Alex dan Fandy pulang dari mansion rumah sakit Alexander, mereka baru sampai rumah larut malam sekali.
“Afdal, ke mana Alenta?,” tanya alex datar sambil mendudukkan dirinya ke sofa, “Alenta sudah tidur ka di kamar,” jawab afdal berusaha menenangkan kakanya karena ia tahu bisa merasakan kondisi Alex masih dikuasai oleh sisi gelapnya.
“hmm.. malam ini semua kumpul di ruang aula, aku akan membahas hal penting untuk ini,” peringatan Alex tak bisa diganggu gugat, mereka mengangguk menyetujui perintah sang Kakak.
Alex pun pergi membersihkan dirinya karena tubuhnya lengket penuh keringat saat ini, mengingat ia setelah berburu seharian di hutan dan tak disangka akan bertemu dengan wanita ular. Setelah membersihkan diri alex bersiap untuk ke aula, sebelum ke aula ia mengunjungi kamar Alenta.
Kreet…
Ia masuk dan tersenyum melihat adiknya tidur dengan damai. Memandangi wajah adiknya, sambil membelai lembut pipi chubby dan merona sekilas ia kecup pipi kanan dan kiri terakhir kecupan kasih sayang di kening sampai lama.
“mimpi indah angel, kaka akan selalu menjagamu,” dengan senyum hangat ia belai rambut panjangnya sebelum meninggalkan Alenta.
Di aula
Afandy, Afdal, dan Temy semua berkumpul begitu juga dengan tangan kanan Alex, yaitu Flexo.
Kreet…
Alex datang dengan wajah datar dan dingin membuat semua isi ruangan bersiap.
“baiklah, silakan duduk kembali,” titah Alex
“saat ini aku akan membahas suatu hal penting untuk kalian semua, hari ini aku bertemu dengan Victoria dan Vulco. Mereka berniat menghancurkan keluarga kita untuk balas dendam di masa lalunya dan incaran mereka saat ini adalah Alenta. Kalian tahu kan kalau Alenta hanya terlahir sebagai manusia biasa dan murni tidak ada darah campuran apapun, sekalipun aku menggigitnya untuk memberi tanda tidak akan mempengaruhi perubahannya, maka dari itu bersiap dan harus waspada. Perketat keamanan! Mengerti!,” Alex memberi isntruksi pada adik-adiknya dan juga Flexo orang kepercayaan Alex.
“untuk kau Flexo, pantau Alenta dari jauh dan jangan sampai ia mengetahui kalau kau terus memantau ia. Laporkan ketika hal mencurigakan terjadi sebelum bahaya menimpa, mengerti?,”
“siap laksanakan lord,” jawab flexo penuh wibawa.
“kenapa kaka baru bilang kalau vulco masih hidup?,” tanya Afdal. “dulu kaka tidak berhasil membunuhnya af, saat itu kaka bertarung dengan adiknya dan adiknyalah yang terbunuh,” jawab Alex berusaha menenangkan.
“Tirsani maksud kaka,?” sangkal Afandy karena saat itu ia ingat dengan kejadian yang sebenarnya, tapi ia tidak tahu kalau Vulco punya adik.
“ya,” jawab Alex untuk memberi kepastian pada Fandy.
Sedangkan Temy berusaha melihat dan mencari jalan keluar untuk solusi dari masalah ini melalui kemampuan yang ia miliki.“sudah itu tidak penting, yang penting sekarang adalah bagaimana kita menghadapinya dan menyelesaikannya tanpa membuat Alenta merasakan sakitnya,” pikir Temy sambil memejamkan matanya.
Hening.
Mereka kalut dengan pikiran masing-masing untuk mencari solusi, apakah dengan perang atau personal melawan musuh mereka sendiri dengan tangan kosong tanpa pasukan.
“sudahlah, sebaiknya istirahat. Ini sudah larut malam, besok kita akan pikirkan lagi,” ujar Fandy memecah keheningan di antara mereka.
“aku akan tidur di kamar Alenta,” jawab Temy datar. Seketika Alex menatap Temy dengan tatapan tajam, sedangkan Fandy matanya membulat seketika mendengar ucapan sang Adik.
“kalau begitu aku juga harus ikut,” jawab Fandy sambil memperlihatkan gigi putihnya. Temy menghembuskan napas kasar, cih! Dasar pengganggu. Batinnya.
“tidak, aku ingin menghabiskan malamku bersama adik cantikku dan tidak ada seorang pun yang menggangguku atau menghalangiku,” jawab Temy dengan penuh peringatan. Seketika Temy melakukan teleportasi menuju kamar Alenta untuk menghindari saudaranya Fandy yang menyebalkan.
Ah, punya kaka sangat menyebalkan dan tidak pernah mengerti!, umpatnya.Di kamar Alenta
Kreet….
Derap langkah kaki mendekati ranjang king size, dan melihat seorang gadis tidur dengan nyenyak dan nyamannya. Perlahan ia duduk di tepi ranjang sambil membelai pipi gembul kesukaannya, sesekali ia menciumnya.
“mimpi indah sayang, princessku, malaikatku. Kaka akan selalu menjagamu sayang, jangan pernah menyalahkan dirimu kau terlahir normal sebagai manusia biasa. Aku akan menerima bagaimanapun keadaanmu sayang, adik cantikku,” ucapku sambil kubelai pipinya dengan ibu jariku, ku gigit kecil pipi gembulnya membuatku selalu gemas setiap hari, dan kukecup keningnya lama penuh kasih sayang.
Udara semakin dingin ditambah hembusan angin masuk melalui pentilasi udara membuat Alenta kedinginan, kutarik selimutnya sampai dada dan ku peluk erat agar ia merasa hangat dan nyaman.
Aku ingin selalu seperti ini sayang, adik cantikku. Batinku.
Readerskuu😍😍😚sudah Up nih partner berikutnya hehe.. jangan lupa vote dan komen yaah karena itu sangat membantuu ceritaakuu juga😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Demon Brother
VampirosAku Alenta Syindrita adalah anak terakhir dari empat bersaudara, entah mengapa sejak kecil aku sudah ditinggal oleh ibu dan ayahku dan aku tidak tahu kenapa alasan mereka meninggalkanku dan menitipkanku pada ketiga kakaku. Tanpa kusadari ketiga kak...