Kesembilan

5.7K 260 7
                                    

Hari berganti menjadi malam suasana rumah sakit milik keluarga Alexander masih ramai berdatangan pengunjung dan pasien baru yang datang sehingga sejak pagi sampai petang tak hentinya Alex melakukan operasi untuk menangani pasien. Saat pekerjaannya selesai alex kembali ke mansion bersiap-siap untuk pulang.

Kring… kring…

Hallo,

“ada apa fandy? Hp alenta sedang kaka pegang dan saat ini alenta sedang di mansion Bersama kaka. Sebentar lagi kami akan pulang,”


“baiklah ka. Aku menunggu karena aku sudah rindu dengan princesku,” gelak tawa fandy membuat alex kesal sendiri karena tingkah adik laki-lakinya ini.

“berbicaralah dengan lantai fandy agar kau puas,” ketus ka alex melalui telponnya.

Tut.. tuut..tuut

“hahaha dasar pemarah, tapi aku merasa ada yang tidak beres dengan sikap kaka hari ini, seperti ada yang disembunyikan,” pikir Fandy sangat khawatir dan ia mencoba untuk mencari tahu lewat Afdal.

Kreet

Sebuah pintu kamar terbuka dan terdapat seorang laki-laki sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya, dan ia adalah Afdal Lucifer. Afdal mengetahui kalau kakanya sedang masuk ke kamar pribadinya.

“ada apa kaka ke kamarku? Pasti ada sesuatu yang tidak beres,” ia berbicara dengan nada datar, sifat afdal sangat baik tetapi kalau ia mendengar masalah tentang alenta atau keluarganya sifat itu akan hilang seketika.

“yaa, kau benar. Bisakah kau melihat apa yang terjadi?,” pembicaraan mereka mulai fokus pada masalah ini. Hanya masalah sepele tapi ke empat orang inilah yang membuat masalahnya semakin besar.

Hening

Afdal mulai menggunakan kekuatannya untuk melihat apa yang terjadi tadi siang dengan adiknya, di antara ke empat keluarga Alexander yang bisa melihat kejadian atau menerawang apa yang terjadi hanya Alex dan Afdal, Afandy dan Temy mereka memiliki kemampuan masing-masing yang dapat diandalkan satu sama lain sehingga mereka saling terjaga terutama untuk adik kecilnya Alenta.

“Tadi siang Alenta tidak sengaja bertemu dengan laki-laki ia teman masa kecilnya dulu, alenta lupa dan tidak memberi kabar pada ka alex dan akhirnya alenta harus menerima hukuman dari ka alex,” Afdal menceritakan semua yang ia lihat melalui kemampuannya itu pada Afandy.

“apa! Alenta bertemu dengan laki-laki??? Lalu apa hukuman yang diberikan ka Alex padanya? Pantas saja aku nelpon alenta yang angkat jeruk makan jeruk, hmm,” keluh Afandy karena ia mengetahui yang sebenarnya.  Beginilah kehidupan Alexander apa yang mereka mau harus tersedia dalam waktu dekat apalagi kalau masalah menyangkut princes kecil mereka paniknya ga ketulungan.

“kau tau sendiri kan sifat ka alex seperti apa, ia tidak akan main-main kalau sudah mengambil keputusan,” perbincangan Afandy dan Alex pun berakhir saat Afandy lupa kalau ia harus menyiapkan makan malam sebelum kaka tertuanya datang.

Di rumah sakit Alexander, Alex sedang berjalan menuju mansionnya tak lupa ia mengganti baju dan membersihkan dirinya di walk in closet, wajar saja rumah sakit megah ditambah fasilitas mansion yang cukup besar dan sangat terawat selalu terjaga kebersihannya.

Kreet..

Perlahan alex membuka pintu tak ada jawaban apa-apa dari dalam, langkah kaki mulai masuk dan seketika ia melihat princes kecilnya sedang terlelap dengan posisi berantakan. Ia mendudukkan dirinya perlahan di tepi ranjang dan membenarkan posisi tidur sang adik di ranjang dengan lembut serta hati-hati agar tidak mengganggu tidurnya. Ia menatap alenta dalam dan sendu

“maaf sayang hari ini kaka lepas kendali karena melihatmu bertemu dengan pria sialan itu, maaf sayang kamu pasti tidur karena menahan rasa sakit,” lirihnya, sambil membelai rambut adiknya dengan lembut, mencium keningnya lama dan mengobati luka yang ia sebabkan.

“sayang kita pulang besok karena kondisimu saat ini tidak baik, sekali lagi maafkan kaka my angel,” hanya itu yang bisa aku katakan untuk alenta.

“Fandy, sepertinya kaka batal pulang malam ini, besok baru kaka bisa pulang,” aku menelpon Fandy untuk memastikan kalau ia tidak menungguku terlalu larut di rumah.

Tutt…tuut…tuutt

Tanpa alasan apa pun ka Alex langsung memutuskan telponnya, aku curiga seperti ada yang tidak beres dengan alenta. Fandy memutuskan untuk bertemu dengan afdal agar bisa mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi hanya. Dari keluarga Alexander yang memiliki penglihatan peristiwa yang sudah terjadi maupun akan terjadi hanya Afdal dan Alex saja, tetapi Fandy dan Temy memiliki keahlian berbeda dan tetap bisa diandalkan satu sama lain untuk saling menjaga terutama adik kecilnya Alenta.

Kreettt..

Suara pintu kamar terbuka, terlihat seseorang sedang menatap layer laptopnya ia adalah Afdal si tampan baik hati dan penyayang tapi saat situasi bahaya menyerang keluarga terutama adik kecilnya sifat itu akan hilang dan akan datang sisi gelap dalam dirinya.

“sudah kuduga pasti kaka akan menemuiku,” dengan senyum smirknya aku sambut kakaku satu ini , “kau pasti sudah tau apa maksud kedatanganku menemuimu kan?,” pertanyaan itu muncul seiring berjalannya jarum jam menunjukkan hamper tengah malam.

“ya aku tahu, seklias aku melihat kesalahan kecil yang alenta perbuat hari ini hampir saja membuat sisi gelap ka alex muncul, aku tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi,” aku sedikit menghela napas saat menjelaskan kejadian sebenarnya sama ka Fandy,

“sebaiknya kita ke rumah sakit sekarang, aku rindu alenta sudah seharian tidak melihat wajahnya,” Afdal menjawab singkat dengan anggukan kepala pertanda kalau ia setuju dengan saran ka Fandy.

Hening

“baiklah, bersiap sekarang. Aku menunggu di mobil,” aku angkat bicara untuk memecah keheningan antara aku dan Afdal. Tengah malam aku dan adiku akan menuju rumah sakit milik keluarga Alexander selama 30 menit dan aku mencoba melewati jalan pintas untuk menghindari macet. Afdal mengendarai mobil dengan sangat cepat tak ada percakapan antara aku dan Afdal saat perjalanan karena fokus dengan pikiran masing-masing.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit Fandy dan Afdal sampai di rumah sakit alexander, walaupun tengah malam rumah sakit ini masih ramai dengan keluarga pasien bahkan ada pasien baru yang berdatangan dan paling ramai selalu di ruang UGD.

Alex’s pov

Pekerjaan yang melelahkan hari ini bisa selesai walaupun harus berujung kesialan karena melihat adikku sendiri bertemu dengan pria sialan itu. Setelah membersihkan tubuh alex mengganti baju yang sudah tersedia di walk in closet dalam mansionnya, memang sulit ketika punya banyak perusahaan apalagi rumah sakit sendiri yang terbilang mewah, bersih terawat tak jarang pasien berobat dari kalangan papan atas sudah tercatat setiap kali berobat di rumah sakit ini.

Kreeet…

Aku merasakan ada seseorang datang menghampiriku, benar dugaanku mereka pasti akan menemuiku , dasar menyebalkan hanya bisa mengganggu orang lain saja.

”sedang apa kalian di sini?,” tanyaku dengan datar dan dingin karena itulah diriku.



Maaf readers tadi ada kesalahan saat mengunggah😁😁segini duluu yaa😘😘jangan lupaa vote dan komen💕💕😘😘

My Possesive Demon Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang