menerkamnya kali ini. Bayangkan saja aku hanya mencium pipinya tiba-tiba dan membuat ia mematung seperti itu.
“kaka! Menyebalkan sekali,” sanggahku sambil mengerucutkan bibirku karena aku kesal sekali dengan ka Fandy kali ini.
“ayo sayang waktuya berangkat,” ucap ka Alex tepat sekali di telingaku. Ia menarik tanganku lembut menuju mobilnya, membukakan pintu mobil untukku dan tak lupa ia memasangkan sealt beat padaku. Wajahku dengan kakaku hampir tak ada jarak dan ini membuatku merasa gugup.
“tak usah gugup, aku ini kakakmu,” ucapku padanya sambil membelai wajahnya dengan lembut. Ah, andai saja Alenta bukan adikku sudah kupastikan aku melumatnya sampai habis.
Setelah semuanya siap aku dan Alenta pergi . aku membawa mobil dengan santai karena aku melihat Alenta menikmati perjalanannya kali ini. Ada rasa bahagia tak terkira dalam diriku saat ini melihatnya tersenyum.
30 menit dalam perjalanan tak terasa sampai begitu cepat, mungkin karena aku menikmati perjalananku bersama kaka tertuaku kali ini.
“kaka, nanti setelah pulang aku ingin ke toko buku, boleh ya?,” tanyaku sambil meminta izin padanya.
“tentu saja boleh, kau mau beli buku apa?” jawabku dan tentu saja aku mengizinkannya. Jujur saja aku sedikit bosan kenapa Alenta selalu ke toko buku hanya membeli buku tak pernah ia meminta padaku untuk ke mall atau hura-hura seperti gadis lainnya. Entahlah, mungkin memang benar ia tidak terlalu suka mall.
“sayang kenapa kamu tidak mau ke mall dan hanya ke toko buku saja? Tak maukah membeli baju atau lainnya?” tanyaku padanya.
Termenung seketika saat kakaku bertanya seperti itu. Jujur saja aku tidak terlalu suka tempat ramai dan aku hanya ingin membeli barang yang kubutuhkan saja.
“hmm.. tidak ka, karena aku hanya ingin membeli barang yang kubuthkan saja,” jawabku sambil tersenyum pada kakaku.
Aku mengelus rambut adikku ini dengan lembut aku melihat ia berbeda dari wanita lain. Biasanya wanita hanya ingin menghabiskan uang atau belanja banyak hanya untuk memamerkan brand terbaru saja, tapi tidak pada dirinya yang istimewa.
Pantas saja keluarga besarku sangat melindungi Alenta. Berhati lembut dan peduli dengan orang lain.
Haii readersku😍😍😍udah Up nih part berikutnya hehe.. maaf yaa telat dikit😁😁jangan lupaa vote dan komen kaliaan.. karena itu sangat membantu dan buatku makin semangaat guys😘😘😘😍🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Demon Brother
VampirosAku Alenta Syindrita adalah anak terakhir dari empat bersaudara, entah mengapa sejak kecil aku sudah ditinggal oleh ibu dan ayahku dan aku tidak tahu kenapa alasan mereka meninggalkanku dan menitipkanku pada ketiga kakaku. Tanpa kusadari ketiga kak...