Kedelapan

7.2K 352 32
                                    

Hening tak ada percakapan sedikitpun dalam mobil, hanya saja alenta merasa ketakutan saat ka alex membawa mobil melaju kencang entah sengaja atau tidak yang pasti alex tahu kalau adiknya ketakutan.

“ka pliiis, pelan-pelan bawa mobilnya aku takut,” lirihnya, namun alex tetap melajukan mobilnya dengan kencang tak perduli dengan alenta .

sampai akhirnya semakin kencang alex mengendarai mobil, aku tidak mau dalam situasi seperti ini “Kakaaaaa, plisssss STOP…,” aku tak sanggup lagii dan aku tidak peduli kalau ka alex tambah marah padaku. Dengan cara ini mobilnya berhenti.

”pliiis kaa, hiks hiks.. maafin aku, aku emang salah karena tidak mengabari kaka dulu dan hpku juga mati ka,pliis percaya sama aku,” sepertinya aku nangis darah pun ka alex tidak peduli, dia tetap fokus melanjutkan perjalanan sambil menyetir mobil. Sebesar itukah kesalahanku padanya? Lirihnya dalam hati.

Akhirnya aku sampai di mansion ka alex, tepatnya di rumah sakit . segera ka alex membuka pintu mobil dan menarik tanganku dengan keras.

“ternyata ini yang kamu lakukan hah!! Aku hanya meminta kamu untuk menunggu alenta hanya menungguu,” dingin dan datarnya seorang alex tidak bisa dihindari.

“ka dengarkan aku dulu, hiks hiks.. kaka sudah mengizinkan aku keluar untuk membeli makan dan aku melakukan hal yang kaka mau, aku tidak sengaja bertemu dengan temanku ka di resto tadi,”

aku tidak tahu harus menjelaskan apalagi, sampai aku melihat perubahan dalam diri ka alex, dia seperti bukan manusia. Menahan kesal dan emosi tidak terkendali , sorot mata ka alex berubah tajam dan berwarna merah pekat seperti darah.

“ku mohon ka maafin aku jangan nakutin alenta, aku janji ga akan ulangi hal ini lagi hiks hiks,” aku takut untuk menatap matanya, semakin lama ka alex mendekat ke arahku dengan seringaian mengerikan, “kenapa kau tidak menatap mata kaka alenta, kalau berbicara harus sopan dan melihat lawan bicaranya, bukan seperti ini,”

aku tidak peduli adikku sudah
melihat siapa aku sebenarnya, saat ini diriku seolah buta akan amarah yang menguasai diriku. “JAWAB ALENTAAA!!.. lihat lawan bicaramu , kau takut huh?,” ka alex terus saja membuatku terpojok aku takut, aku tidak berani menatap matanya.

“a-a-mpun ka, aku minta maaf, aku ga akan mengulanginya lagi, hiks hiks..”.

Plaakkkk

Satu tamparan mendarat di pipku, ya kakaku menamparku hari ini bukan hanya menampar dia juga menyatikitiku.

“CUKUP!!, itu hukuman ringan untuk orang yang melanggar aturan alenta dan kaka sangat tidak suka kamu seperti ini jangan mengulanginya , jika aku tahu kamu seperti ini lagi kaka tidak segan-segan untuk menyiksamu,” aku hanya mengangguk sebagai jawaban untuk kakaku dan aku menahan rasa sakit dan perih, ini bukan tamparan layaknya kekuatan manusia melainkan kekuatan iblis karena sangat sakit dan sakitnya pun berbeda. Mungkin pipiku membiru saat ini.

“cih, tidak berguna, diam di sini dan tidak boleh keluar sebelum kaka selesai bekerja, mengerti!” dengan kesal aku menghempasnya ke Kasur dan meninggalkannya sendiri dalam mansionku .

Braakkk

Suara keras saat kakaku meninggalkanku sendiri dan menutup pintu dengan kasar tak lupa kaka juga mengunci aku sendiri di dalam mansionnya.

“hiks hiks hiks… kenapa kaka seperti ini, aku gak kuat ka, aku cape sikap kaka seperti ini,” lirihnya dalam tangisan, aku menahan rasa sakit di pipiku akibat tamparan keras yang mendarat di wajahku. Sampai akhirnya aku memejamkan mata untuk mengontrol rasa saki, tanpa sadar aku pun terlelap.

Gimanaa readerskuu tercintaaa aku sudah memenuhi janjiku nih untuk update double part hehe..
Aku akan lanjuut lagi ceritanyaa nanti yah, dan tunggu yaa readersku. Aku akan usahain untuk update lebih cepet nih dari sebelumnya. See youu readerskuu sayang..

My Possesive Demon Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang